Kamis, 11 Desember 2014

Setan mengalir di aliran darah manusia



Anak bayi dilarang keluar Magrib
Dalam hadits Riwayat Bukhari (3303) dan Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa 
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda :


إذا كان جنح الليل فكفوا صبيانكم فإن للجن انتشارا وخطفة وأطفئوا المصابيح عند الرقاد فإن الفويسقة ربما اجترت الفتيلة فأحرقت أهل البيت


” Jika telah datang malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran dan melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus, pen) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut”.

Setan itu berjalan melalui darah sebagaimana  hadis:

عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ فَقَامَ مَعِيَ لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا أَوْ قَالَ شَيْئًا *

Dari Sofiah binti Huyai r.a katanya: Pada suatu malam ketika Nabi s.a.w sedang beriktikaf aku datang kepadanya. Setelah aku berbicara  dengan baginda, akupun berdiri untuk pulang. Rasulullah s.a.w ikut berdiri untuk mengantarku. Tempat tinggal Sofiah adalah di kampung Usamah bin Zaid. Tiba-tiba datang dua orang Ansor.  Mereka melihat Nabi s.a.w, mereka mempercepat langkah mereka. Lalu Nabi s.a.w bersabda: Tenanglah !. Sesungguhnya ini adalah Sofiah binti Huyai
Mereka berkata: Maha suci Allah, wahai Rasulullah.
 Rasulullah s.a.w bersabda Sesungguhnya syaitan itu berjalan melalui aliran darah manusia. Sebenarnya aku hawatir  setan meletakkan kejelekan di hati kalian[4]
[4] Muttafaq alaih  , Bukhori  1819

ketika Abu Bakr Radhiyallahu 'anhu mengomentari bahasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang fasih, ia berkata :

مَارَأَيْتُ مَنْ هُوَ أَفْصَحُ مِنْكَ يَارَسُوْلَ الله

"Aku tidak pernah melihat orang yang lebih fasih bahasanya dibandingkan engkau, wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab :

مَا يَمْنَعُنْي وَأَنَا مِنْ قُرَيْشٍ وَأُرْضِعْتُ فِي بَنِي سَعْدٍ


"Kenapa tidak? Aku dari suku Quraisy, dan aku disusui di Bani Sa’d". [2]
[2]. Lihat As Siratun Nabawiyatu fi Dhauil Kitab was Sunnati, karya Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, hlm. 192.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar