Senin, 15 September 2014

Sejarah Nabi - 8 - Kisah Ashabul Ukhdud

Kisah Ashabul Ukhdud
Suatu masa dari Nejran, ada seorang lelaki beragama Nasrani bernama Abdullah bin Tsabit. Dia pergi merantau sehingga sampailah ia di Yaman yang saat itu Yaman beragama Yahudi.
Maka, untuk menyelamatkan agamanya, tidak berbaur, dia memutuskan tinggal di luar kota Yaman, tapi masih wilayah Yaman.
Kala itu Yaman diperintah oleh Tubba’ yang sangat senang dengan ilmu sihir, tenung, teluh dan semacamnya. Maka Tubba’ memilih pemuda-pemuda yang kuat dan cerdas untuk dikirim belajar sihir dari tukang sihir yang tinggal di gunung.
Ada satu kader pemuda yang paling cerdas, paling pintar dan dibanggakan untuk menjadi penyihir ulung. Setiap hari, pemuda ini pergi ke gunung untuk belajar. Jalur perjalanan ini ternyata melewati rumahnya Abdullah bin Tsabit.
Maka dalam suatu perjalanan, pemuda ini bertemu dengan Abdullah bin Tsabit. Bertanyalah Abdullah bin Tsabit kepada pemuda itu,
“Kamu ini siapa?”
“Saya ini kader Tubba’ Yaman”
“Untuk belajar apa?”
“Belajar ilmu”
“Di mana?”
“Di gunung itu”
“Ooo ya sudah, lain kali kamu mampir deh ke tempat saya, kita ngobrol-ngobrol,” kata Abdullah bin Tsabit.
Awalnya, pemuda itu hanya mampir di rumah Abdullah bin Tsabit, setelah minum, lalu berangkat naik ke gunung. Besoknya juga. Besoknya lagi, mulai ngobrol-ngobrol sebelum naik. Besoknya lagi dan lagi, akhirnya lama-lama belajar agama Nasrani kepada Abdullah bin Tsabit, dan pemuda ini tidak pernah datang lagi ke gunung. Akhirnya dia pindah agama jadi agama Nasrani.
Nah, gurunya yang di gunung mencari dan menanyakan kepada Tubba’ Yaman, kenapa sudah lama muridnya tersebut tidak pernah datang.
Tubba’ Yaman heran karena selama ini pemuda itu selalu tampak berangkat belajar dari rumah, bolos ke mana dia? Maka dipanggillah pemuda tersebut dan ditanya,
“Selama ini kamu ngapain, pergi ke mana? Sudah dibiayai, sudah dikasih gaji perbulan untuk belajar, pergi ke mana kamu?”
Subhanallah, pemuda ini menajwab, “Maaf, saya tidak mau belajar agama Yahudi. Saya tidak mau karena sekarang saya sudah beragama Nasrani.”
“Tidak mau pindah ke dalam agama Yahudi lagi?” tanya Tubba’
“Tidak” Maka dibunuhlah pemuda ini.
Lalu dicari siapa gurunya yang membuat dia berpindah ke agama Nasrani, dan diketahuilah bahwa itu adalah Abdullah bin Tsabit.
Maka Abdullah bin Tsabit dipanggil dan kemudian ditanya,
“Kenapa kamu begini?”
“Saya agama Nasrani, saya mengajak Anda untuk beragama Nasrani,” dan seterusnya, jawab Abdullah bin Tsabit.
“Kalau kamu tidak mau pindah ke agama Yahudi, aku akan bunuh,” ancam Tubba’.
Caranya? Lempar ke laut.
Maka dengan disaksikan oleh banyak orang, Abdullah bin Tsabit dibawa ke laut oleh pasukan Tubba’ dalam perahu. Tiba-tiba saat perahu di tengah laut, ada ombak yang begitu besar, perahu terbalik, semua pasukan tewas tenggelam. Yang selamat cuma satu, yaitu Abdullah bin Tsabit.
Di hadapan Tubba’, Abdullah bin Tsabit berkata, “Katanya kau mau membunuh aku, ini aku masih hidup.”
Kalau begitu, lemparkan Abdullah bin Tsabit dari bukit, perintah Tubba’.
Semua pasukan membawa Abdullah bin Tsabit ke bukit, kembali dengan disaksikan oleh banyak orang. Tiba-tiba saat mau dilemparkan, bergetar bukit itu. Mati semua yang ada di  bukit itu. Dan yang selamat cuma satu, yaitu Abdullah bin Tsabit.
Abdullah bin Tsabit kembali menghadap ke Tubba’, “Wahai Tubba’, aku masih hidup, malah prajuritmu yang mati sekian ratus.”
Akhirnya Tubba’ kehabisan akal bagaimana cara membunuh Abdullah bin Tsabit.
Maka Abdullah bin Tsabit berkata, “Wahai Tubba’, kalau kau mau membunuh aku, gampang caranya, mudah sekali. Caranya, ikat aku di atas tiang yang tinggi di tengah lapangan. Dan orang-orang Yaman harus hadir melihat pembunuhanku. Lalu setelah itu, kau bunuh aku dengan tanganmu sendiri yaitu menggunakan panah.”
“Namun, ada syaratnya, ketika kau mau melepaskan busur, kau harus mengatakan, “Bismillaahi.. atas nama Allah, Tuhannya orang ini.”
Jadi artinya, dengan atas ijin Tuhannya orang ini.
Maka, dikumpulkanlah semua orang-orang Yaman. Sesudah Abdullah bin Tsabit diikat, Tubba’ mengangkat busurnya dan dia berteriak,
“Bismillaahi.. atas nama Tuhan orang ini, aku akan membunuhnya.”
Tek! Plek! Matilah Abdullah bin Tsabit.
Tapi efeknya luar biasa!!!
Yang menyaksikan pada saat itu sekitar 20 ribu orang yang hadir, mereka jadi berpikir,
“Kemarin dilempar dari bukit, tidak bisa mati, kemarinnya lagi dilempar ke laut, tidak bisa mati juga.  Tapi ketika minta ijin sama Tuhannya orang ini, jadi bisa terbunuh. Betapa hebatnya Tuhannya orang ini”
Hayuk semua masuk agamanya orang ini, agama Nasrani.
Maka, 20 ribu orang Yahudi Yaman pindah ke agama Nasrani.
Subhanallah..
=
Jadi begini, biar kita semua mengerti
Waktu pertemuan Yahudi dengan Majusi, Allah tolong Yahudi
Kenapa? Karena pada waktu itu tidak ada agama yang paling benar di situ waktu itu kecuali Yahudi
Maka Allah tolong agama Yahudi
Sekarang, mana yang lebih terakhir, agama Yahudi atau Nasrani?
Maka ketika Yahudi berhadapan dengan Nasrani, Allah tolong Nasrani
Tapi nanti Nasrani berhadapan dengan Islam, Allah tolong Islam
Jadi begitulah, supaya kita semua mengerti, begitu peraturannya
=
Kita lanjutkan kisahnya..
Maka, ketika 20 ribu orang Yahudi Yaman pindah ke agama Nasrani, marahlah Tubba’. Saking marahnya, dia mengancam, “Siapa yang beragama Nasrani, akan saya bunuh semuanya! Semua harus kembali ke Yahudi!”
Tapi yang 20 ribu itu tidak ada yang mau pindah. Maka Tubba’ menyediakan lubang yang besar, dengan diisi api yang begitu banyak, lalu Tubba’ memerintahkan,
“Siapa yang beragama Nasrani, dan tidak mau kembali ke Yahudi, loncat masuk ke lubang ini!”
Maka saat itu 20 ribu manusia loncat satu per satu ke lubang, Ukhdud nama lubang itu.
Kisah ini diceritakan di dalam Al Qur’an Surat Al Buruj
“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS Al Buruj 85: 4-8)
Demikianlah kisah Tubba’ yang kejam, yang telah membunuh 20 ribu orang dengan cara membuat api di dalam lubang Ukhdud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar