Jumat, 07 April 2017

Ayat-ayat yang turun di perang Uhud

SURAH 3 ALI 'IMRAN AYAT 121 - 130
 
Surah Ali ‘Imran Ayat 122-132 [Seri Tadabbur Al-Qur’an]

Publikasi: Jum'at, 15 Rabiul Awwal 1435 H / 17 Januari 2014 07:37 WIB

Ayat dan Terjemah :

Ali Imron ayat 121

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 
Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu'min pada beberapa tempat untuk berperang.

إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿آل عمران:١٢٢﴾


“ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿آل عمران:١٢٣﴾


“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.”

إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ ﴿آل عمران:١٢٤﴾


“(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”.”

بَلَىٰ إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ ﴿آل عمران:١٢٥﴾


“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”

وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ﴿آل عمران:١٢٦﴾


“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ ﴿آل عمران:١٢٧﴾


“(Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.”

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ ﴿آل عمران:١٢٨﴾


“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.”

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿آل عمران:١٢٩﴾


“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿آل عمران:١٣۰﴾


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ ﴿آل عمران:١٣١﴾


“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.”

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿آل عمران:١٣٢﴾


“Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. “

Tadabbur Al-Qur’an :

alquranAyat 122-132 menjelaskan bahwa konsekuensi logis keimanan pada Allah itu di antaranya kesiapan menghadapi musuh-musuh Allah saat mereka memerangi atau melakukan berbagai kejahatan terhadap kaum mukmin. Hal seperti itu merupakan ujian bagi keimanan. Pertolongan Allah itu pasti asal kaum mukminin bersabar dan bertakwa pada Allah, seperti yang terjadi pada Perang Badar dan sebagainya, kendati jumlah kaum mukmin sedikit.

Percaturan antara yang hak dengan yang batil adalah sebuah sunnatullah sampai akhir zaman. Kaum mukmin tidak perlu takut dan ragu. Allah memiliki cara untuk memenangkan mereka, karena Dialah pemilik langit dan bumi.

Sebab itu, kaum mukmin diminta taat mutlak kepada Allah, termasuk meninggalkan sistem riba dalam semua transaksi ekonomi dan bisnis. Riba tidak akan pernah menyatu dengan iman dan takwa, seperti yang dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 286 dan 287. Sedangkan takwa kepada Allah syarat utama meraih kemenangan.

Kamu mukmin harus menjauhkan diri dari keyakinan, perkataan dan perbuatan yang menyebabkan masuk neraka, karena neraka itu disediakan untuk orang-orang kafir pada Allah dan para rasul-Nya. Taat pada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak, agar meraih kasih sayang Allah.

Wallahu Ta’ala A’lam
 


TAFSIR

121.

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ * إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Dan (ingatlah wahai Muhammad), ketika engkau keluar pada pagi hari dari rumah ahlimu (di Madinah), dengan tujuan menempatkan orang-orang yang beriman pada tempat masing-masing untuk berperang (di medan perang Uhud). Dan (ingatlah), Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.

 
TERJEMAHAN

121. Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu'min pada beberapa tempat untuk berperang [222]. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,


[222] Peristiwa ini terjadi pada perang Uhud yang menurut ahli sejarah terjadi pada tahun ke 3 H.


Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim dan Abu Ya'la mengetengahkan dari Miswar bin Makhramah, katanya, "Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf, 'Ceritakanlah kepada saya kisah tuan-tuan di waktu perang Uhud.' Ia menjawab, 'Bacalah setelah ayat ke 120 dari surat Ali Imran, maka di sana akan kamu dapati kisah kami,' yaitu 'Dan ingatlah ketika kamu berangkat pada pagi hari dari keluargamu buat menempatkan kaum mukminin pada beberapa tempat untuk berperang...' sampai dengan firman-Nya, '...ingatlah ketika dua golongan daripadamu bermaksud hendak mundur karena takut.' (Q.S. Ali Imran 121-122).

TAFSIR

122.

(Ingatlah) ketika dua puak dari kamu (pada hari peperangan Uhud itu) terasa lemah semangat (untuk meneruskan perjuangan) kerana takut, padahal Allah Penolong dan Pelindung mereka; dan (jika sudah demikian) kepada Allah sahajalah hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal.

TERJEMAHAN

122. ketika dua golongan dari padamu [223] ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal.


[223] Yakni: Banu Salamah dari suku Khazraj dan Banu Haritsah dari suku Aus, keduanya dari barisan kaum muslimin.


Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim dan Abu Ya'la mengetengahkan dari Miswar bin Makhramah, katanya, "Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf, 'Ceritakanlah kepada saya kisah tuan-tuan di waktu perang Uhud.' Ia menjawab, 'Bacalah setelah ayat ke 120 dari surat Ali Imran, maka di sana akan kamu dapati kisah kami,' yaitu 'Dan ingatlah ketika kamu berangkat pada pagi hari dari keluargamu buat menempatkan kaum mukminin pada beberapa tempat untuk berperang...' sampai dengan firman-Nya, '...ingatlah ketika dua golongan daripadamu bermaksud hendak mundur karena takut.' (Q.S. Ali Imran 121-122). Bukhari dan Muslim mengetengahkan dari Jabir bin Abdullah, katanya, "Terhadap kamilah diturunkan ayat, 'Ketika dua golongan di antara kamu hendak mundur karena takut.' (Q.S. Ali Imran 122) yakni golongan Bani Salamah dan Bani Haritsah."

TAFSIR

123.

Dan sesungguhnya Allah telah menolong kamu mencapai kemenangan dalam peperangan Badar, sedang kamu berkeadaan lemah (kerana kamu sedikit bilangannya dan kekurangan alat perang). Oleh itu bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu bersyukur (akan kemenangan itu).

TERJEMAHAN

123. Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar [224], padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah [225]. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.

[224] Lihat not 185.


[225] Keadaan kaum muslimin lemah karena jumlah mereka sedikit dan perlengkapan mereka kurang mencukupi.

TAFSIR

124.

(Ingatlah wahai Muhammad) ketika engkau berkata kepada orang-orang yang beriman (untuk menguatkan semangat mereka): “Tidakkah cukup bagi kamu, bahawa Allah membantu kamu dengan tiga ribu tentera dari malaikat yang diturunkan?,”

TERJEMAHAN

124. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mu'min: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?"

Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Sya'bi juga oleh Ibnu Abu Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf, "Kaum muslimin mendapat berita di hari perang Badar bahwa Karaz bin Jabir Al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik hingga kaum muslimin menjadi susah karenanya, maka Allah swt. menurunkan ayat, 'Tidakkah cukup bagi kamu jika Tuhanmu menolong...' sampai dengan firman-Nya, '...yang bertanda.' (Q.S. Ali Imran 124-125). Lalu kekalahan orang-orang musyrik itu sampai ke telinga Karaz, hingga ia tidak jadi membantu kaum musyrik demikian pula kaum muslimin tidak pula jadi dibantu dengan lima ribu orang malaikat."


TAFSIR

125.

Bahkan (mencukupi. Dalam pada itu) jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan serta-merta, nescaya Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang bertanda masing-masing.

TERJEMAHAN

125. Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.

Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Sya'bi juga oleh Ibnu Abu Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf, "Kaum muslimin mendapat berita di hari perang Badar bahwa Karaz bin Jabir Al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik hingga kaum muslimin menjadi susah karenanya, maka Allah swt. menurunkan ayat, 'Tidakkah cukup bagi kamu jika Tuhanmu menolong...' sampai dengan firman-Nya, '...yang bertanda.' (Q.S. Ali Imran 124-125). Lalu kekalahan orang-orang musyrik itu sampai ke telinga Karaz, hingga ia tidak jadi membantu kaum musyrik demikian pula kaum muslimin tidak pula jadi dibantu dengan lima ribu orang malaikat."

TAFSIR

126.

Dan Allah tidak menjadikan bantuan tentera malaikat itu melainkan kerana memberi khabar gembira kepada kamu, dan supaya kamu tenteram dengan bantuan itu. Dan (ingatlah bahawa) pertolongan yang membawa kemenangan itu hanya dari Allah Yang Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana.

TERJEMAHAN

126. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

TAFSIR

127.

(Kemenangan Badar itu) kerana Allah hendak membinasakan satu golongan dari orang-orang kafir atau menghina mereka (dengan kekalahan), supaya mereka kembali dengan hampa kecewa.

TERJEMAHAN

127. (Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir [226], atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.

[226] Yakni dengan terbunuhnya tujuh puluh pemimpin mereka dan tertawannya tujuh puluh orang lainnya.


TAFSIR

128.

Engkau tidak berhak sedikitpun (wahai Muhammad) dalam urusan (orang-orang yang ingkar) itu, (kerana urusan mereka tertentu bagi Allah), sama ada dia menerima taubat mereka ataupun Ia menyeksa mereka; kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.

TERJEMAHAN

128. Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu [227] atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.


[227] Menurut riwayat Bukhari mengenai turunnya ayat ini, karena Nabi Muhammad SAW berdo'a kepada Allah agar menyelamatkan sebagian pemuka-pemuka musyrikin dan membinasakan sebagian lainnya.

Asbabun Nuzul : Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Anas, "Salah satu gigi Nabi saw. rontok di waktu perang Uhud dan terdapat luka di wajah beliau sehingga darah pun mengalir ke bawah. Maka tanyanya, 'Bagaimana suatu kaum akan berbahagia jika mereka berani melukai Nabi mereka, padahal ia menyeru mereka kepada Tuhan mereka?' Maka Allah swt. pun menurunkan ayat, 'Tak ada urusanmu mengenai hal ini sedikit pun juga...'" (Q.S. Ali Imran 128) Diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhari dari Ibnu Umar, katanya, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Ya Allah! Kutuklah si Anu! Kutuklah Harits bin Hisyam! Ya Allah, kutuklah Suhail bin Amr! Ya Allah kutuklah Shafwan bin Umayyah!' Maka turunlah ayat, 'Tak ada urusanmu mengenai hal itu...' (Q.S. Ali Imran 128) Sehingga semua mereka itu pun diterima tobatnya oleh Allah." Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah yang serupa dengan itu. Kata Hafizh Ibnu Hajar, "Cara menghimpun di antara kedua hadis bahwa Nabi saw. memohon kepada Allah mengenai kedua hal tersebut di dalam salatnya setelah terjadi peristiwa di waktu perang Uhud. Maka turunlah ayat ini mengenai kedua hal tersebut sekaligus, yakni tentang peristiwa yang dialaminya dan tentang doa yang diucapkannya terhadap mereka." Kata Hafizh pula, "Tetapi menghimpun ini sulit dilakukan terhadap peristiwa yang tersebut dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa di waktu salat subuh, 'Ya Allah! Kutuklah suku-suku Ra'al, Dzakwan dan Ushaiyah,' sampai Allah menurunkan, 'Tak ada urusanmu mengenai hal itu sedikit pun juga!'" (Q.S. Ali Imran 128) Dikatakan sulit karena ayat ini turun mengenai peristiwa Uhud, sedangkan kisah Ra'al dan Dzakwan terjadi sesudahnya. Tetapi kemudian tampak oleh saya alasan terjadinya berita demikian itu dan bahwa di sana terdapat jarak. Perkataannya "sampai Allah menurunkan," terputus dari riwayat Zuheri pada orang yang menyampaikannya dalam riwayat Muslim. Penyampaian tidak sah pada riwayat yang saya katakan itu. Katanya lagi, "Mungkin dapat dikatakan bahwa kisah mereka terjadi di belakang itu, lalu turunnya ayat terkebelakang sedikit dari sebab nuzul, kemudian barulah ia turun mengenai semua itu." Hanya mengenai sebab nuzul ini ada lagi riwayat yang dikeluarkan oleh Bukhari dalam Tarikhnya dan oleh Ibnu Ishak dari Salim bin Abdullah bin Umar katanya, "Seorang laki-laki Quraisy datang kepada Nabi saw. lalu katanya, 'Bukanlah kamu melarang orang memaki?' Lalu ia berpaling dan memutar pundaknya kepada Nabi saw. serta membukakan badan bagian bawahnya, maka Rasulullah mengutuk dan mendoakan kecelakaan baginya sehingga Allah pun menurunkan, 'Tak ada urusanmu mengenai hal itu sedikit pun...' (Q.S. Ali Imran 128) Kemudian orang itu masuk Islam dan keislamannya ternyata baik, tetapi hadis ini mursal lagi garib atau aneh."

TAFSIR

129.

Dan bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Ia mengampunkan sesiapa yang dikehendakiNya, dan dia menyeksa sesiapa yang dikehendakiNya. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

TERJEMAHAN

129. Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

TAFSIR

130.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu makan atau mengambil riba dengan berlipat-lipat ganda, dan hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah supaya kamu berjaya.

TERJEMAHAN

130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda [228] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.


[228] Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Lihat selanjutnya not. 174.


Asbabun Nuzul : Firman Allah swt., "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda..." (Surat Ali Imran 130) Diketengahkan oleh Faryabi dari Mujahid, katanya, "Mereka biasa berjual beli hingga waktu tertentu. Jika waktu itu telah sampai, mereka tambah harganya dan perpanjang waktunya, maka turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda.'" (Q.S. Ali Imran 130) Diketengahkan pula dari Atha', katanya, "Suku Tsaqif biasa berutang kepada Bani Nadhir di masa jahiliah, maka jika telah jatuh temponya, mereka katakan, 'Kami beritahu tambahan asal saja kamu perpanjang waktu pembayarannya.' Maka turunlah ayat, 'Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda.'" (Q.S. Ali Imran 130) 


Ali-Imran: 121-122 (PELAJARAN DARI PERANG UHUD)
PELAJARAN DARI PERANG UHUD
(kajian tafsir ali Imran: 121-122)

A. Teks Ayat dan Tarjamahnya

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ * إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu’min pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal..Qs.3:121-122

B. Kaitan dengan Ayat Sebelumnya

1. Ayat sebelumnya mengungkap sifat munafiq yang suka bahagia di kala kaum mu`min mengalami kesulitan. Ayat berikutnya mengungkap salah satu bukti kendala yang dialami muslimin di kala perang Uhud, skibat terpengaruh munafiq. Kaitan kedua ayat tersebut utamanya memberikan bimbingan pada mu`min agar selalu waspada terhadap munafiq.

2. Ayat 120 yang lalu memberikan bimbingan agar mu`min tetap shabar dan waspada terhadap ulah munafiq. Ayat berikutnya mengungkap tentang bagaimana dampak negative dari kurang shabar. Karena ada sebagian kecil mujahid yang kurang shabr, dampaknya sangat luas.

C. Tinjauan Historis

1. Ibn Abi Hatim meriwayatkan:

المِسْوَر بن مَخْرِمة قال قُلْت لِعَبْد الرَّحْمن بن عَوْف أخِْبرْني عَنْ قِصَّتِكُم يَوْمَ أُحُد قَالَ اقْرَأ العِشْرِيْن وَمِائَة مِنْ آلِ عِمْرَان تَجِدها

al-Miswar bin Makhrimah mengatakan: Saya bertanaya kepada Abdurrahaman bin Auf: Tolong ceritakan kepada kami bagaimana kisah perang Uhud! Beliau berkata: Bacalah surat al-Imran ayat 120 dan seterusnya, niscaya anda akan menemukannya.[1]

2. Musyirikin Quraisy yang tidak terbunuh pada perang badar, sangat dendam ingin membals kekalahannya. Mereka mengimpun kekuatan yang sangat besar, baik dana maupun jumlah tentara hingga mencapai tiga ribu prsonil, bahkan menggunakan kaum wanita sebagai tameng. Rencana serangan tersebut tersebar hingga diketahui rasul SAW. Rasul mengadakan musyawarah, apakah bertahan di tempat ataukah ke luar supaya tidak terjadi perang di dalam kota. Abdullah bin Ubay dan pengikutnya menyarankan tetap bertahan hingga mendapat serangan. Sedangkan kaum muda, terutama yang tidak sempat ikut perang badar, menyarankan agar menghadang musuh. Mereka bermohon:

أَخْرِجْ بِنَا يَا رسول الله إلَيْهِم نُقَاتِلْهُمْ بِأُحُد وَنَرْجُو أن نُصِيْبَ مَنَ الفَضِيَلة مَا أصَابَ أهْلُ بَدْر

(Keluarkan kami ya Rasul, agar kami bisa memerangi mereka di medan uhud, mudah-mudahan bisa meraih keutamaan seperti bala tentara badar).[2] 
 
Mereka terus mendesak rasul hingga masuk kamar dan mengenakan baju perang. Setelah kaum muda merasa bersalah, menarik lagi desakannya, tapi rasul bersikap tegas akan terkadnya untuk melawan kaum musyrikin di luar kota Madinah.

Belau bersabda:

إنَّهُ لَيْسَ لِنَبِيٍّ إذَا لَبِسَ لأُمَّتَهُ أَنْ يَضَعَهَا حَتَّى يُقَاِتَل

Seungguhnya pantang bagi Nabi bila telah memakai pakaian perang untuk menanggalkannya hingga perang. Hr. Ahmad, [3]

Pada hari sabtu pagi tanggal 7-Syawal- tiga puluh bulan setelah hijrah, Rasul SAW menuju ke Uhud dan mengatur posisi pasukan kaum muslimin. Di perjalanan menuju Uhud, Abdullah bin Ubay dan beberapa orang pengikutnya ada yang kembali ke rumah masing-masing. Sedangkan yang setia pada Rasul diatur posisinya ada yang di jabal Rumat sebanyak 50 orang dipimpin Abdullah bin Zubair, pasukan pedang dipimpin Abu Dujanah, sedangklan yang lainnya di atur di berbagai posisi hingga berjumlah 700 orang. Rasul berpesan pada pasukan panah:

احْمُوا ظُهُورَنَا فَإنْ رَأيْتُمُونَا نُقْتَل فَلا تَنْصُرُونَا وإنْ رَأيْتُمُوْنَا قَدْ غَنِمْنَا فَلا تُشْرِكُونَا

Tetaplah kalian di posisi masing-masing. Jagalah pasukan kita dari belakang. Jika kalian melihat ada yang terbunuh jangan ikut menolong. Jika kalian melihat kami meraih kemenangan dan dapat rampasan perang jangan ikut-ikutan merebut. Hr. al-Hakim.[4] Pesan inilah yang dilanggar oleh sebagian anggota pasukan pemanah, hingga menimbulkan kerugian kaum muslimin. Pasukan Khalid bin Walid dari musyrikin bisa menerjang dari belakang hingga Hamzah wafat, Rasul terluka.


D. Tafsir Tiap Ayat

1. وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu’min pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,

غدوت: خَرَجْتَ فِي الغَدَاة وهِيَ مَا بَيْنَ طُلُوعِ الفجْر و طُلُوع الشَّمْسِ

Keluar waktu pagi, yaitu antara terbit fajar hingga terbit matahari. Rasul pergi ke Uhud pada hari sabtu mengatur pasukan 12-Syawal 3 H.[5]

تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ: تُنَزِّل المُجَاهِدِيْن الأمَاكن الَّتِي رَأَيْتَهَا صَالِحَةً لِلنُّزُوْل فِيْهَا مِنْ سَاحَة المعْرِكَة

Engkau tempatkan para mujahid di berbagai lokasi yang cocok dijadikan markas pertahanan perang.

مَقَاعِدَ: أَمَاكِن و أنْظمة لِلْقِتَالِ

Markas pertahanan dalam pertempuran

Ingatlah hai Muhammad ketika engkau keluar dari rumah menuju Uhud pada hari sabtu pagi bulan syawal. Engkau menempatkan orang mu’min di markas pertahanan tertentu untuk persiapan perang. Ada yang engkau tempatkan di sbelah kiri, sebelah kanan dan di atas bukit kecil sebagai pasukan panah. Allah SWT mengetahui atas apa yang diperbuat dan mendengar apa yang engkau pesankan. Allah juga tahu apa yang engkau musyawarahkan; ada yang berpandangan secara ikhlash, peserta musyawarah itu, ada pula yang bersikap munafiq, atau yang lain.[6]

Rasul SAW mempersiapkan diri untuk menghadang kaum musyrikin di Uhud, atas desakan para pemuda yang penuh semangat. Sementara yang tua menghendaki tetap berada di rumah, menunggu panen kurma di musim panas usai. Rasul menggunakan strategi dengan mengatur pasukan menjadi beberapa posisi, pasukan panah ditempatkan di bukit kecil sementara bendera dipegang Mush’ab. Posisi lainnya dibagi dua, ada yang dipimpin Zubair bin Awwam ada yang dipimpin al-Mundzi Bin Amr. Sedangkan musyriki dipimpin Khalid bin Walid.[7] Kaum musyrikin ingin membalas dendam kekalahan perang badar, menghimpun kekuatan mencapai 3000 tentara dan mengerahkan wanita dan harta. Sebenarnya pasukan kaum muslimin yang dipersiapkan perang Uhud itu berjumlah 1000 orang, namun tiga ratus tiga belas orang mundur karena pengaruh Abdullah bin Ubay.

2. إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal

هَمَّتْ : هَم : حَدِيْث النَّفْس وَاتِّجَهِهَا إلى الشَّيء

Mengarahkan hati pada sesuatu yang diinginkan.[8]

 
Kata Ibn Jarir 
 

إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا

dua kelompok ini adalah kaum anshar, bani haritsah dan Bani Salimah. Mereka mundur karena pengaruh munafiq, dan lemah imannya merasa takut oleh serangan kaum musyrikin.[9]

تَفْشَلَا: تضْعُفَا وتَعُدَا إِلَى دِيَارِهِمَا تَارِكِيْن الرَّسُول وَمنْ معَه يَخُوضُوْنَ المعْركَة وَحْدهُم

Lemah hingga mundur dan pulang ke rumah meninggalkan Rasul dan mu’minin di medan perang.[10]

وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا

Sebenarnya mereka tidak perlu takut, karena Allah menjadi penolong, melainkan:

وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Ketika menghadapi perang Uhud, ada shabat yang mengusulkan agar minto bantuan pasukan dari yahudi, yang telah mengadakan perjanjian akan saling bantu dengan muslim. Namun Rasul SAW menandaskan:

لا ننتصر أهل الشرك على أهل الشرك

tidak sepatutnya kami minta tolong pada orang musyrik dalam mengalahkan kaum musyrik. Di antara pasukan muslim ada dua pemuda belia yang berusia 15 tahun yaitu Rafi’ bin Khudaij dan Samurah bin Jundab, yang baru dizinkan perang, karena peristiwa badr belum diizinkan. Rasul pada saat itu menawarkan sebilah pendang untuk yang siap duel dengan musuh. Abu Dujanah mengambilnya dan mengelalilingi pasukan dengan menampilkan kegagahannya. Melihat demikian Rasul bersabda

إِنَّهَا يَبْغَضها الله إلا في مثل هذا الموطن

cara berjalan yang seperti inilah yang dimurkai Allah, kalau bukan dalam situasi dan medan seprti ni.[11] Pada tahap awal peperangan berkecamuk, Hamzah bin Abdul-Muthalib, Abu Dujanah, dan Mush’ab bin Umair dapat memporakporandakan tentara musyrik. Namun Mush’ab akhirnya gugur di depan Rasul, maka bendera diambil alih oleh Ali bin Abi Thalib. Di bawah panji beliau kaum muslimin dapat mengusir kaum musyrikin dari posisinya, meninggalkan harta dan wanita yang telah isumpah untuk melindunginya. Dari situasi inilah dia antara anggota pasukan panah terkecoh turun ikut menyerang dan mengambil ghanimah. Abdullah bin Zubair berteriak mengingatkan mereka agar displin atas\perintah rasu dan melarang mereka turun. Namun hanya beliau dan beberapa orang anggota saja. Melihat keadaan demikian maka Khalid bin Walid dari musuh dengan pasukannya baling menyerang dari belakang hingga menggugurkan tentara panah. Tentara muslim akhirnya jadi kacau balau, korban berguguran hingga tujuh puluh orang termasuk Hamzah. Rasul juga terkena lemparan hinga wajahnya mengeluarkan darah, yang dibersihkan Ali. Karena darah Rasul tidak berhenti, fathimah membakar ranting, dan abunya dijadikan pengerih darah Rasul SAW. Saat itu pula tersebar isu bahwa Rasul wafat. Abu Sufyan panglima musyrik menanyakan siapa yang membunuh Rasul,: Umar bin Qumaiah mengaku telah membunuh Rasul. Hindun binti Utbah mengoyak jantung hamzah. Abu Sufyan dengan bangga berteriak bahwa perang uhud iyu merupakan balasan perang Badar. Tentara mereka tewas berjumlah 25 orang.

Kaum musyrikin meninggalkan Uhud dengan pesta di malam ahad. Hari ahad besoknya Rasul mengumukan agar mengejar musuh, tapi sudah pada melarikan diri. Secara fisik kaum muslimin kalah saat itu, tapi secara non fisik menang, karena musyrik lari.


E. Beberapa Ibrah:

1. Ulah munafiq selalu mendatangkan kerugian bagi mu’min.

2. Pendapat mayoritas dalam musyawarah tidak selamanya tepat untuk dilaksanakan

3. Musyawarah harus tetap dilaksanakan, tapi disiplin mesti diutamakan dalam segala hal

4. Dalam musyawarah menghadapi perang Uhud, nampaknya Rasul cenderung bertahan, tapi suara mayoritas menyarankan agar menghadang di luar kota. Walau mereka menyesal, tapi mungkin mencabutnya.

5. Melanggar perintah Rasul mengakibatkan kerugian besar.

6. Sombong untuk gos perang, dibenarkan

7. Shabar dalam peperangan merupakan syarat utama menghindari kekacauan

8. Rasul tidak berkenan meminta bantuan orang yahudi dalam menghadapi musuh

9. Kaum muslimin jangan mudah terpikat oleh tipu daya harta

10. Perselisihan pendapat menghadapi munafiq menimbulkan kelemahan dalam berjuang

11. Rasul tidak menggunakan mu’jizat yang ghair ma’qul dalam perang maupun pengobatan dari luka.


[1] ( Ibn Hajar, Fath al-Bari, VII h.347)

[2] (Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, XII h.422

[3] Musnad Ahmad III h.351

[4] al-Mustadrak, II h.324

[5] Al-Munir, IV h.63

[6] )Mahmud Hijazi, al-Wadlih, IV h.23)

[7] (al-Zuhaili, al-Munir, IV h.68)

[8] Al-Wadlih, IV h.23

[9] Ibn Jarir –(224-310 H) Tarikh al-Thabari, II h.64

[10] Aysar al-Tafsir, I h.369

[11] (Ibn Hisyam, w. 213 H, al-Sirah al-Nabawiyah, IV h.13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar