Hadis pembedahan dada Rasul SAW atau Operasi Nabi di waktu kecil
فَبَيْنَمَا الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ * ذَاتَ يَوْمٍ نَاءٍ عَنِ اْلاَوْطَانِ * اِذْ اَقْبَلَتْ عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ* كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الشَّمْسُ وَاْلقَمَرُ* فَانْطَلَقَ الصِّبْيَانُ هَرَبًا* وَوَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَعَجِّبَا* فَأَضْجَعُوْهُ عَلَى اْلاَرْضِ إِضْجَاعاً خَفِيْفًا* ا وَشَقُّوا صَدْرَهُ شَقًّا لَطِيْفًا* ثُمَّ اَخْرَجُوا قَلْبَ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ *وَشَرَحُوْهُ بِسِكِّيْنِ اْلاِحْسَانِ* وَنَزَعُوا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ* وَمَلَؤُوهُ بِالْحِلْمِ وَاْلعِلْمِ وَاْليَقِيْنِ وَالرِّضْوَانِ*وَأَعَادُوْهُ اِلَى مَكَانِهِ فَقَامَ الْحَبِيْبُ سَوِيًّا كَمَا كَانَ
Ketika Rasul yang tercinta jauh dari perumahan, tiga orang menghadap beliau, wajah mereka seolah matahari dan bulan. Anak – anak kecil lari dan Nabi berhenti dengan penuh keheranan. lalu mereka membaringkan beliau dengan perlahan – lahan. Mereka membelah dadanya dengan halus, lalu mereka mengeluarkan hati anak Adnan ( Muhammad SAW ) . Dan mereka mengoprasinya dengan pisau kebaikan, lalu bagian setannya di ambil dan di penuhi dengan sikap sabar, penuh pengampunan, ilmu, yakin dan rida, lalu di kembalikan ke tempat asalnya. lalu rasul tercinta berdiri tegak sebagaimana semula.
Admin dalam www.nabimuhammad.info menulis sbb:
Ketika Muhammad SAW masih tinggal di keluarga Bani Sa’ad, di rumah ibu susunya Halimah as Sa’diyah, waktu itu Muhammad masih kecil. Usianya sekitar tiga tahun. Muhammad sedang menggembalakan ternaknya bersama saudara saudara sepersusuannya ketika itu dua malaikat datang menemui Muhammad. Keduanya membelah perut Muhammad dan mengeluarkan segumpal darah berwarna hitam dari hati Muhammad. Benda ini mereka buang dan hati Muhammad mereka basuh hingga bersih, lalu mereka kembalikan ke tempat semula.Kisah ini bisa di rujuk pada kitab kitab Sirah. Muslim telah meriwayatkannya dalam Shahih nya. Dari Anas bin Malik pada Kitab (bab) al Iman bagian al Isra u bi Rasulillah SAW, hadist no 261. Juga oleh Ahmad dalam al Musnad, III:121. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdurrahim, yang terkenal dengan Waliyullah ad Dihlawi (w.1176 H) mengatakan dalam Kitabnya yang istimewa, Hujjatullahil Balighah, II: 205. “Malaikat menampakkan diri. Mereka membedah hati-(perutnya), lalu mengisinya dengan keimanan dan hikmah. Hal ini terjadi diantara alam perumpamaan dan kenyataan. Oleh karena itu pembedahan itu tidak menimbulkan bahaya dan bekas pembedahan terebut masih terdapat pada beliau. Seperti itulah yang terjadi dalam setiap peristiwa yang menggabungkan antara alam mitsal (perumpamaan) dan alam syahadah (kenyataan)”[1]
Terdapat dalam kitab sahih Ibnu Hibban yang di tahkik oleh Arna`uth 88/1 Hadisnya sbb:
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ يَعْنِي ظِئْرَهُ فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرْئِي أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يُحَدِّثُنَا عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهُ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوحَى إِلَيْهِ وَهُوَ نَائِمٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ نَحْوَ حَدِيثِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ وَقَدَّمَ فِيهِ شَيْئًا وَأَخَّرَ وَزَادَ وَنَقَصَ
Imam Muslim menyatakan: Syaiban bin Farrukh menceritakan kepada kami, lalu berkata: Hammad bin Salamah menceritakan hadis pada kami, lalu berkata: Tsabit al Bunnani menceritakan hadis kepada kami dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah di datangi oleh Jibril, dan beliau sedang bermian – main dengan anak – anak kecil, lalu Jibril mengambil beliau, lalu di baringkan dan di bedah, lalu di ambil hatinya dan di ambil segumpal darahnya, lalu Jibril berkata: Ini adalah bagian setan di tubuhmu, lalu di cuci di talam emas dengan air zamzam, lalu dipasang lagi dan di kembalikan ke tempat semula.
Anak – anak kecil pergi ke pada ibu susuannya, lalu menyatakan bahwa Muhammad telah terbunuh. Mereka menyambutnya dan tubuhnya pucat.
Anas berkata: Saya di perlihatkan bekas jahitan itu di dadanya.
قَالَ أَنَسٌ: قَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ ذَلِكَ الْمَخِيْطِ فِي صَدْرِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Anas berkata: Sungguh aku melihat bekas jahitan itu di dada beliau SAW.
قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: شُقَّ صَدْرُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ صَبِيٌّ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ وَأَُخْرِجَ مِنْهُ اْلعُلْقَةُ وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ جَلَّ وَعَلاَ اْلِإسْرَاءَ بِهِ أَمَرَ جِبْرِيْلَ بِشَقِّ صَدْرِهِ ثَانِيًا وَأَخْرَجَ قَلْبَهُ فَغَسَلَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ مَكَانَهُ مَرَّتَيْنِ فِي مَوْضِعَيْنِ وَهُمَا غَيْرُ مُتَضَادَّيْنِ
Abu hatim berkata: Dada Nabi di bedah waktu masih kecil ketika bermain – main dengan anak – anak, lalu di buanglah segumpal darah. Ketika Allah menghendaki isra`, maka Jibril di perintahkan untuk membedah dadanya sekali lagi, lalu hatinya di keluarkan lalu di cuci dan di kembalikan pada tempatnya dua kali di dua tempat dan keduanya tidak bertentangan.
Ibnu Hajar berkata: Syaiban bin Farrukh adalah perawi yang tertuduh qadariyah,kadang keliru. Abu hatim berkata: Orang – orang terpaksa menerima hadisnya,
وَ قَالَ السَّاجِى: قَدَرِىٌّ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَانَ صَدُوْقًا
Assaji menyatakan: Dia adalah qadariyah tapi tetap berkata benar. [2]
Dalam www.khayma.com terdapat keterangan sbb:
Tidak di ragukan lagi bahwa membersihkan bagian setan waktu kecil adalah tanda kenabian dini, persiapan untuk ma`sum terjaga dari kejelekan dan beribadah kepada lain Allah. Jadi dalam hati nabi waktu kecil itu sudah bersemayam tauhid. Indikatornya kasus – kasus waktu kecil nya menunjukkan hal itu, karena itu beliau tidak menjalankan dosa, juga tidak menyembah berhala sekalipun membudaya di kalangan kaumnya.
Untuk kedua kalinya dalam bedah dada Rasulullah waktu malam Isra`.
Nabi mendapatkan petunjuk sebagaimana di terangkan dalam ayat:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.[3]
Cerita juga ada dalam Al Qur'an
Dalam ayat lain Allah berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْءَانَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ(3)
Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.[4]
Manusia akan sesat sebelum mendapat hidayah sbb:
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى
Dan Dia( Allah ) mendapatimu sebagai seorang yang sesat, lalu Dia memberikan petunjuk.[5]
Riwayat Bukhari sbb:
1-حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهُ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوحَى إِلَيْهِ وَهُوَ نَائِمٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَقَالَ أَوَّلُهُمْ أَيُّهُمْ هُوَ فَقَالَ أَوْسَطُهُمْ هُوَ خَيْرُهُمْ فَقَالَ آخِرُهُمْ خُذُوا خَيْرَهُمْ فَكَانَتْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَلَمْ يَرَهُمْ حَتَّى أَتَوْهُ لَيْلَةً أُخْرَى فِيمَا يَرَى قَلْبُهُ وَتَنَامُ عَيْنُهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذَلِكَ الْأَنْبِيَاءُ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَا تَنَامُ قُلُوبُهُمْ فَلَمْ يُكَلِّمُوهُ حَتَّى احْتَمَلُوهُ فَوَضَعُوهُ عِنْدَ بِئْرِ زَمْزَمَ فَتَوَلَّاهُ مِنْهُمْ جِبْرِيلُ فَشَقَّ جِبْرِيلُ مَا بَيْنَ نَحْرِهِ إِلَى لَبَّتِهِ حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَدْرِهِ وَجَوْفِهِ فَغَسَلَهُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ بِيَدِهِ حَتَّى أَنْقَى جَوْفَهُ ثُمَّ أُتِيَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيهِ تَوْرٌ مِنْ ذَهَبٍ مَحْشُوًّا إِيمَانًا وَحِكْمَةً فَحَشَا بِهِ صَدْرَهُ وَلَغَادِيدَهُ يَعْنِي عُرُوقَ حَلْقِهِ ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ عَرَجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ
1-Abd Aziz bin Abdillah bercerita kepada kami, lalu berkata: Sulaiman bercerita kepada kami dari Syarik bin Abdillah berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata: Pada malam Rasulullah di isra`kan dari Masjid al haram, datanglah tiga orang sebelum beliau menerima wahyu. Beliau saat itu tidur di masjidil haram.
Orang yang pertama berkata: Manakah Muhammad ,
Dia berkata: Orang yang paling tengah yang lebih baik.
Orang yang terahir berkata: Ambillah yang terbaik.
Itulah kejadian malam itu dan tidak melihat mereka sehingga mereka datang pada nabi di malam lain, dan hati Rasulullah melihat sekalipun matanya tidur. Begitu juga para nabi, mata mereka tidur dan hatinya tidak.
Mereka tidak bicara kepada Nabi lalu mereka membawanya dan di letakkan di dekat Zamzam. Jibril yang melakukan operasi, lalu di belah antara leher, tempat kalung hingga dada, perut, lalu di cuci dengan air zamzam dengan tangannya hingga perutnya di bersihkan, lalu di datangkan talam emas dengan bejana kecil dari emas yang di isi dengan iman dan hikmah, lalu di masukkan ke dadanya dan urat kerongkongannya, lalu di tutup lagi, dan di angkat ke langit. [6]
Imam Bukhari meriwayatkan sbb:
2-حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا
2-Yahya bin Bukair bercerita kepada kami, lalu berkata: bercerita kepada kami al laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik berkata: Abu Dzar bercerita sesungguhnya Rasulullah bersabda: Atap rumahku di belah dan aku di Mekkah, lalu Jibril SAW turun, lalu membelah dadaku, lalu mencucinya dengan air zamzam. Dia datang dengan membawa talam emas yang penuh dengan hikmah dan Iman lalu di tuangkan ke dadaku, dan di katupkan lagi, lalu memegang tanganku, lalu membawa aku naik ke langit dunia. [7]
Ada lagi riwayat Bukhari dalam bab manakib al anshor 3887 dengan redaksi yang juga berbeda sbb:
البخاري (مناقب الانصار3887):
حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ - رضى الله عنهما - أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - حَدَّثَهُمْ عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ « بَيْنَمَا أَنَا فِى الْحَطِيمِ - وَرُبَّمَا قَالَ فِى الْحِجْرِ - مُضْطَجِعًا ، إِذْ أَتَانِى آتٍ فَقَدَّ - قَالَ وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ فَشَقَّ - مَا بَيْنَ هَذِهِ إِلَى هَذِهِ - فَقُلْتُ لِلْجَارُودِ وَهْوَ إِلَى جَنْبِى مَا يَعْنِى بِهِ قَالَ مِنْ ثُغْرَةِ نَحْرِهِ إِلَى شِعْرَتِهِ ، وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ مِنْ قَصِّهِ إِلَى شِعْرَتِهِ - فَاسْتَخْرَجَ قَلْبِى ، ثُمَّ أُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مَمْلُوءَةٍ إِيمَانًا ، فَغُسِلَ قَلْبِى ثُمَّ حُشِىَ ، ثُمَّ أُوتِيتُ بِدَابَّةٍ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ أَبْيَضَ ». - فَقَالَ لَهُ الْجَارُودُ هُوَ الْبُرَاقُ يَا أَبَا حَمْزَةَ قَالَ أَنَسٌ نَعَمْ ، يَضَعُ خَطْوَهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ - « فَحُمِلْتُ عَلَيْهِ ، فَانْطَلَقَ بِى جِبْرِيلُ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ الدُّنْيَا.............................
Hudbah bin Kholid bercerita kepada kami, lalu berkata: Hammam bin Yahya bercerita kepada kami, lalu berkata: Qatadah bercerita kepada kami dari Anas bin Malik dari Malik bin Sho`sho`ah ra, sesungguhnya Nabi menyampaikan hadis kepada mereka tentang malam Isra`: Ketika aku berbaring di hatim – mungkin dia berkata: ……….. di hijir Ismail,, ada orang datang ………………… perawi berkata: Saya dengar dia berkata: lantas dia membelah aku antara ini dan ini
Aku berkata kepada Jarud ( salah satu perawi ) dan dia berada di sampingku, apa maksudnya ?
Dia menjawab: dari lobang leher sampai pada rambut kemaluan.
Saya dengar dia berkata: dari tulang dada hingga rambut kemaluan, lalu hatiku di keluarkan, lalu talam emas yang penuh dengan keimanan di datangkan, lalu mencuci hatiku lalu di isi.
Lantas hewan putih lebih kecil dari Bighol dan lebih tinggi dari pada keledai. Jarud berkata kepadanya, itulah Buraq wahai Abu Hamzah.
Anas berkata: Ya ………….
Pancaran yang sangat mata air Zamzam yang datang dari arah Ka`bah
Armansyah
Penulis Buku "Rekonstruksi Sejarah Isa Al-Masih", Jejak Nabi "Palsu" dan Ramalan Imam Mahdi mengeritik tentang Isra` mi`raj dengan panjang lebar, dan saya mengambil perbedaan redaksi dalam pembedahan dada.
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Az-Zuhri dari Abu Dzar adalah, yaitu:
1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang tidur dirumahnya dimekkah
2. Atap rumahnya dibuka
3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Qatadah dari Ibnu Sha'sha'ah, yaitu:
1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berada di:
Samping rumah (tidak dijelaskan rumah siapa)
.2. Samping Ka'bah (redaksional yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)
.3. Reruntuhan bangunan (redaksional yang juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)
1.4. Diatas bongkahan batu sambil berbaring (berdasar redaksional riwayat Bukhari dan Ahmad bin Hambal juga)
2. Ada 3 orang malaikat mendatangi Nabi SAW
3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam
4. Nabi naik Buraq kebaitul Maqdis lalu isra`
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Syarik bin Abu Namr, yaitu:
1. Nabi Muhammad SAW ada di Ka'bah
2. Datang 3 orang malaikat kepada Nabi
3. Malaikat Jibril membelah dada Nabi dan dicuci dengan air zamzam
4. Nabi SAW naik Buraq menuju kebaitul maqdis
نُقِلَ فِي الْمَوَاهِبِ اللَّدُنِيَّةِ عَنِ الْحَافِظِ ابْنِ حَجَرٍ اْلعَسْقَلاَنِي وَيَعْنِي فِي فَتْحِ الْبَارِي أَنَّهُ تَوَاتَرَتِ الرِّوَايَاتُ بِهِ وَأَقَرَّهُ هُوَ وَشَارِحُهُ
Dalam kitab al mawahib al laduniyah dari Al hafidh Ibn Hajar al asqalani – ya`ni di Fathul bari bahwa riwayat tentang hal itu mutawatir. beliau dan syarihnya mengakuinya [2].
وَمَعَ هَذَا أَنْكَرَهُ ابْنُ حَزْمٍ وَتَبِعَهُ عِيَاضٌ فِي الشِّفَا وَرَدَّهُ الْحَافِظُ بْنُ حَجَرَ وَغَيْرُهُ بِأَنَّ الرِّوَايَاتِ تَوَارَدَتْ بِذَلِكَ فَلاَ وَجْهَ ِلإِنْكَارِهِ نَعَمْ فِي اْلإِبْرِيْزِ عَنِ اْلقُطْبِ اْلغَوْثِ الشَّيْخِ مَوْلاَنَا عَبْدِ اْلعَزِيْزِ بْنِ مَسْعُوْدٍ الدَّبَّاغِ الْحَسَنِي رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ إِنْكَارَهُ كَشْفًا فَرَاجِعْهُ وَاْلعِلْمُ عِنْدَ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى.
Walaupun demikian, Ibn Hazem ingkar terhadap pembedahan dada Nabi lalu di dukung oleh Iyadh dalam kitab Asy syifa ( Dia adalah hakim ).
Ibnu Hajar Al Hafidh dan lainnya menyatakan bahwa riwayat – riwayat nya banyak. Jjadi tiada jalan untuk ingkar.
Ya dalam kitab Ibriz dari Quthub al ghous syaikh Maulana Abd Aziz bin mas`ud addabbagh al hasani ra bahwa beliau ingkar pembedahan dada Rasulullah secara kasyaf. Lihatlah ke kitab tsb dan hanya Allah tabaraka wa taala yang tahu. [3]
Setan itu berjalan melalui darah sebagaimana hadis:
عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ فَقَامَ مَعِيَ لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا أَوْ قَالَ شَيْئًا *
Dari Sofiah binti Huyai r.a katanya: Pada suatu malam ketika Nabi s.a.w sedang beriktikaf aku datang kepadanya. Setelah aku berbicara dengan baginda, akupun berdiri untuk pulang. Rasulullah s.a.w ikut berdiri untuk mengantarku. Tempat tinggal Sofiah adalah di kampung Usamah bin Zaid. Tiba-tiba datang dua orang Ansor. Mereka melihat Nabi s.a.w, mereka mempercepat langkah mereka. Lalu Nabi s.a.w bersabda: Tenanglah !. Sesungguhnya ini adalah Sofiah binti Huyai
Mereka berkata: Maha suci Allah, wahai Rasulullah.
Rasulullah s.a.w bersabda Sesungguhnya syaitan itu berjalan melalui aliran darah manusia. Sebenarnya aku hawatir setan meletakkan kejelekan di hati kalian[4]
Setan akan selalu menggoda manusia:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[5]
Bahkan Rasulullah masih tetap di suruh baca doa perlindungan dari setan sebagaimana ayat:
وقل رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياَطِيْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
Katakanlah !Wahai Tuhanku, Aku berlindung dengan Mu dari goda an setan dan aku berlindung dengan Mu wahai Tuhanku agar mereka tidak datang.
Bahkan beliau tersihir. Nabi Ayyub sendiri juga kena goda setan, Nabi Adam juga begitu, dan nabi Sulaiman. Dan banyak nabi masih tergoda oleh setan. Bagian setan dalam tubuh manusia, di mana, berupa darah atau daging tidak ada dalilnya . Begitu juga bagian malaikat. tapi setan itu bertugas untuk membisiki dari luar, begitu juga malaikat memberikan ilham yang baik.
Tempat salat Rasulullah di rumah Khadijah di Suqullail dekat masjidil haram.
Rumah siti Khadijah – tempat Jibril masuk melalui atapnya ketika pembedahan dada Rasulullah. Ini bekas rumahnya yang baru di bongkar oleh pemerintah Saudi di Suqullail Mekkah. Yaitu di timur ka`bah, jaraknya sekitar 300 m dari Ka`bah.
Pembongkaran bangunan
جَرَائِمُ كَبِيْرَةٌ اِرْتَكَبْتَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآثَارِ. ... آلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ
اِلَى مَتَى وَهَذِهِ اْلمَآثِرُ تُهْدَمُ وَتُخَرَّبُ وَتُهَانُ. . اِلَى الْمُنْصِفِيْنَ هَلْ يُفْعَلُ بِبُيُوْتِ الزُّعَمَاءِ هَكَذَا بَعْدَ مَوْتِهِمْ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع ؟؟؟
جَرَائِمُ كَبِيْرَةٌ اِرْتَكَبْتَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآثَارِ. ... آلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ
اِلَى مَتَى وَهَذِهِ اْلمَآثِرُ تُهْدَمُ وَتُخَرَّبُ وَتُهَانُ. . اِلَى الْمُنْصِفِيْنَ هَلْ يُفْعَلُ بِبُيُوْتِ الزُّعَمَاءِ هَكَذَا بَعْدَ مَوْتِهِمْ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع
Dosa – dosa besar yang kamu lakukan terhadap peninggalan purba, ingat la`nat Allah bagi orang – orang yang dzalim.
Sampai kapan peninggalan dan petilasan di robohkan, di rusak, lalu di hina . Kepada para pencari kebenaran, apakah rumah – rumah para pemimpin di perlakukan sedemikian ini setelah mereka mati.
Sudah jelas, tidak akan merobohkan rumah – rumah dan masjid – masjid kecuali musuh, bukan pengikut Rasulullah [1].
Perjanjian Hudaibiyah
- حَدِيْثُ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ: أَنْتُمْ خَيْرُ أَهْلِ الأَرْضِ وَكُنَّا أَلْفًا وَأَرْبَعَمِائَةٍ وَلَوْ كُنْتُ أُبْصِرُ الْيَوْمَ لأَرَيْتُكُمْ مَكَانَ الشَّجَرَةِ
Jabir ibnu Abdillah ra menuturkan di hari perjanjian Hudaibiyah, Nabi saw bersabda kepada kami: “Kalian adalah manusia yang terbaik di muka bumi.” Pada waktu itu, jumlah kami adalah sebanyak seribu empat ratus orang. Andaikata pada hari ini aku melihat pohon itu, pasti akan aku tunjukan kepada kalian tempat pohon itu.” (Bukhari, 64, Kitabul Maghazi, 35, bab perjanjian Hudaibiyah.”)
حَدِيْثُ الْمُسَيَّبِ بْنِ حَزْنٍ، قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ الشَّجَرَة، ثُمَّ أَتَيْتهَا بَعْدُ فَلَمْ أَعْرِفْهَا
Al Musayyab ibnul Hazen ra menuturkan: “Aku pernah melihat pohon yang dulunya Nabi saw mengadakan baiat ridwan di bawah pohon itu. Kemudian setelah aku mendatanginya kembali, maka aku tidak mengenalinya lagi.”
Allu`lu` wal marjan 602/1 Al albani berkata: Hadis tsb diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab sahihnya.
Lihat di kitab karyanya: Tahdzirus sajid mint tikhodzil quburi masajid 116/1. tapi di kitab Tuhfatul asyraf bima`rifatil athrof, karya al hafizh al mizzi ada keterangan hadis tsb Muttafaq alaih, nomer hadis: 11283
[1] www.jefoon.net/vb/showthread.php?t=1221
[1] armansyah.swaramuslim.com/
[2] www.al-eman.com
[3] www.al-eman.com
[4] Muttafaq alaih , Bukhori 1819
[5] Fusshilat 36
[1] www.nabimuhammad.info
[2] Mausuah ruwatil hadis 2834
[3] Assyura 52
[4] Yusuf 3
[5] Ad duha 7
[6] HR Bukhari 7517
[7] HR Bukhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar