Jumat, 12 Mei 2017

"Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah"
Apa isi perjanjian tersebut, mari simak penjelasan berikut.
Doa Ibn Mas'ud yang Menggetarkan
Saat menyiapkan materi pengajian tafsir QS Maryam ayat 78-87 untuk majelis khataman Al-Qur'an di Melbourne, saya menemukan doa dari sahabat Nabi yang terkenal alim dan cerdas, yaitu Abdullah bin Mas'ud.
Ketika menjelaskan ayat 87: "Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah", Tafsir Ibn Katsir mengutip riwayat di bawah ini:

‎وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ خَالِدٍ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ الْوَاسِطِيُّ، عَنِ الْمَسْعُودِيِّ، عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِي فاخِتَةَ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: قَرَأَ عَبْدُ اللهِ -يَعْنِي ابْنَ مَسْعُودٍ-هَذِهِ الْآيَةَ: {إِلا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا} ثُمَّ قَالَ: اتَّخِذُوا عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا، فَإِنَّ اللهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: "مَنْ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ فَلْيَقُمْ" قَالُوا: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، فَعلمنا. قَالَ: قُولُوا:

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Usman bin Khalid Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti, dari Al-Mas'udi, dari Aun bin Abdullah, dari Abi Fakhitah, dari Al-Aswad bin Yazid yang mengatakan bahwa Abdullah bin Mas'ud membaca ayat ini: kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 87)
Kemudian Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa mereka yang telah mengambil janji di sisi Tuhannya, maka kelak di hari kiamat Allah Swt. akan memanggil mereka, "Barangsiapa yang telah mengambil janji di sisi Allah, hendaklah ia berdiri."
Mereka (para tabi'in) berkata, "Wahai Aba Abdir Rahman (julukan panggilan Ibnu Mas'ud), kalau begitu ajarkanlah doanya kepada kami." Ibnu Mas'ud menjawab, "Kalau demikian, ucapkanlah oleh kalian doa berikut:

اللَّهُمَّ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَإِنِّي أَعْهَدُ إِلَيْكَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا أَنَّكَ إِنْ تَكِلْنِي إِلَى عَمَلٍ تُقَرِّبُنِي مِنَ الشَّرِّ وَتُبَاعِدُنِى مِنَ الْخَيْرِ، وَإِنِّي لَا أَثِقُ إِلَّا بِرَحْمَتِكَ، فَاجْعَلْ لِي عِنْدَكَ عَهْدًا تُؤَدِّيهِ إِلَيَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ.

"Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui semua yang gaib dan yang lahir, sesungguhnya saya berjanji kepada Engkau dalam kehidupan dunia ini, bahwa jikalau Engkau membiarkan diriku kepada amal perbuatan yang mendekatkan diriku kepada keburukan dan menjauhkan diriku dari kebaikan, sedangkan aku tidak percaya kepada siapa pun kecuali hanya kepada rahmat-Mu, maka jadikanlah bagiku di sisi Engkau suatu perjanjian yang Engkau akan tunaikan kepadaku kelak di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi janji'."
Dikisahkan sahabat Nabi Ibnu Mas'ud selalu mengiringi doanya ini yang diucapkan dengan penuh rasa takut, memohon perlindungan dan memohon ampunan dengan penuh harap dan cemas kepada Allah SWT. Ibn Syaibah dalam al-Mushannaf mengatakan sanad riwayat di atas shahih.
Apa maksud Ibn Mas'ud dalam doanya di atas?
Mereka yang terikat perjanjian dengan Allah akan diberi syafaat kelak di hari akhir. Para ulama tafsir mengatakan perjanjian yang dimaksud ini adalah ungkapan syahadat. Para ulama sufi menafsirkan perjanjian dalam kalimat syahadat itu adalah perjanjian umum, di luar itu juga ada perjanjian semacam ikatan khusus antara hamba dengan Allah SWT --disesuaikan dengan tugas dan amanah yang diterima masing-masing hambaNya.
Dalam konteks ini Ibnu Mas'ud berbaik hati mengajarkan kita perjanjian antara dia dengan Allah SWT: jikalau ternyata hidupnya lebih banyak bergelimang keburukan dan jauh dari kebaikan, Ibn Mas'ud berjanji untuk tetap kukuh percaya kepada kasih sayang Allah. Inilah ikatan kontrak seorang Ibn Mas'ud. Dia berjanji akan memegang teguh hal ini dan memohon agar kelak dimasukkan ke dalam golongan mereka yang berdiri di saat Allah memanggil mereka yang memiliki perjanjian dengan Allah. Ibn Mas'ud juga tersirat dalam doanya memohon syafaat sesuai perjanjian ini.
Kita mungkin bukan orang-orang khusus yang memiliki perjanjian dengan Allah SWT. Yang kita miliki adalah perjanjian umum saat Allah dulu bertanya "Alastu birabbikum? Bukankah Aku ini Tuhan kalian?" (QS al-A'raf:172). Namun tidak salah kita turut mengucapkan do'a di atas yang telah diajarkan Ibn Mas'ud karena ada kata kunci di sana: kita tidak mengandalkan amal ibadah kita, yang tidak seberapa dan belum tentu pula diterima Allah. Yang kita harapkan adalah rahmat Allah. Maka sejatinya doa Ibn Mas'ud adalah harapan kita semua: kita berharap kasih sayang Allah meliputi kita semua baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Sudah kusampaikan, Ya Arhamar Rahimin....

Jumat, 05 Mei 2017

Keutmaan bulan Nisfu Sya'ban

KEUTAMAAN DIBULAN NISFU SYA’BAN

ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ , ﻭ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺑﻦ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺍﻟﺴﻮﺱ ﻭ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ , ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﻦ ﻳﻌﻘﻮﺏ , ﻗﺎﻝ : ﺣﺪّﺛﻨﺎ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺼﻤﺪ ﺍﻟﺪﻣﺴﻘﻲ , ﻗﺎﻝ : ﺣﺪّﺛﻨﺎ ﻫﺸﺎﻡ ﺑﻦ ﺧﺎﻟﺪ , ﻗﺎﻝ : ﺣﺪّﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺧﻠﻴﺪ – ﻭﻫﻮ ﻋﺘﺒﺔ ﺑﻦ ﺣﻤّﺎﺩ - ﻋﻦ ﺍﻷﻭﺯﻋﻲ , ﻭ ﺍﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ – ﻭﻫﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﺑﻦ ﺛﻮﺑﺎﻥ – ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﻣﻜﺤﻮﻝ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﻳﺨﺎﻣﺮ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻦ ﺟﺒﻞ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏( ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺇﻟﻰ ﺧﻠﻘﻪ ﻓﻰ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ , ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﺠﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﺇﻻ ﻟﻤﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ ).

– wafat thn 458 H. )
‘’ Telah mengabarkan kepada kami abu abdillah al-hafidh, dan abu abdillah ishaq bin Muhammad bin yusuf as-sus dan abu bakar Muhammad bin al-hasan, mereka berkata : telah mengabarkan kepada kami abu al-‘abbas Muhammad bin ya’qub, berkata : telah menceritakan kepada kami yazid bin uhammad bin abdishomad al-dimasqy, berkata : telah menceritakan kepada kami hisyam bin kholid, berkata: telah menceritakan kepada kami abu khulaid ( ngutbah bin hammad ) – dari al-auza’I, dan ibni tsabit ( abdrurrahman bin tsabit bin tsauban ) – dari bapak-nya, dari makhul, dari malik bin yakhamir, dari mu’adz bin jabal, dari nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wasallam, bersabda: ( sesungguhnya pada malam nisfu sya’ban ( pertengahan bulan sya’ban ) allah akan melihat makhluknya, lalu allah akan mengampuni kesalahan seluruh makhluknya, kecuali orang yg musyrik atau orang yg bertengkar )’’( fadhail al-awqat – imam abi bakar ahmad bin Husain al-baihaqi

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺨﻼﻝ , ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ , ﺃﻧﺒﺄﻧﺎ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﺒﺮﺓ ﻋﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻃﺎﻟﺐ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ , ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ : ‏( ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻘﻮﻣﻮ ﻟﻴﻠﺘﻬﺎ , ﻭ ﺻﻮﻣﻮﺍ ﻧﻬﺎﺭﻫﺎ , ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﺰﻝ ﻓﻴﻬﺎ ﻟﻐﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ , ﻓﻴﻘﻮﻝ : ﺃﻻ ﻣﻦ ﻣﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻰ ﻓﺄﻏﻔﺮ ﻟﻪ , ﺃﻻ ﻣﺴﺘﺮﺯﻕ ﻓﺄﺭﺯﻗﻪ , ﺃﻻ ﻣﺒﺘﻠﻰ ﻓﺄﻋﺎﻓﻴﻪ , ﺃﻻ ﻛﺬﺍﻭ ﺃﻻ ﻛﺬﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻔﺠﺮ )

ngga terbitnya fajar )
Telah menceritakan kepada kami al-hasan bin ali al-khalal, telah menceritakan kepada kami abdurazzaq, telah memberitakan kepada kami ibnu abi sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad dari muawiyah bin abdillah bin ja’far dari bapak-nya dari sayyidina ali bin abi thalib ra., berkata : rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ( apabila malam nisfu sya’ban ( pertengahan bulan sya’ban ) telah tiba, maka shalatlah di malah harinya, dan berpuasalah di siang hari, sesungguhnya allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian allah berfirman : "Adakah orang yg meminta ampunan kepada-ku, maka aku mengampuninya ? adakah orang yg minta rezeki, maka aku akan memberinya rezeki ? adakah orang yg mendapat cobaan, maka aku akan menyembuhkannya? Adakah begini….dan adakah begini….hiingga terbit fajar".

ﺣﺪﺛﻨﺎﻋﺒﺪﺓ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺨﺰﺍﻋﻲ ﻭ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻗﺎﻻ : ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻫﺎﺭﻭﻥ , ﺃﻧﺒﺄﻧﺎ ﺣﺠﺎﺝ ﻋﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻛﺜﻴﺮ ﻋﻦ ﻋﺮﻭﺓ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻗﺎﻟﺖ : ﻓﻘﺪﺕ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺫﺍﺕ ﻟﻴﻠﺔ , ﻓﺨﺮﺟﺖ ﺃﻃﻠﺒﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﺑﺎﻟﺒﻘﻴﻊ ﺭﺍﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ , ﻓﻘﺎﻝ : ‏( ﻳﺎﻋﺎﺋﺸﺔ , ﺃﻛﻨﺖ ﺗﺨﺎﻓﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﻴﻒ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ؟ ‏) , ﻗﺎﻟﺖ : ﻗﺪ ﻗﻠﺖ : ﻭ ﻣﺎ ﺑﻲ ﺫﻟﻚ ؟ ﻭ ﻟﻜﻨّﻰ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻧّﻚ ﺃﺗﻴﺖ ﺑﻌﺾ ﻧﺴﺎﺋﻚ , ﻓﻘﺎﻝ : ‏( ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻨﺰﻝ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ , ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻷﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻋﺪﺩ ﺷﻌﺮ ﻏﻨﻢ ﻛﻠﺐ )

t 275 H. )
Telah menceritakan kepada kami abdah bin abdillah al-khuza’I dan Muhammad bin abdil malik abu bakar, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami yazid bin harun, telaha memberitakan kepada kami hajjaj dari yahya bin abi katsir , dari urwah, dari aisyah RA., dia berkata ; ( suatu malam aku kehilangan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, maka aku pun keluar dan mencarinya, ternyata beliau berada di baqi’ menengadahkan kepalanya ke langit , beliau lalu bersabda ; wahai aisyah, apakah engkau takut allah dan rasulu-nya mengurangi ( hakmu ) atasmu?’’ ia menjawab : aku telah mengatakan tidak , hanya saja aku khawatir engkau mendatangi seorang dari istrimu. Maka beliau pun bersabda : sesungguhnya pada malam nisfu sya’ban allah akan turun ke langit bumi, lalu allah mengampuni orang-orang yg lebih bayak dari jumlah bulu kambing ).( RH. Ibnu majah-wafat 270).
Dari Ali radliyallahu ‘anhu secara marfu’, berkata:

ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻓَﻘُﻮﻣُﻮﺍ ﻟَﻴْﻠَﻬَﺎ ﻭَﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻧَﻬَﺎﺭَﻫَﺎ

“Apabila tiba malam nishfu Sya’ban maka berdirilah shalat pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. ” (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya no. 1388,
Dari Aisyah radliyallahu ‘anha berkata:

ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺷَﻬْﺮًﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻛُﻠَّﻪُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. ” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)


Semoga Barokah dan Manfaat.