Minggu, 19 April 2015

Dakwah kepada para qobilah

MENAWARKAN KEPADA QABILAH-QABILAH DI MUSIM HAJI
Setelah memasuki era dakwah jahriyah Rasulullah saw memanfaatkan musim haji untuk berdakwah di Makkah. Rasulullah mendatangi mereka di pemondokan-pemondokannya di mina dan tempat pemberhentian lainnya. Menanyakan satu persatu qabilah, menanyakan tempat tinggalnya dan mendatangi pasar-pasar mereka yang berbeda-beda: ‘Ukazh, Majinnah, dan Dzil Majaz, meminta mereka untuk memberikan keamanan dan melindunginya agar dapat menyampaikan risalah Allah.

Rasulullah katakan:

يا بني فلان : إني رسول الله إليكم ، يأمركم أن تعبدوا الله ، ولا تشركوا به شيئاً ، وأن تخلعوا ما تعبدون من دونه من هذه الأنداد ، وأن تؤمنوا بي وتصدقوني وتمنعوني حتى أبين عن الله عز وجل ما بعثني به


Wahai bani fulan, sesungguhnya aku adalah rasul/utusan Allah untuk kalian semua, menyuruh kalian menyembah Allah, tidak mensekutukan dengan apapun, menanggalkan apa segala sekutu yang pernah kalian sembah selain-Nya, hendaklah kalian beriman denganku, membenarkanku, melindungiku, sehingga aku jelaskan apa yang telah Allah sampaikan kepadaku.

Abu Lahab –pamannya- mengikutinya dari belakang, berselendang kain Adaniyah. Ketika Rasulullah selesai berbicara, menyampaikan dakwahnya, Abu Lahab berkata:

يا بني فلان ، إن هذا إنما يدعوكم إلى أن تسلخوا اللات والعُزى من أعناقكم ، وحلفاءكم من بني مالك ، فلا تطيعوه ، ولا تسمعوا منه ( ) .

Wahai Bani Fulan, sesungguhnya orang ini mengajak kalian untuk melepaskan Laata dan Uzza dari leher kalian, dan para pemimpin kalian dari Bani Malik, maka jangan kalian ikuti dia, dan jangan dengarkan ucapannya.

Rasulullah saw mendatangi Bani Amir bin Sha’sha’ah, mengajaknya beriman kepada Allah swt. Rasulullah perkenalkan dirinya, ada salah seorang dari mereka yang bernama BUHAIRAH bin FARAS berkata:

أرأيت إن نحن بايعناك على أمرك ثم أظهرك الله على من خالفك أيكون لنا الأمر من بعدك ؟


Apakah jika kami berbaiat kepadamu, membantu dakwahmu, kemudian Allah menangkan kamu atas para penentangmu, apakah kami akan mendapatkan posisi ini setelah kamu?

Rasulullah menjawab:

الأمر إلى الله يضعه حيث يشاء .


Urusan ini dikembalikan kepada Allah, yang memberikan kepada siapa saja yang dikehendaki

Lalu orang itu berkata:

أفنهدف نحورنا للعرب دونك ، فإذا أظهرك الله كان الأمر لغيرنا ؟لا حاجة لنا بأمرك !


Bagaimana mungkin kami pertaruhkan leher kami kepada bangsa Arab untuk membelamu, kemudian setelah Allah berikan kemenangan kepadamu, lalu diserahkan kepada selain kami. Maka kami tidak tertarik dengan tawaranmu.

Mereka menolak Nabi.

Demikianlah orang naf’iy (pragmatis) tidak akan mau mengulurkan bantuannya kecuali jika ada keuntungan yang kembali kepadanya, dan ghanimah yang dapat diperoleh dari infestasinya. Kepadanya kita sampaikan saja,

ليس عندنا من جزاء إلا ثواب الله إن أخلصت ، والجنة إن علم الله فيك خيراً ـ فإن الأرض لله يورثها من يشاء من عباده والعاقبة للمتقين


Sayang sekali, kami tidak memiliki balasan kecuali balasan dari Allah jika ikhlas, dan surga jika Allah membuktikan kebaikanmu. Karena sesungguhnya bumi ini milik Allah, yang akan mewariskan kepada siapapun yang dikehendaki, dan akhir yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa.

Tidak diragukan lagi, bahwa hal ini menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad saw, kalau ia mengharapkan dunia, maka pasti menyetujui perminataannya.

Ketika Bani Amir kembali (ke kampung halamannya) bertemu dengan seorang syeikh (lanjut usia) yang tidak dapat ikut di musim haji itu, syeikh itu bertanya tentang pengalaman musim hajinya. Mereka bercerita: Bahwa kami kedatangan seorang anak muda, yang mengaku sebagai nabi, mengajak kami untuk membela dan berbaris bersamanya, membawanya ke negeri kami.

Syeikh itu memukulkan tangannya di kepalanya, kemudian bersumpah bahwa yang kamu katakan itu adalah keturunan Ismail, dan sesungguhnya ia benar, bagaimana pikiran kalian ketika itu.

Inilah buktilain yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad saw dalam dakwahnya.

Syeikh itu memotifasi kaumnya untuk beriman dengan Rasulullah saw, bahkan menyalahkan mereka karena tidak segera membelanya.

Rasulullah juga mendatangi Bani Hanifah di pemondokannya, mengajaknya kepada Allah, Nabi perkenalkan dirinya. Qabilah ini menjadi qabilah yang paling buruk tanggapannya pada Nabi. Sikap demikian bukanlah sikap yang aneh bagi mereka, sebab dari mereka terdapat Musailamah Al Kadzdzab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar