Kamis, 11 Agustus 2016

Hijrah ke Madinah hingga bertemu Suroqoh ibn Malik


HIJRAH NABI MUHHAMMAD SAW

Hadits yang berkenaan dengan hijrah

عَنْ أَمِيرِ اْلمُؤمِنِينَ أبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى الله ورسوله فهجرته إلي الله ورسوله َمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ (رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمُ)

Dari Amirul Mukminin, Umar bin Khathab r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung kepada niatnya dan tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan pahala hijrah karena Allah dan Rasulullah. Barang siapa yang hijrahnya karena faktor duniawi yang akan ia dapatkan atau karena wanita yang akan ia nikahi, maka ia dalam hijrahnya itu ia hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (H.R. Bukhari-Muslim)


1. Definisi

Hijrah secara bahasa berarti “tarku” (meninggalkan). “Hijrah ila syai” berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairi” (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu).

Menurut istilah, hijrah berarti “tarku maa nahallaahu ‘anhu” (meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah)

Hijrah menurut sejarah penetapan hukum (tarikh tasyri) adalah berpindahnya kaum muslimin dari kota Mekah ke kota Madinah, dan juga dari kota Mekah ke kota Habasyah.

Pengertian hijrah secara khusus dibatasi hingga penaklukan kota Mekah. Setelah itu hijrah dengan makna khusus sudah berakhir, maka tinggallah perintah hijrah dengan makna umum, yaitu berpindah dari negeri kafir ke negeri iman. Makna kedua ini berlaku setelah penaklukan kota Mekah.

Perintah hijrah pada masa Rasulullah saw. adalah perintah yang sangat penting dan melaksanakan perintah tersebut merupakan bagian dari strategi politik dakwah dan hukumnya wajib bagi para sahabat yang berada di luar kota Madinah. Allah memerintahkan Rasulullah saw dan sahabat untuk membina masyarakat Islam di kota Yatsrib. Hijrah dalam sejarah perjuangan Rasul merupakan strategi dakwah Islam. Para sahabat berlomba-lomba melakukan hijrah, baik dari kota Mekah maupun dari negeri dan kawasan sekitar Mekah, karena mereka memahami bahwa hijrah adalah bagian dari syariat dan strategi dakwah Rasul.

Rasulullah saw. menjanjikan pahala yang besar bagi yang berhijrah dan menjadi catatan atau aib jika seorang muslim tidak berhijrah. Semangat hijrah adalah semangat mentaati pemimpin dan semangat melaksanakan kebijakan dakwah. Kesempatan untuk mendapatkan keutamaan hijrah pun dibatasi dengan ditaklukkannya kota Mekah. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan kota Mekah. Yang masih ada adalah jihad dan niat.” Kenapa, karena memang strategi hijrah pada masa Rasul saat itu adalah mengumpulkan kekuatan dari kota Mekah ke kota Madinah.

Karena itulah pengertian hijrah yang harus senantiasa ada dalam diri setiap muslim adalah pengertian hijrah maknawi. Adapun pengertian hijrah secara maknawi adalah:

1. Meninggalkan kejahiliyahan menuju kepada nilai Islam.

2. Meninggalkan kekafiran menuju iman kepada Allah.

3. Meninggalkan kesyirikan menuju tauhid, mengesakan Allah.

4. Meninggalkan kebatilan menuju hak, kebenaran Islam.

5. Meninggalkan perbuatan maksiat menuju perbuatan ketaatan kepada Allah.

6. Meninggalkan sesuatu yang haram menuju sesuatu yang halal.

Meski demikian, dalam beberapa keadaan kondisi orang Islam berada dalam lingkungan yang mengharuskannya melakukan hijrah fisik. Konsideran dari hijrah fisik tersebut adalah:

1. Hijrah untuk keamanan bagi orang-orang yang lemah seperti hijrahnya kaum muslimin ke Habasyah.

2. Hijrah untuk mengungsi dan bersifat sementara.

3. Hijrah karena panggilan iman bagi seluruh kaum muslimin ke kota madinah. Hijrah ke madinah adalah bentuk mobilitas umum untuk mengokohkan basis sosial dan basis geografis. Kebijakan hijrah seperti ini pada masa Rasulullah saw selain panggilan keimanan, ini merupakan kebijakan politik Islam untuk menghadapi tantangan musuh dari luar Madinah.


2. Latar Belakang Hijrah ke Madinah


A. BAIATUL AQABAH I DAN PENGARUHNYA


Pelajaran Shabar dan Tidak Putus Asa

Sebelumnya telah dibahas bahwa kaum Quraisy tidak terpengaruh oleh peristiwa Isra’ mi’raj, dan mereka meneruskan sikapnya mendustakan Rasulullah saw, menyakitinya dan para sahabatnya. Gerakan dakwah semakin sempit, hampir-hampir terhenti di Makkah

Walau demikian Rasulullah saw tidak putus asa dari pertolongan Allah, dan terus menawarkan da’wahnya ke kabilah-kabilah Arab pada musim haji, pada peremuan-pertemuan mereka, menemui tokoh-tokoh masyarakat. Rasulullah saw tidak meminta mereka sedikitpun kecuali mau menerimanya dan melindungianya agar dapat berdakwah menyampaikan risalah Allah.

Pernah suatu kali Rasulullah katakan kepada mereka:

لا أكره أحداً منكم على شيء ، من رضي منكم بالذي أدعوه إليه فذلك ، ومن كره لم أكرهه ، وإنما أريد أن تحرزونى فيما يراد لي من القتل ، حتى أُبلغ رسالة ربي ، وحتى يقضي الله لي ولمن صحبني بما شاء

Saya tidak membenci sedikitpun dari kalian. Barang siapa yang ridha dengan apa yang aku da’wahkan, maka itulah da’wahku. Dan barang siapa yang tidak menyukainya, saya tidak akan memaksananya. Saya hanya ingin kalian mau melindungiku dari orang yang ingin membunuhku, sehingga aku dapat menyampaikan risalah Rabbku, sehingga Allah putuskan padaku dan para pengikutku seperti yang dikehendakinya.

Tidak ada seorangpun yang menerimanya. Ada di antara mereka yang mengatakan:

قوم الرجل أعلم به ، أترون أن رجلاً يصلحنا ، وقد أفسد قومه ؟

Kaumnya orang itu yang lebih tahu tentangnya, mungkinkah ia akan memperbaiki kita, sementara ia telah merusak kaumnya?

Allah swt berkehendak menyediakan para pengikut dan penolong dari kalangan anshar radhiyallahu anhum.


بدء إسلام الأنصار

Kaum Anshar mulai masuk Islam

Pada tahun ke sepuluh kenabian Rsulullah saw menemui kabilah-kabilah di musim haji sebagaimana yang dilakukan setiap tahun. Dan ketika berada di Aqabah bertemulah dengan enam orang Khazraj, yang telah Allah kehendaki kebaikan bagi mereka. Rasulullah mengajaknya kepada Allah, menunjukkan Islam pada mereka dan membacakan Al Qur’an.

Mereka bertetangga dengan Yahudi di Madinah. Mereka sering mendengar orang-orang Yahudi yang memberitahukan tentang kehadiran seorang semakin dekat. Mereka menakut-nakuti akan menjadi pengikutnya dan berperang bersamanya untuk menyerang kaum ‘ad dan iram.

Dari itulah ketika Rasulullah saw menawarkan Islam, mereka saling berpandangan satu sama lain, dan berkata:

اعلموا والله إنه للنبي الذي توعدكم به يهود ، فلا يسبقوكم إليه

Ketahuilah, demi Allah, bahwa ini adalah seorang nabi yang sering dijanjikan oleh orang-orang yahudi, yang tidak bisa mendahului kalian(jangan sampai kedahuluan oleh yahudi).


Lalu mereka meneriam ajakan Rasulullah saw dan membenarkannya. Mereka berkata:

" إنا قد تركنا قومنا ، ولا قوم بينهم من العداوة والشر ما بينهم ، فعسى أن يجمعهم الله بك ، فسنقدم عليهم ، فندعوهم إلى أمرك ، ونعرض عليهم الذي أجبناك إليه من هذا الدين ، فإن يجمعهم الله عليه فلا رجل أعز منك

Sesungguhnya kami tinggalkan kaum kami. Dan tidak kaum yang bermusuhan dan keburukan melebihi mereka. Barangkali lewat engkau, Allah akan himpun mereka. Kami akan menemui mereka dan mengajak mereka kepada agamamu, dan akan kami sampaikan kepada mereka agama yang telah kami terima ini. jika Allah himpun mereka dengan agama ini, maka tidak ada orang yang paling mulia melebihi engkau.

Mereka pulang ke negerinya. Ketika mereka sampai di Madinah mereka ceritakan perihal Rasulullah saw kepada mereka, dan mengajak mereka memeluk Islam, sehingga Islam menyebar di sana, dan tidak ada rumah orang anshar yang tidak membicarakan Rasulullah saw

بيعة العقبة الأولى

Baiatul Aqabah I

Setelah berlalu setahun, menjelang msuim haji tahun ke sebelas. Berangkatlah duabelas orang laki-laki bersama dengan rombongan haji. Di antara mereka terdapat sepuluh orang dari khazraj, enam di antaranya telah masuk Islam pada tahun lalu. Dua orang dari aus. Mereka bertemu dengan Nabi Muhammad di Aqabah, dan mengadakan perjanjian untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan komitmen dengan nilai-nilai utama, dan meninggalkan perbuatan tercela.

Dari Ubadah bin Ash Shamit berkata:

بايعنا رسول الله ليلة العقبة الأولى : (ألا نشرك بالله شيئاً ، ولا نسرق ولا نزني ، ولا نقتل أولادنا ، ولا نأتي ببهتان نفتريه بين أيدينا وأرجلنا ، ولا نعصيه في معروف )

Kami berbaiat dengan Rasulullah saw pada malam Aqabah pertama untuk tidak akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakai Rasulullah saw dalam urusan yang baik,

Rasulullah saw mengatakan:

فإن وفيتم فلكم الجنة ، وإن غشيتم من ذلك شيئاً ، فأخذتم بحده في الدنيا ، فهو كفارة له ، وإن سُترتم عليه إلى يوم القيامة ، فأمركم إلى الله ، إن شاء عذب وإن شاء غفر

Jika kalian penuhi janji itu maka kalian berhak mendapatkan surga. Dan jika melanggar sebagian di antaranya, lalu mendapatkan akibatrnya di dunia maka hal adalah kifarat baginya. Dan jika tertutup sampai hari kiamat maka urusannya diserahkan kepada Allah. Jika berkehendak akan mengazab atau mengampuni.


أول مبعوث في الإسلام

Utusan Pertama dalam Islam

Setelah rombongan ini usai berbaiat dengan Rasulullah saw, mereka kembali ke Yatsrib. Rasulullah saw menyertakan Mush’ab bin Umair bersama mereka untuk mengajak beriman kepada orang yang belum beriman, mengajar kepada orang-orang yang sudah beriman, mendalami agama, membacakan Al Qur’an. Dari itulah di Madinah ia disebut sebagai al muqri’u (pembaca), ia mengimami shalat. Karena Aus tidak senang jika Khazraj yang mengimami shalat, begitu juga Khazraj tidak suka jika Aus yang mengimami shalat pada awalnya. Maka kesepakatannya adalah jika Mush’ab yang mengimaminya.

Ketika sampai di Madinah Mush’ab menjadi tamu bagi As’ad bin Zararah radhiyallahu anhu. Ia muliakan tamunya ini, dan membantunya melaksanakan tugas dakwahnya dengan baik. Mulailah Mush’ab mengajak kaum musyrikin memeluk Islam dengan hikmah dan nasehat yang baik. Berpindah dari satu rumah ke rumah lain, dari satu forum ke forum lain, membacakan Al Qur’an, mengingatkan mereka dengan ucapan-ucapan yang dihafal dari Rasulullah saw, berbekal sabar dan ikhlas, pemahaman agama yang mendalam, ilmu tentang metode dakwah, cara meyakinkan orang lain, dan kemampuan mempengaruhi orang lain.


آثار بيعة العقبة الأولى

Pengaruh Baiatul Aqabah I

Baiat ini telah menempatkan utusan Rasulullah saw untuk mengajak bangsa Arab yang berada di Yatsrib untuk memeluk Islam. Dan hal ini telah dilakukan dengan sukses, tidak ada hari berlalu di sana kecuali ada satu atau lebih orang yang masuk Islam. Pernah dalam satu hari Sa’d bi Mu’adz dan Usaid bin Hudhair dua orang tokoh penting Yatsrib masuk Islam, yang dengan masuk Islamnya kedua orang ini seluruh penduduk Bani Abdul Asyhal masuk Islam. Sehingga tidak ada satupun rumah orang anshar kecuali di sana telah ada lelaki, dan wanita yang telah masuk Islam.

Kaum muslim sudah memungkinkan untuk shalat jum’at. As’ad bin Zararah dan Mush’ab bin Umar bersama dengan sejumlah kaum muslimin berkumpul di tempat yang disebut Naqi’ ul-khadhamat, menyelenggarakan shalat jum’at pertama di Madinah, mereka berjumlah empat puluh orang.

Jadilah Madinah tempat yang siap untuk mengemban da’wah Islam, menjadi rumah bagi kaum muslimin. Dengan demikian maka Baiatul Aqabah I menjadi muqaddimah dan penyiapan untuk Baiatul Aqabah II, langkah penting perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah.


B. BAIATUL AQABAH II DAN PENGARUHNYA


MUQADIMAH

Pada tahun kedua belas setelah kenabian, dan setahun setelah Baiatul Aqabah pertama, Mush’ab bin Umair – da’I Islam di Madinah ke Makkah untuk menghadiri musim haji, dan melaporkan kepada Rasulullah tentang penerimaan yang baik penduduk Yatsrib terhadap Islam.

Bersama itu pula berangkat sekelompok kaum Anshar yang telah masuk Islam bersama dengan rombongan haji kaum musyrikin yang juga hendak menunaikan haji dan menemui Rasulullah saw. Mereka mengetahui kesulitan besar yang dialami kaum muslimin di jalan dakwah. Mereka tersentuh hati akan keadaan Rasulullah yang tidak dapat leluasa berdakwah. Mereka tersentuh hati ketika saudara-saudara mereka diintimidasi di Makkah sementara mereka merasa aman di Yatsrib.

Dari itulah mereka bersemangat menemui Rasulullah saw untuk menunaikan kewajiban agama dan nabinya. Mereka ingin berbuat sesuatu untuk melepaskan jeratan tali yang mencekik itu, yang menimpa Islam dan kaum muslimin. Antara mereka terjadi percakapan:


إلى متى نترك رسول الله يطوف على القبائل ، ويُطردُ في جبال مكة ، ويخاف ؟

Sampai kapan kita biarkan Rasulullah saw berkeliling ke kabilah-kabilah Makkah lalu ditolak, dan ketakutan?


خطة اللقاء

STRATEGI PERTEMUAN

Ketika rombongan ini tiba di Makkah, Rasulullah saw menemui para pemuka mereka dengan sembunyi-sembunyi. Sehingga Nabi mengetahui kesiapan mereka yang baik untuk memikul tanggung jawab membela dakwah. Rasulullah saw menyaksikan sendiri semangat mereka terhadap Islam dan Nabinya. Lalu Rasulullah saw menjanjikan untuk bertemu mereka di Aqabah, di tengah malam, di tengah hari tasyriq. Rasulullah meminta mereka untuk merahasiakan hal ini dari kaum Quraisy, dan orang-orang yang musyrik Yatsrib yang menemaninya, agar kaum Quraisy tidak mengetahui pertemuan itu, dan akan mengacaukannya, menindasnya bersama dengan kaum muslimin lainnya.


توجه الأنصار إلى مكان اللقاء

KAUM ANSHAR MENUJU KE TEMPAT PERTEMUAN YANG IKUT JUGA 2 SAHABAT WANITA

Ketika kaum Anshar sudah selesai menunaikan hajinya, mereka menuju ke tempat pertemuan, pada waktu yang telah ditentukan. Mereka merahasiakan urusannya dari kaum musyrikin yang lainnya. Mereka satu persatu keluar, sehingga genap jumlah mereka tujuh puluh tiga orang, enam puluh dua dari khazraj, dan sebelas dari suku Aus, bersama mereka terdapat dua orang wanita yaitu : NUSAIBAH bint KA’B dari Bani Najjaar dan ASMA’ bint AMR dari Bani Salimah.


التقاء الرسول بالأنصار

PERTEMUAN RASULULLAH SAW DENGAN KAUM ANSHAR

Rasulullah saw tiba di tempat pertemuan ditemani oleh Al Abbas bin Abdul Muththalib, yang masih memeluk agama nenek moyangnya. Ia hanya ingin menyaksikan keponakannya, dan merasa tenang atasnya, meyakinkan kesungguhan kaum Anshar akan tekadnya. Maka ketika Rasulullah telah duduk di forum itu, Al Abbas memulai berbicara:

" يا معشر الخزرج ، إن محمداً منا حيث قد علمتم ، وقد منعناه من قومنا ، ممن هم على مثل رأينا فيه ، فهو في عز من قومه ، ومنعة في بلده ، وإنه قد أبى إلا الانحياز إليكم ، واللحوق بكم ، فإن كنتم ترون أنكم وافون له بما دعوتموه إليه ،ومانعوه ممن خالفه فأنتم وما تحملتم من ذلك ، وإن كنتم ترون أنكم مسلموه وخاذلوه ، بعد الخروج إليكم فمن الآن فدعوه ، فإنه في عزَّة ومنعة من قومه وبلده "

Wahai kaum Khazraj! Sesungguhnya keberadaan Muhammad dengan kami adalah seperti yang kalian ketahui. Kami melindunginya dari gangguan kaumnya, dari orang-orang yang seperti pendapat kami. Ia sangat mulia di tengah kaumnya, terlindung di negerinya. Dan sesungguhnya ia ingin bergabung dengan kalian semua. Jika kalian yakin akan memenuhi ajakanmu itu, dan membelanya dari para penentangnya maka silahkan, dan jika kalian akan menyerahkannya dan membiarkannya setelah keluar bersama dengan kalian, maka dari sekarang tinggalkanlah, karena ia terlindung dan mulia di negerinya.

Kaum Anshar menjawab, dengan mengatakan:


قد سمعنا ما قلت

Kami telah mendengar apa yang kamu katakan.

Dan mereka meminta kepada Rasulullah saw untuk berbicara, dan membuat janji sesuai dengan keinginannya dan Rabbnya


مطلب الرسول

PERMINTAAN RASULULLAH SAW

Rasulullah saw menjawab permintaan kaum Anshar itu. Rasulullah saw berbicara, dan membaca AL Qur’an, menyeru kepada Allah, mengajak mereka berislam, lalu mengatakan:

" أُبايعكم على أن تمنعوني مما تمنعون منه نساءكم وأبناءكم "

Saya minta kalian berbaiat (berjanji) untuk melindungiku sebagaimana kalian melindungi isteri dan anak-anak kalian.

Kemudian meminta mereka untuk berbicara, dengan singkat, karena di atas mereka ada kaum musyrikin yang memata-matai. Jika mereka tahu, mereka akan melakukan penindasan.


الحوار قبل البيعة

DIALOG SEBELUM BAIAT

Ketika Rasulullah saw usai berbicara, Al Barra’ bin Ma’rur memegang tangan Rasulullah saw dan berkata:

والذي بعثكم بالحق لنمنعنك مما نمنع منه أُزرنا ، فبايعنا يا رسول الله ، فنحن والله أهلُ الحروب ، وأهل الحلقة ، ورثناها كابراً عن كابر

Demi Yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, sungguh kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi isteri kami. Maka Baiatlah kami kami Wahai Rasulullah, Demi Allah kami adalah tukang perang dan ahli pedang. Kami warisi ketrampilan ini dari nenek moyang kami.

Ketika AL Barra selesai berbicara Abul Haitsam bin At Tiyhan berdiri dan berkata:

يا رسول الله ، إن بيننا وبين الرجال حبالاً ( يقصد اليهود ) وإنا قاطعوها : فهل عسيت إن نحن فعلنا ذلك ، ثم أظهرك الله أن ترجع إلى قومك وتدعنا ؟

Ya Rasulallah, Sesungguhnya antara kami dan mereka (maksudnya adalah Yahudi) ada hubungan dan kami akan memutuskannya. Apakah nanti setelah kami lakukan kemudian Allah berikan kemenangan kepadamu lalu kamu kembali ke kaummu dan meninggalkan kami?

Rasulullah tersenyum dan berkata:

" بل الدمُ الدم والهدمُ الهدم ، أنا منكم وأنتم مني ، أحارب من حاربتم ، وأسالم من سالمتم "

Darah dibayar darah, aku menjadi bagian dari kalian dan kalian menjadi bagian dariku, aku perangi orang yang kalian perangi dan aku berdamai dengan orang yang kalian berdamai.

Di antara orang yang berbicara adalah As’ad bin Zararah, yang mengatakan:

سل يا محمد لربك ما شئت ، ثم سل لنفسك بعد ذلك ما شئت ، ثم أخبرنا ما لنا من الثواب إذا فعلنا ذلك

Wahai Muhammad, mintalah untuk Rabbmu apa yang kamu mau, kemudian mintalah untuk dirimu setelah itu apa yang kamu mau, kemudian beritahukan kepada kami balasan apa yang kami terima jika kami melakukannya.

Rasulullah saw berkata:

أسألكم لربي أن تعبدوه ، ولا تشركوا به شيئاً ، وأسألكم لنفسي وأصحابي أن تؤوونا وتنصرونا ، وتمنعونا مما تمنعون منه أنفسكم

Aku meminta kalian untuk Rabbku agar kalian menyembah-Nya dan tidak mensekutukan dengan apapun. Dan aku minta untuk diriku dan sahabatku agar kalian menerimanya dan menolongnya, melindungi kami sebagaimana kalian melindungi diri kalian sendiri.

Mereka berkata:

فما لنا إذا فعلنا ذلك ؟

(Lalu apa yang kami dapatkan jika hal ini kami lakukan? )
Jawab Nabi :

الجنة

(Surga )
Mereka berkata:

فلك ذلك

(bagimu semua itu)


نص البيعة

NASKAH BAIAT

Setelah kalimat yang mengungkapkan iman kepada Allah, mencintai karena Allah dan ukhuwwah diiniyah, serta kesiapan berkorban dengan yang termahal untuk membela Rasulullah saw, kaum Anshar telah ikhlas dan tekad bulat berbaiat dengan Rasulullah saw. Dan yang pertama berbaiat adalah Al Barra’ bin Ma’rur radhiyallahu anhu.

Baiat itu berisi dua hal penting, yaitu: penguatan prinsip-prinsip Islam, dan membela Rasulullah saw.

Dari Jabir ra berkata: “aku tanyakan, Wahai Rasulullah, untuk apa kami membaiatmu? Nabi menjawab:

" تُبايعونني على السمع والطاعة ، في النشاط والكسل ، والنفقة في العسر واليسر ، وعلى الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ، وأن تقوموا في الله ، لا تخافون لومة لائم ، وعلى أن تنصروني ، فتمنعوني إذا قدمت عليكم ، مما تمنعون منه أنفسكم وأبناءكم ، وأزواجكم ولكم الجنة

Engkau membaiatku untuk mendengar dan taat dalam semangat dan malas, berinfaq dalam keadaan susah dan mudah, beramar ma’ruf nahi munkar, membela agama Allah, tidak takut celaan pencela, menolongku dan membelaku ketika aku sudah ada bersamamu, sebagaimana kamu semua menjaga diri, anak-anak, dan isterimu. dan surga menjadi balasanmu.


MUTABAAH PELAKSANAAN BAIAT

Setelah kaum Anshar berbaiat atas beberapa syarat ini, Rasulullah saw berkata kepadanya: Tunjuklah duabelas orang naqib (pimpinan) yang menjadi perwakilan kaumnya. Lalu mereka kirimkan duabelas orang utusan, sembilan dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Pemilihan mereka berdasarkan kemampuan dan bobot tanggung jawab.

Tugas para naqib ini adalah memandu perjalanan dakwah di Yatsrib. Rasulullah saw menegaskan tugas mereka dengan mengatakan:

" أنتم على قومكم بما فيهم كفلاء ككفالة الحواريين لعيسى بن مريم ، وأنا كفيل على قومي "

Kalian semua bertanggung jawab atas kaum kalian sebagaimana kaum Hawariyyin bertanggung jawab kepada Nabi Isa alaihissalam. Dan saya menjadi penanggung jawab kaumku semua.

Mereka menjawab: نعم Ya

Dalam peristiwa ini terdapat kerja sistemik yang sangat detail. Rasulullah saw tidak berhenti pada baiat, prinsip-prinsip yang dianggap sudah jelas. Akan tetapi memperhatikan pula sisi Mutabaah aplikasinya. Rasulullah saw membagi mereka dalam kelompok-kelompok kecil, dengan menunjuk salah seorang diantaranya menjadi naqib (pemimpin) yang mengawasi proses pelaksanaan, komitmen, penerapan yang benar. Naqib bertanggung jawab penuh atas kelompoknya.


الرسول يأمر المبايعين بالتروي في التنفيذ

RASULULLAH SAW MENYURUH PARA PESERTA BAIAT UNTUK BERHATI HATI DALAM MELAKSANAKAN ISI BAIAT

Setelah selesai proses baiat, dan system mutabaahnya, Rasulullah saw menyuruh mereka untuk segera membubarkan diri, dan berpesan untuk sangat berhati-hati dan waspada, agar pertemuan itu tetap terjaga kerahasiaannya, tidak diketahui orang Quraisy. Mereka tunjukkan kesiapannya menghadapi bahaya apapun yang akan dialamatkan kepada Islam dan kaum muslimin. Al Abbas bin Ubadah ibn Nudhlah berkata:

يا رسول الله ، والذي بعثك بالحق ، إن شئت لنميلنَّ على أهل منى غداً بأسيافنا

Ya Rasulallah, Demi Allah Yang Mengutusmu dengan Haq, Jika engkau berkenan, kami akan hadapi penduduk Mina esok hari dengan pedang kami.

Rasulullah saw menjawab:


" لم نؤمر بهذا ولكن ارجعوا إلى رحالكم "

Kami tidak diperintahkan seperti itu, akan tetapi kembalilah ke kendaraan kamu semua”

Kemudian mereka kembali ke rombongannya dan bermalam sampai pagi tiba.

KAUM MUSYRIKIN DAN BAIATUL AQABAH KEDUA

Betapapun sudah sangat hati-hati, sangat menjaga rahasia, sampai juga berita baiat ini ke telinga kaum Quraisy. Para pemimpin Quraisy datang ke tempat kaum Anshar di pagi hari, dan mengatakan kepada mereka:

يا معشر الخزرج ، إنه قد بلغنا أنكم قد جئتم إلى صاحبنا هذا تستخرجونه من بين أظهرنا ، وتبايعونه على حربنا ، وإنه والله ما من حيِّ من العرب أبغض إلينا أن تنشب الحرب بيننا وبينهم منكم

Wahai sekalian orang Khazraj, sesungguhnya kami telah mendengar kedatangan kalian menemui sahabat kami itu untuk membawanya keluar dari kami, dan kalian telah berbait untuk memerangi kami. Sesungguhnya –demi Allah- tidak ada penduduk Arab yang lebih aku benci jika terjadi perang antara kami dengan mereka melebihi kalian.


Kaum musyrikin Yatsrib bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak tahu menahu soal ini sama sekali. Kaum muslimin tetap merahasiakan baiat itu. Kaum musyrikin Yatsrib tidak tahu apa yang sudah terjadi. Kaum muslimin tutup mulut, saling perpandangan satu sama lain. Orang Quraisy membenarkan ucapan musyrikin Yatsrib, kemudian membubarkan diri.

Ketika rombongan haji sudah kembali ke negerinya, kaum Quraisy yakin dengan kebenaran berita baiat. Mereka segera keluar mencari kaum Anshar untuk menangkapnya. Mereka tidak menemuinya kecuali Sa’d bin Ubadah dan Al- Mundzir bin Amr, keduanya adalah naqib. Al Mundzir berhasil melarikan diri dan tidak terkejar oleh kaum Quraisy. Sedangkan Sa’d bin Ubadah berhasil ditangkap dan diikat tangan ke lehernya, dibawa kembali ke Makkah. Mereka memukulinya, menarik rambutnya yang panjang, sampai kemudian diamankan oleh Bujair bin Muth’im dan AL Harits bin Harb bin Umayyah. Keduanya mengamankannya dari tangan kaun Quraisy karena keduanya mengamankan dagangannya kepada Sa’d ketika melintasi Madinah. Kemudian keduanya melepaskannya kembali ke Madinah.


آثار بيعة العقبة الثانية

PENGARUH BAIATUL AQABAH KEDUA

Baiat ini telah menetapkan dukungan dan jaminan kepada Rasulullah saw. Dengan baiat ini Yatsrib menjadi tempat berlindungnya kaum muslimin. Mereka menemukan kebebasan utuh dalam menunaikan ibadahnya. Dan bersama dengan Rasulullah mereka dapat bertolak untuk menyampaikan dakwahnya kepada seluruh penduduk Yatsrin dan lainnya agar menjadi umat Islam, masyarakat muslim yang semua urusannya tunduk kepada rambu-rambu Al Qur’an.

Mereka menemukan saudara baru yang mencintainya, memprioritaskan mereka dalam semua kebaikan, mengorbankan jiwa dan hartanya untuk membela Islam, Nabinya, dan kaum muslimin lainnya.

Baiat ini berperan penting dalam merubah perjalanan dakwah Islam. Belenggu yang selama ini mengekangnya telah hancur. Kondisi umat Islam telah berubah dari minoritas dan lemah menjadi mayoritas dan kuat. Dari tidak berdaya melawan para pengganggunya menjadi kuat menangkis serangan yang diarahkan padanya. Dikumandangkanlah terbitnya negeri Islam baru di Madinah. Kondisi kaum muslimin telah berubah dari orang-orang tertindas di Makkah, mengungsi ke Habasyah menjadi umat yang eksis bernegara di antara bangsa lainnya.

Pengaruh baiat ini tidak rahasia lagi bagi dugaan kafir Quraisy. Dari itulah mereka sangat terkejut, dan semakin mengetatkan tekanan kepada kaum muslimin, semakin menjadi jadi gangguannya. Mereka kerahkan semua kemampuan untuk menghalangi kaum muslimin berhijrah ke negeri baru itu. Akan tetapi mereka tidak mampu mencegah dampak dari baiat yang sudah terealisir.

a. Menyebarkan Aqidah Islam

" قاتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله "

b. Membebaskan negeri dan penduduknya yang tertindas dari kekuatan asing

وما لكم لا تقاتلون في سبيل الله والمستضعفين من الرجال والنساء والولدان الذين يقولون ربنا أخرجنا من هذه القرية الظالم أهلها واجعل لنا من لدنك وليا واجعل لنا من لدنك نصيرا

c. Membina orang-orang yang mengingkari perjanjian

ألا تقاتلون قوماً نكثوا أيمانهم وهموا بإخراج الرسول . . . الآية

الحياة في المدينة قبل الهجرة


3. KEHIDUPAN MADINAH SEBELUM HIJRAH RASULULLAH SAW


خصائص مدينة يثرب

KARAKTERISTIK KOTA YATSRIB

Kota ini terletak sekitas tiga ratus mil utara Makkah. Sebuat tempat yang subur, kaya air. Kehidupanya dengan bercocok tanam. Kota ini trlindung dengan batas-batas alamiah yang menjaga dan membentenginya, sehingga menyulitkan siapapun yang hendak menyerangnya.

Di sebelah timur dibatasi oleh Harratu waqim . Di sisi barat dibatasi oleh Harratul wabarah, di bagian selatan dikelilingi oleh kebun kurma dan tanaman lebat lainnya, yang menyulitkan pasukan yang hendak melintasinya. Ibnu Ishaq mengatakan:

كان أحد جانبي المدينة عورة ، وسائر جوانبها مشكلة بالبنيان والنخيل ، لا يتمكن العدو منها

adalah salah satu sisi Madinah itu terbuka, dan sisi lainnya dipenuhi dengan bangunan dan kebun kurma, sehingga musuh tidak mungkin memasukinya.

Dari itulah Madinah menjadi sangat terlindung, tempat terbaik untuk hijrah Rasulullah saw dan para sahabatnya, menjadikannya sebagai pusat dakwah Islam, menemukan ketenangan dan keamanan di sana, dapat merasakan kemerdekaan penauh dalam menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat mansia.

Penduduknya

Penduduk Yatsrib terdiri dari berbagai macam suku, ada Arab dan adapula Yahudi. Mereka tidak memiliki tujuan yang sama yang membuatnya bekerja sama dan saling terikat. Dari itulah mereka terpecah-pecah dengan sangat menyedihkan, disebabkan oleh faktor ‘ashabiyah (kesukuan), beda agama, perebutan kekuasaan, rebutan lahan pertanian.

Perpecahan tidak hanya terjadi antara Arab dan Yahudi saja akan tetapi terjadi pula dalam internal Yahudi sendiri dan internal suku arab sendiri. Kekuatan fisik menjadi cara dalam menyelesaikan perselisihan antara masing-masing kelompok masyarakat ini. Dari itulah sering sekali terjadi perang di antara mereka. Dan perselisihan makin dahsyat sehingga kehidupan di Yatsrib menjadi sangat panas sekali.


Yahudi di Yatsrib

Yahudi yang berada di Yatsrib terdiri dari tiga suku, yaitu: Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraidhah. Suku-suku ini sampai di Yatsrib karena melarikan diri dari kejaran Romwai yang berhasil menggulingkan kerajaan Yahudi dan menguasai Baitul Maqdis pada tahun 70 (tujuh puluh) Masehi. Yahudi berpencar ke seluruh dunia, dan sebagian di antaranya masuk ke Jazirah Arabia. Dan ketika Yahudi memasuki Yatsrib yang didiami oleh suku Arab, kemudian mempersilahkan Yahudi yang lari itu tinggal bersamanya, sebagai salah satu bentuk pengamalan akhlak asli Arab, dalam menerima para pelarian dan menampungnya.

Sedikit demi sedikit Yahudi bertambah, lalu mereka mulai membangun benteng untuk melindungi diri dari penduduk asli yang telah memperbolehkannya tinggal bersama.

Mayoritas mu’amalah mereka dengan orang lain adalah dengan prinsip gadai dan riba. Dan dengan cara buruk inilah mereka mampu menguasai ekonomi Madinah dan sekitarnya. Kuatlah pendanaan mereka, dan membuatnya menguasai pasar dengan cara yang keji. Mereka menimbun untuk mendapatkan keuntungan. Sikap egois dan muamalah yang keji ini membuat orang tidak menyukainya. Dan lambat laun mereka juga memiliki tanah-tanah pertanian yang bagus-bagus, dan mereka menjadi penentu kebijakan di Madinah.

Mereka tidak bertahan lama, ikatan mereka semakin melemah, semangat disintegrasi dan berebut untuk menguasai tampat di antara mereka. Terjadilah permusuhan dan peperangan antara mereka. Al Qur’an menunjukkah hal ini dalam firman Allah:

وإذ أخذنا ميثاقكم لا تسفكون دماءكم ولا تخرجون أنفسكم من دياركم ثم أقررتم وأنتم تشهدون , ثم أنتم هؤلاء تقتلون أنفسكم وتخرجون فريقا منكم من ديارهم تظاهرون عليهم بالإثم والعدوان وإن يأتوكم أسارى تفادوهم وهو محرم عليكم إخراجهم أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض فما جزاء من يفعل ذلك منكم إلا خزي في الحياة الدنيا ويوم القيامة يردون إلى أشد العذاب وما الله بغافل عما تعملون

84. Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, Kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.

85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. QS. Al Baqarah

Bangsa Arab di Madinah

Ada dua qabilah Arab yang bertetangga dengan Yahudi di Yatsrib, yaitu suku Aus dan Khazraj. Kabilah ini berasalah dari suku Al Azd dari Yaman yang berhijrah dari Yaman karena goncangan di sana.

Kepemimpinan di Yatsrib semula di tangan Yahudi, lalu mereka ingin mendapatkan lahan pertanian dari suku Aus dan Khazraj mereka buat perjanjian. Ketika suku Aus dan Khazraj makin banyak, Yahudi ketakutan, lalu memutuskan perjanjian kerja sama dan berfikir untuk mengusir mereka dari Madinah. Maka suku Aus dan Khazraj meminta bantuan dengan kerabat mereka yaitu Al Ghasasinah yang berkuasa di kerajaan Yaman. Dan dengan bantuan Al Ghassasinah Aus dan Khazraj berhasil mengalahkan Yahudi. Mereka masuk ke Yatsrib dan menguasai lahan-lahan pertanian di samping Yahudi. Dan kekuasaan berpindah ke tangannya, Yahudi jatuh. Lalu sebagian Yahudi membuat perjanjian kerja sama dengan Aus dan sebagian lagi membuat perjanjian kerja sama dengan Khazraj. Mereka mengubah dari politik perang terbuka menjadi politik mata-mata dan memecah belah antara Aus dan Khazraj sehingga mereka tidak bersatu mengahadapinya.

Setelah kemenangan Aus dan Khazraj mengalahkan Yahudi, dalam beberapa waktu yang cukup lama suara mereka satu. Kemudian berhembuslah angin permusuhan di antara mereka, karena bisikan Yahudi dan perselisihan mereka tentang kepemilikan tanah pertanian. Maka terjadilah banyak sekali perang antara mereka yang berlangsung lebih dari seratus tahun, dan yang terakhir adalah perang Bu’ats, yang terjadi lima tahun sebelum hijrah. Pada awalnya Khazraj mengalahkan Aus, kemudian akhirnya kalah. Dan Yahudi yang telah membuat perjanjian dengan Aus itu memanas-manasi untuk menghabisi Khazraj. Maka tersadarlah suku Aus akan bahaya hal ini, mereka tahu kalau mereka menghabisi saudaranya sendiri –suku Khazraj- maka akan membuatnya sendirian menghadapi Yahudi. Dan jika demikian maka berhasillah strategi Yahudi dalam menguasai seluruh Yatsrib. Karena itulah mereka berhenti perang, ketika para pemikirkan meneriakkan:

يا معشر الأوس كفوا عن إخوانكم ، فجوارهم خير من جوار الثعالب

wahai sekalian suku Aus, hentikan serangan atas saudara kalian, berdampingan dengan mereka jauh lebih baik daripada berdampingan dengan rubah.

Yang mereka maksud rubah itu adalah Yahudi karena makar dan liciknya.

Kesiapan Yatsrib Menyambut Islam

Situasi buruk yang dialami masyarakat Yatsrib menjadikannya lebih siap menerima Islam daripada masyarakat Makkah. Masyarakat Yatsrib sangat membutuhkan Islam untuk meredam suara ashabiyah (kesukuan), melerai perebutan kekuasaan, melindungi darah mereka, menyatukan barisan, menghentikan fitnah dan desas desus dari Yahudi.

Dari itulah suku Aus dan Khazraj sangat bersemangat untuk membuat perjanjian kerja sama dengan Rasulullah saw karena mereka sangat membutuhkan orang yang dapat memperbaiki situasi, mengembalikan ukhuwwah antara mereka, setelah sekian banyak kerugian yang mereka alami akibat perang.

Orang-orang Yahudi sering membanggakan diri mereka dengan agama dan kitab sucinya, mencela mereka yang menyembah berhala, mengancam dengan semakin dekat masa datangnya kenabian baru yang akan menghancurkan berhala. Hal ini telah mengkondisikan mereka untuk menerima agama samawi, membuang penyembahan berhala yang mereka alami.

Mereka tidak takut Yahudi dalam membuat perjanjian dengan Rasulullah saw ini. Karena Aus dan Khazraj telah berubah menjadi pemegang keputusan di Madinah. Jika mereka telah menjalin kerja sama dengan Nabi Muhammad saw dan masuk agamanya, maka Yahudi tidak akan dapat mencegah masuknya Nabi Muhammad ke Madinah.

Pada perang Bu’ats itu para pembesar Aus dan Khazraj banyak yang terbunuh. Mereka itu yang kemungkinan harus menghentikan ketamakannya ketika berhadapan dengan Islam, dan merasakan bahanya perjanjian itu. Aisyah ra berkata:

" كان يوم بُعاث يوماً قدمه الله لرسوله ، قدم رسول الله ـ المدينة ، وقد افترق ملؤهم ، وقتل سراتهم "

Perang Bu’ats adalah situasi yang telah Allah persiapkan untuk Rasulullah saw. Rasulullah saw tiba di Madinah, ketika para pembesarnya telah bercerai berai dan para bangsawannya telah terbunuh.


4. RASULULLAH SAW HIJRAH KE MADINAH

وتتضمن هذه الوحدة ما يلي

BAGIAN INI BERISI:

• Rasulullah saw mengizinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah dan sebab-sebabnya

• Rasulullah saw bersiap-siap hijrah dan strateginya

• Perjalanan hijrah Rasulullah saw sampai selesai

Cahaya dakwah berkilau di Makkah. Allah swt menghendaki terjadinya konfrontasi antara al haq dan al bathil pada masa berseminya dakwah itu, di negeri kelahirannya. Inilah sunnatullah dalam kehidupan dakwah sesuai dengan firman Allah:

كذلك يضرب الله الحق والباطل فأما الزبد فيذهب جفاء وأما ما ينفع الناس فيمكث في الأرض كذلك يضرب الله الأمثال

Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan . QS. Ar Ra’d: 17

Sebelumnya sudah kita ketahui ungkapan Waraqah bin Naufal, ketika Rasulullah saw menyampaikan pengalamanya setelah menerima wahyu pertama di gua Hira. Kata Waraqah ketika itu:

ياليتني فيها جذعاً ، ليتني أكون حياً إذا يخرجك قومك

Coba saja aku masih muda, alangkah inginnya aku masih hidup ketika kaummu mengeluarkanmu.
Rasulullah saw ketika bertanya:

أو مُخرجي هم ؟

Apakah mereka akan mengusirku?
Waraqah menjawab:

نعم ،لم يأت رجل قط مثل ما جئت به إلا عودي وإن يدركني يومك حياً أنصرك نصراً مؤزرا

Ya. Tidak ada seorangpun yang membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali akan dimusuhi. Kalau saja pada saat itu aku masih hidup, sungguh aku akan membelamu habis-habisan.

Konfrontasi makin menjadi-jadi antara al haq yang terisolir dan kebatilah yang kuat dipersenjatai. Kaum muslimin bersabar dengan baik, sehingga Allah swt memberikan jalan keluar. Tahun berlalu, hari berganti, dan kaum kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan dan fitnahnya kepada kaum mukminin, sehingga keberadaaan kaum muslimin ketika berada dalam situasi difitnah agamanya, disiksa fisiknya, melarikan diri ke ujung dunia untuk menyelamatkan aqidahnya. Ada yang berhijrah ke Habasyah, ada yang harus terus berhadapan dengan kau kafir di setiap waktu. Di tengah gelap malam itulah tampak seberkas cahaya rahmat Allah pada kaum mukminin, dan pertolongan-Nya bagi alam semesta. Maha Benar Alla yang berfirman:


حتى إذا استيأس الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجي من نشاء ولا يرد بأسنا عن القوم المجرمين


110. Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan Telah meyakini bahwa mereka Telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan kami, lalu diselamatkan orang-orang yang kami kehendaki. dan tidak dapat ditolak siksa kami dari pada orang-orang yang berdosa. QS. Yusuf.


Yatsrib “Al Madinah al Munawwarah” membuka diri untuk kaum mukminin, siap menerima para mujahid, memberikan izin bagi berdirinya masyarakat muslim baru yang aman.


إذن الرسول لأصحابه بالهجرة إلى المدينة وأسباب ذلك


A. Rasulullah saw mengizinkan para sahabat-sahabatnya berhijrah ke Madinah dan sebab-sebabnya

Ketika Allah swt membuka hati penduduk Yatsrib memeluk Islam, membuatnye cinta iman, berkembanglah Islam di sana. Kaum Anshar bebbaiat dengan Rasulullah saw untuk membelanya dan para pengikutnya, siap memberikan tempat tinggal bagi kaum muslimin. Kaum muslimin mulai tertarik untuk berhijrah ke sana.

Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ra berkata: Rasulullah saw bersabda kepada kaum muslimin ketika masih berada di Makkah:

" قد رأيت في المنام أني أهاجر في مكة إلى أرض بها نخل فذهبوا وهلى إلى أنها اليمامة أو هجر ، فإذا هي المدينة " يثرب " .

وفي رواية عن عروة عن عائشة : قالت : قال رسول الله : " قد رأيت دار هجرتكم ، رأيت سبخة ذات نخل بين لابتين "

Saya bermimpi bahwa saya berhijrah dari Makkah ke negeri yang terdapat pohon kurma, lalu mereka berangkat bukan ke Yamamah atau Hajar, ternyata itu adalah kota Yatsrib. Dalam riwayat lain dari Urwah dari Aisyah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya aku telah melihat tempat hijrah kalian. Aku melihatnya rindang banyak pohon kormanya di antara dua batu hitam.

Lalu Rasulullah saw memerintahkan para sahabatnya yang masih berada di Makkah untuk hijrah ke Madinah, bertemu dengan saudara-saudara mereka dari Anshar. Rasulullah saw bersabda:


" إن الله عز وجل قد جعل لكم إخواناً وداراً تأمنون فيها "


Sesungguhnya Allah swt telah menjadikan untuk kalian saudara-saudara dan tempat tinggal yang kamu dapat mendapatkan kemanan di sana.


Lalu mereka berangkat bergelombang, mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Pertolongan Allah kepada prajurit kebenaran dan untuk menegakkan masyarakat Islam di Madinah.


هجرة الصحابة إلى المدينة


A.1 Para Sahabat berhijrah ke Madinah

Kaum muhajirin berhijrah dengan berombongan dan sendiri-sendiri. Sahabat yang pertama hijrah ke Madinah adalah Abu Salamah –Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal dan Amir bin Abi Rabi’ah bersama dengan isterinya Laila bint Hatsmah Al Adwiyyah, kemudian Abdullah bin Jahsy, kemudian Umar bin Al Khaththab kemudian disusul saudaranya Zaid bin Al Khaththab bersama dengan Amr dan Abdullah bin Suraqah bin Al Mu’tamir, Khunais bin Khudzafah As Suhamiy suami Hafshah, dll. Kemudian menyusul para muhajirin lainnya. Membuktikan keberanian dan iman yang luar biasa dalam lintas sejarah.


هجرة النساء


A.2 Hijrah para Wanita

Hijrah tidak hanya terbatas pada kaum pria, akan tetapi wanita juga ikut berhijrah menyelamatkan agamanya dari kemusyrikan, permusuhan, kezaliman, dan kecurangan untuk bersama-sama membangun masyarakat beriman, membawa risalah, menyampaikan amanah, mencari ridha Allah dan surga. Banyak sekali wanita muslimah ikut berhijrah antara lain: Zainab bint Jahsy, Hamnah bint Jahsy, Ummu Qais bint Muhshin, Ummu Hubaib bint Tsumamah, Ummu Salamah, dll, yang menjadi simbol bagi tadhhiyyah (pengorbanan) kesetiaan, dan kesabaran di jalan Allah.


بطولات في الهجرة


A.3 Kepahlawanan dalam Hijrah

Hijrah kaum mukminin dari Makkah ke Madinah bukanlah pekerjaan mudah dan ringan. Kaum muslimin harus meninggalkan rumahnya, hartanya dan keluarganya. Mereka berangkat sembunyi-sembunyi karena lebih memilih Allah dan Rasul-Nya daripada dunia dengan harta bendanya. Mereka menjual(mengorbankan) dirinya untuk mendapatkan ridha Allah. Maha Benar Allah yang berfirman:


للفقراء المهاجرين الذين أخرجوا من ديارهم وأموالهم يبتغون فضلا من الله ورضوانا وينصرون الله ورسوله أولئك هم الصادقون


7. (juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar. QS. Al Hasyr: 8


Mereka berangkat secaraberuntun sembunyi-sembunyi mewaspadai kaum musyrikin yang mengawasi mereka di setiap waktu, untuk mengembalikan para muhajirin ke Makkah, atau memfitnahnya, atau mengambil harta bendanya.

Walau demikian kaum muhajirin tetap berangkat hijrah, menjadi pejuang mulia dan mujahid besar. Firman Allah:


ثم إن ربك للذين هاجروا من بعد ما فتنوا ثم جاهدوا وصبروا إن ربك من بعدها لغفور رحيم


110. Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. An Nahl:110


هجره صهيب


A. 4. Hijrah Shuhaib

Ketika Shuhaib berhijrah ke Madinah sejumlah kaum musyrikin mengejarnya. Kemudian ia keluarkan busur panahnya dan mengatakan:


يا معشر قريش تعلمون أني من أرماكم ، والله لا تصلون إليّ حتى أرميكم بكل سهم معي ، ثم أضربكم بسيفي ما بقي في يدي منه شيء


Wahai sekalian kaum Quraisy, bukankah kalian telah mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling jago memanah. Demi Allah kalian tidak akan pernah dapat sampai kepadaku sehingga aku telah memanah kalian dengan panah yang aku miliki, kemudian aku penggal kalian dengan pedangku ketika anak panahku sudah habis.

Kafir Quraisy berkata:


أتيتنا صعلوكاً حقيراً فكثر مالك عندنا ، وبلغت الذي بلغت ، ثم تريد أن تخرج بمالك ونفسك ، والله لا يكون ذلك أبداً


Dahulu kamu datang ke sini dalam keadaan miskin yang hina, lalu kamu memiliki banyak harta, seperti sekarang, kemudian kamu hendak keluar dengan harta dan jiwamu. Demi Allah, hal ini tidak boleh terjadi.

Shuhaib menjawab:

أرأيتم إن جعلت لكم مالي أتخلون سبيلي


Bagaimana pendapat kalian jika seluruh hartaku untuk kalian semua, apakah kalian akan membiarkanku pergi.

Kafir Quraisy mengatakan:

فدلنا على مالك ونخلي عنك


Tunjukkah hartamu, lalu aku lepaskan dirimu.

Lalu mereka berjanji, dan Shuhaib menunjukkan harta bendanya. Sampailah Shuhaib bertemu dengan Rasulullah saw yang menyambutnya dengan mengatakan:

" ربح البيع أبا يحيى "


Beruntunglah jual belimu wahai AbuYahya. Lalu turunlah ayat:

ومن الناس من يشري نفسه ابتغاء مرضات الله والله رؤوف بالعباد


207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. QS. AL Baqarah


Perhatikanlah keberanian Shuhaib. Bagaimana ia menakut nakuti kaum kafir Quraisy itu dengan iman. Bagaimana ia mengorbankan seluruh harta yang pernah ia kumpulkan dari jerih payahnya bertahun-tahun selama di Makkah sebagai pekerja. Semuanya dipergunakan untuk menggapai jalan Allah, jalan dakwah, membebaskan dirinya dari kufur, kezaliman dan kesesatan.

Akankah Allah menyia-nyiakan amal terbaiknya. Sekalipun tidak, Allah Maha perhatian pada hamba-Nya, tidak akan pernah melupakan balasan bagi orang yang berbuat baik.


هجرة أبي سلمة وزوجه


A.5 Abu Salamah dan Isterinya berhijrah

Ketika Abu Salamah telah siap berangkat hijrah ke Madinah bersama dengan isteri dan anaknya, keluarga isterinya mengatakan:

هذاه نفسك غلبتنا عليها ، أرأيت صاحبتنا هذه علام نتركك تسير بها في البلاد ؟


Ini dirimu, kamu bisa mengalahkan kami atasnya. Tidak kamu lihat saudara perempuan kami ini. Kami tidak akan membiarkanmu pergi dengannya ke negeri lain (Madinah)


Mereka mengambil paksa isteri dan anaknya. Keluarga Abu Salamah marah kepada mereka, dan mengatakan:

لا نترك ابننا معها إذ نزعتموها من صاحبنا


”Kami tidak akan biarkan anak kami (keponakan) bersamanya, kalau kalian ambil isterinya dari saudara kami”.

Lalu mereka berebut menarik anak laki-laki itu sehingga terlepas darinya, dan membawanya pergi. Abu Salamah berangkat sendirian ke Madinah. Maka Ummu Salamah setelah kehilangan anak dan suaminya setiap pagi pergi ke Al Abthah (tempat antara Makkah dan Mina) menangis di sana sampai sore. Hal ini dia lakukan hampir satu tahun.

Salah seorang kerabatnya kemudian merasa kasihan dan mengatakan:

Mengapa tidak kalian keluarkan saja wanita miskin ini. Kalian telah pisahkan dengan suami dan anaknya.

Ummu Salamah berkata: Lalu mereka mengatakan kepadaku: Menyusullah suamimu, jika kamu mau.

Ummu Salamah mengatakan: Kemudian Bani Abdul Asad mengembalikan anakku kepadaku. Kemudian aku naik di atas kendaraanku dan aku bawa anakku dalam pangkuanku, lalu aku berangkat menyusul suamiku di Madinah. Tidak ada seorangpun yang menemaniku.

Sesampainya di Tan’im aku bertemu dengan Utsman bin Thalhah, saudara Bani Abduddar. Ia berkata kepadaku: Kemana wahai anak perempuannya Abu Umayyah? Aku jawab: Menyusul suamiku di Madinah. Ia berkata: Tidak ada seorangpun yang menemani? Jawabku: Tidak ada, hanya Allah dan anakku ini. Ia mengatakan: ”Demi Allah, kamu tidak boleh dibiarkan sendirian. Lalu ia mengambil tali kendali ontaku dan pergi berangkat bersamaku. Demi Allah, aku tidak pernah ditemani seorang lelaki Arab yang lebih mulia darinya. Sampai ia mengantarkanku ke Madinah, kemudian ia kembali ke Makkah.

Lihatlah bagaimana aqidah Islam bekerja di hati orang beriman. Bagaimana ia mengalahkan segala-galanya, harta, keluarga, dan anak untuk meraih balasan dan ridha Allah. Bagaimana iman mengalahkan tantangan, menggoncang gunung, melintasi tanjakan yang tidak akan dapat melintasinya kecuali seorang mukmin. Tidak ada yang mampu mengatasinya kecuali pemilik aqidah yang memancar dari hidayah Allah, saling berwasiat untuk kebenaran, dan saling berwasiat untuk kesabaran, membenarkan apa yang telah Allah janjikan. Ada yang harus menemui ajalnya dan ada yang masih menungguinya.


خوف المشركين من الهجرة


A.6 Ketakutan Kaum Musyrikin pada Hijrah

Kaum musyrikin panik ketakuan karena kaum muslimin yang berhijrah dan berkumpul di Madinah mengumandangkan dakwahnya. Maka bergejoklah di otak mereka dorongan-dorongan buruk dan dendam membabi buta. Khususnya setelah mengetahui bahwa Rasulullah saw pasti akan menyusul para sahabatnya. Dan jika ini terjadi maka kaum muslimin akan memiliki kekuatan di Madinah yang menakutkan lawan. Apalagi Madinah adalah jalan ke Syam, jalur perdagangan kaum Quraisy. Masyarakat Quraisy adalah masyarakat yang hidupnya dari perdagangan. Pemutusan jalur perdagangan bagi mereka adalah pemutusan nadi kehidupan, memutus aliran darah, khususnya kaum musyrikin telah menjarah harta kaum muslimin, menyiksanya, mengusirnya dari kampung halamannya. Dari itulah kaum Quraisy sangat takut terjadinya pembalasan yang setimpal.


إعداد الرسول للهجرة


B. Rasulullah saw Bersiap-siap Hijrah

Beruntun kaum muslimin hijrah dari Makkah, dengan berombongan atau sendirian, hampir-hampir Makkah sudah sepi dari kaum muslimin. Dan kaum Quraisy menyadari betul bahwa kaum muslimin telah memiliki rumah tinggal,dan benteng pelindung. Apalagi kaum Anshar yang siap menyambutnya dengan penuh cinta dan kehangatan. Maka Rasulullah saw mulai berfikir untuk hijrah dan bersiap-siap menunggu datangnya izin dari Allah.


الإعداد من سُنن الله في النصر


B.1 Persiapan adalah Sunnatullah dan Memberi Pertolongan

Tidak ada orang yang paling berhak mendapatkan pertolongan dan lebih layak mendapatkan dukungan dari Allah dibandingkan dengan para rasul utusan Allah. Hal ini karena meraka diutus dengan membawa hidayah Allah, mendapatkan tantangan ketika menyampaikannya. Walau demikian mereka diperintahkan untuk menyiapkan sarana. Karena dukungan dan pertolongan Allah tidak akan datang kecuali setelah maksimal mempersiapkan sarana untuk menggapai tujuan.

Dari itulah Rasulullah saw membuat strategi yang tepat untuk berhijrah, mempersiapakan perbekalan, tidak bekerja dengan kebetulan-kebetulan belaka. Inilah kebiasaan orang beriman dalam setiap pekerjaannya, menyiapkan sarana selengkap-lengkapnya kemudian bertawakkal kepada Allah swt setelah selesai mengerahkan semua kemampuan dalam melaksanakan kewajiban. Kalau saja gagal setelah itu, maka Allah tidak akan menyalahkannya. Firman Allah :

وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم وآخرين من دونهم لا تعلمونهم الله يعلمهم وما تنفقوا من شيء في سبيل الله يوف إليكم وأنتم لا تظلمون


60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). QS. AL Anfal

يا أيها الذين آمنوا خذوا حذركم فانفروا ثبات أو انفروا جميعا


71. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! QS. An Nisa’


هجرة الأنبياء


B.2 Hijrah Para Nabi

Tidak ada seorang nabipun, pasti ia meninggalkan rumahnya, dimusuhi kaumnya, diusir oleh keluarganya. Lalu berhijrah meninggalkan mereka, memikul beban di jalan dakwah, melintasi kesulitan dan mendaki tantangan.

Nabi Ibrahim as –abu al anbiya/bapaknya para nabi- berhijrah dari Iraq ke Palestina bersama isterinya –Sarah- dan keponakannya –Luth-firman Allah:


فآمن له لوط وقال إني مهاجر إلى ربي إنه هو العزيز الحكيم


Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya Aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. AL Ankabut: 26



Para pemuka kaum Nabi Syu’aib:


قال الملأ الذين استكبروا من قومه لنخرجنك يا شعيب والذين آمنوا معك من قريتنا أو لتعودن في ملتنا قال أولو كنا كارهين


9. Pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syu'aib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?" QS. Al A’raf : 88


Nabi Musa berhijrah dari Madyan menyelamatkan diri dari konspirasi jahat yang hendak membunuhnya:


وجاء رجل من أقصى المدينة يسعى قال يا موسى إن الملأ يأتمرون بك ليقتلوك فاخرج إني لك من الناصحينفخرج منها خائفا يترقب قال رب نجني من القوم الظالمين


19. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu".

20. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah Aku dari orang-orang yang zalim itu". QS. AL Qashash


Nabi Isa berhijrah menyelamatkan diri dari kejaran Yahudi yang mendustakannya dan hendak membunuhnya. Maka tidak heran jika Rasulullah saw juga berhijrah dari negeri yang penduduknya melarangnya menyampaikan risalahnya dan berencana untuk membunuhnya.


سنة الله في الذين خلوا من قبل ولن تجد لسنة الله تبديلا


62. Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang Telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah. QS. AL Ahzab


الهجرة رحلة بشرية لا معجزة إلهية


B.3 Hijrah adalah Perjalanan Manusiawi, bukan Mu’jizat Ilahiy

Hijrah Rasulullahsaw dari Makkah ke Madinah adalah perjalan manusia biasa, strategi jihad kenabian, pelajaran praktis bagi para mujahid dan aktivis yang meneladani Rasulullah saw. Hijrah Rasulullah saw bukanlah mu’jizat Rabbaniy seperti Isra mi’raj. Karena hijrah adalah perjuangan, jihad, teladan, cara beramal, keberanian, pelajaran keteguhan, sabar, pengorbanan, dan memberikan segalanya di jalan Allah sawt. Hijrah adalah situasi ujian dan pemilihan untuk memilah antara yang baik dan yang buruk, antara mujahid dan qa’idin (duduk menunggu/oportunis). Maha Benara Allah yang berfirman:


أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لا يفتنون , ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين


2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. QS. AL Ankabut


بعد الإعداد للهجرة


B.5 SETELAH SIAP BERHIJRAH

Rasulullah saw mulai mempersiapkan diri berhijrah ke Madinah, merancang strategi dan menyiapkan sarana, menyediakan potensi dan usaha agar lolos dari gangguan kaum musyrikin. Di antara langkah-langkah penyiapan itu adalah:

1. Memilih teman dalam berhijrah, yaitu Abu Bakr Ash Shiddiq. Abu Bakr ra pernah datang meminta izin kepada Rasulullah saw untuk berhijrah. Rasulullah saw bersabda:


لا تعجل لعل الله يجعل لك صاحبا


Jangan terburu-buru, barangkali Allah akan jadikan untuk sahabat dalam berhijrah.

Abu Bakr merasa sepertinya Rasulullah saw mengharapkan dirinya, dengan penolakan ini.

2. Menyiapkan kendaraan yang akan membawanya dan sahabatnya

3. Menyiapkan pemandu dan ahli jalan yang akan menemani Rasulullah dan sahabatnya. Rasulullah saw telah menyewa Abdullah bin Uraiqoth dari Bani Dailam bin Bakr. Seorang guide(penunjuk jalan) yang profesional, pemeluk agama kaumnya (penyembah berhala).

Keduanya (Rasulullah dan Abu Bakr) menyerahkan kendaraan dan mengamanahkan kepadanya, dijanjikan untuk menjemputnya ketika keluar dari gua Tsur

4. Mencari tempat persembunyian (gua Tsur) untuk Rasulullah dan sahabatnya ketika meninggalkan Makkah, sehingga pencarian dirasa sudah tenang.

5. Melatih Ali bin Abi Thalib untuk mengkelabuhi kaum musyrikin dengan tidur di tempat tidur Rasulullah saw

6. Menyiapkan orang yang menyampaikan berita kaum musyrikin Makkah ketika Rasulullah berada di dalam gua Tsur. Dan dipilihlah Abdullah bin Abu Bakr Ash Shiddiq

7. Menyiapkan orang yang akan mengantarkan makanan dan minuman yaitu Asma' bint Abu Bakr, dan menghapus jejak kaki orang yang menemui Rasulullah dan sahabatnya di gua Tsur.

Asma' bint Abu Bakr gelar Dzatulqoin(dua selendang) dari Allah dan Rasulnya.

8. Amir bin suhel penghilang jejak


B.6 KONSPIRASI ATAS RASULULLAH SAW

Kaum Quraisy hendak menetapkan sikap tegas terhadap Muhammad saw, untuk dapat menghentikan dakwahnya, khususnya selama masih berada di Makkah. Karena itulah kaum Quraisy mempersiapkan diri. Kafir Quraisy Makkah, bersama tokoh-tokoh musyrikin berkumpul di Darunnadwah, untuk mengambil keputusan akhir.


يريدون ليطفؤوا نور الله بأفواههم والله متم نوره ولو كره الكافرون


8. Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". QS. Ash Shaff


Terjadi dialog di antara mereka: Orang ini urusannya seperti yang kamu lihat sekarang. Demi Allah. Kami tidak merasa aman, dari serangannya kepada kami, setelah orang-orang di luar kita mengikutinya. Maka kumpulkan ide-ide kalian dan bermusyawarahlah kalian semua.

Ada diantaranya yang mengusulkan: Agar menyekapnya di kerangkeng besi, ditutup pintunya, lalu ditunggu sebegaimana para penyair terdahulu, yang mati di penjara.

Kaum kafir Makkah bermusyawarah seputar ide ini, kemudian mereka menolaknya dan mengatakan: Demi Allah, jika kalian menyekapnya seperti yang kalian usulkan, maka urusannya akan ada di tangan para sahabatnya, lalu menyerang kalian dan merebutnya dari kalian, kemudian mereka semakin banyak dan mengalahkan kalian. Ini bukan usulan yang tapat, coba perhatikan usulan lainnya.

Ada yang mengusulkan: Kita usir saja dari lingkungan kita, kita buang ke negara lain. Kalau sudah pergi dari kita, kita tidak peduli lagi kemana perginya.

Kaum kafir menolak usulan, dan mengatakan : Bukan usulan yang tepat. Bukankah kalian menyaksikan bicaranya yang baik, dan logikanya yang manis, kemampuannya menguasai hati dengan apa yang dibawakannya. Demi Allah, jika kalian lakukan hal ini, kalian tidak bisa jamin bahwa dia tidak diikuti manusia, kemudian bergerak menyerang kalian dan menguasai negeri kalian, lalu mengambil alih urusan dari tangan kalian sesuak hatinya.

Abu Jahl bin Hisyam berkata: Demi Allah, saya punya usulan, yang belum pernah kalian fikirkan. Mereka bertanya-tanya: Usulan apa itu wahai Abu Jahl.

Kata Abu Jahl: Saya berpendapat, kita ambil perwakilan dari setiap kabilah seorang anak muda yang kkuat, dan tangguh, lalu kita berikan kepada masing-masing sebilah pedang yang tajam, kemudian semuanya bergerak untuk membunuhnya denan sekali tebasan, lalu kita bisa santai, tuntutan darahnya akan terbagi ke seluruh kabilah sehingga Bani Abdi Manaf tidak mampu memerangi mereka semua, dan ridha menerima diyat (denda) .

Mereka menyambut usulan ini dengan mengatakan: Ini baru ide cemerlang. Dan bubarlah pertemuan itu dengan kesepakatan ini. Dan mulailah persiapan pengepuangan Rasulullah saw.

Demikianlah kebatilan berkehendak untuk mengepung kebenaran, yang dibawa oleh Rasulullah atau da’i ke jalan yang lurus. Inilah sunnah kebatilan disetiap ruang dan waktu.


والله غالب على أمره ولكن أكثر الناس لا يعلمون


21. .... dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.QS. Yusuf.



B.7 AL QUR’AN MENGGAGALKAN KONSPIRASI

Allah swt tidak akan pernah membiarkan Rasulullah saw tanpa memberitahukan kepadanya tentang kesepakatan yang dicapai kaum musyrikin.


ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين


30. ....mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. QS. Al Anfal


Allah swt memberitahukan kepada Rasulullah saw tentang konspirasi jahat itu.

Ibnu Ishaq meriwayatkan: Maka yang Allah turunkan pada hari itu adalah tentang kesepakatan yang telah mereka capai terhadap Rasulullah saw


وإذ يمكر بك الذين كفروا ليثبتوك أو يقتلوك أو يخرجوك ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين


30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Dan firman Allah:

أم يقولون شاعر نتربص به ريب المنون

30. Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu Kecelakaan menimpanya". QS. Ath Thur


تنفيذ الهجرة النبوية

C. PELAKSANAAN HIJRAH NABI

تنفيذ الهجرة وليلة البداية

C. 2 PELAKSANAAN HIJRAH DAN MALAM PERMULAAN

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya; bahwa Rasulullah saw menyisakan dua orang sahabatnya, yaitu Abu Bakar dan Ali –radhiyallahu anhuma- untuk melaksanakan tugas yang telah Rasulullah tentukan.

Ali tidur di tempat tidur Rasulullah, menunaikan amanah yang ada pada Rasulullah saw kepada para pemiliknya.

Abu Bakar menemaninya menempuh perjalanan panjang, yang penuh bahaya dan menakutkan. Sebelum datang malam eksekusi penghilangan pemimpin dakwah Islam, Jibril alaihissalam memberitahukan kepadanya untuk melaksanakan hijrah, dan mengatakan:

يا محمد لا تبت هذه الليلة على فراشك الذي كنت تبيت فيه

Wahai Muhammad, malam ini janganlah kamu bermalam di tempat tidur yang biasanya kamu bermalam".


Kaum kafir Quraisy terus mengawasi gerak-gerik Rasulullah saw. Dan Rasululah memasuki rumahnya ditemani anak muda pemberani, Ali bin Abi Thalib.

Gelap malam baru saja datang, sekelompok pemuda bersenjata satu-persatu datang berkumpul mengepung rumahnya, menanti waktu yang tepat untuk menyerangnya dan menghilangkannya. Menjadikan tuntutan darahnya ada pada seluruh kabilah Arab.

Nabi hijrah terakhir

Karena menyerahkan dahulu seluruh titipan amanat orang Arab kepada Ali (Orang jahiliyah percaya kepada nabi tapi mereka tidak mau iman kempada nabi).

Ketika Rasulullah saw melihat gerakan mereka, ia katakan kepada Ali bin Abi Thalib:

قال النبى : من نام فى فرس له الجنة, قال علي انا يا رسول الله

"Barang siapa yang tidur di Tempat didurku banginya syurga"

Ali menjawab " aku Ya Rasulullah"

Tidurlah kamu di tempat tidurku, berselimutlah dengan selimutku ini. Karena sesungguhnya tidak akan ada sesuatu yang tidak kamu sukai dari mereka dapat mengenaimu. Dan Rasulullah saw biasanya berselimut itu jika tidur. Ali melakukannya. Setelah malam berlalu, sebelum fajar menjelang, ketika tubuh sedang terlelah, Rasulullah saw lolos, keluar dari rumahnya, sambil membaca firman Allah:

وجعلنا من بين أيديهم سدا ومن خلفهم سدا فأغشيناهم فهم لا يبصرون

9. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat. QS. Yaasin


Allah swt membuat mereka tidur smeua, sehingga tidak ada seorangpun kaum musyrikin yang menunggu itu yang melihat Rasulullah keluar rumah. Rasulullah saw menemui Abu Bakar di tempat yang disepakati di luar Makkah, dan keduanya berjalan menuju ke gua Tsurbersembunyi di sana.

Malam itu kaum musyrikin menghabiskan malamnya menjaga Ali bin Abi Thalib. Ketika datang waktu yang ditetapkan untuk menyergap, mereka buka selimut itu untuk membunuhnya, membunuh dakwah; mereka hanya temukan Ali bin Abi Thalib, yang tersenyum sinis kepada mereka. Mereka kecewa dan marah, saling menyalahkan dan menjanjikan hadiah besar bagi yang dapat membawa atau menunjukkan Muhammad dan sahabatnya.
Secara alami setelah kesepakatan untuk membunuh Rasulullah saw situasi di Makkah menjadi sangat tegang. Kaum musyrikin hanya menunggu eksekusi pembunuhan pembawa risalah ini. Dan secara alami pula Rasulullah saw akan berpindah dari negeri yang tandus yang menolak dakwah ini dan memusuhinya menuju ke negeri yang menerima dan menyambutnya. Khususnya karena para sahabat Rasulullah saw telah mendahului berangkat ke sana, dan penduduk sangat merindukan kehadirannya dan menanti hijrahnya, dan Allah swt telah mengizinkannya untuk berhijrah. Allah telah tunjukkan tempat hijrahnya itu dalam mimpinya, dan ia telah mempersiapkan diri dengan persiapan yang baik.


إخبار الرسول لأبي بكر بموعد الهجرة


C.1 RASULULLAH SAW MEMBERITAHUKAN WAKTU HIJRAH KEPADA ABU BAKR

Rasulullah saw menuju ke rumah Abu Bakr 
Pada waktu qailulah (waktu tidur siang menjelang zhuhur) ketika tengah hari yang terik, ketika orang-orang tenang berteduh di rumah masing-masing, pada waktu yang tidak biasanya datang. Ketika Abu Bakr melihatnya, Abu Bakar langsung menduga: Bahwa Rasulullah saw tidak akan datang pada waktu seperti ini pasti karena ada sesuatu yang penting.

Aisyah berkata: Ketika Rasulullah saw sudah masuk rumah, Abu Bakar duduk agak di belakang. Rasulullah duduk dan di rumah itu tidak ada orang lain kecuali saya dan sauadar saya Asma’ binti Abu Bakar.

Rasulullah saw mengatakan:

" أخرج عني من عندك

suruhlah keluarkan dulu orang yang ada bersamamu.

Abu Bakar menjawab:

يا رسول الله إنما هما ابنتاي ، وما ذاك فداك أبي وأمي

Ya Rasulallah, itu hanya dua anak putriku, dan tidak akan berbuat apa-apa, jaminannya adalah ayah ibuku.

Abu Bakr tsiqah dengan amanah Aisyah dan Asma’. Lalu Rasulullah sampaikan kepada Abu Bakar tentang waktu keberangkatan hijrah. Dengan mengatakan:

إن الله قد أذن لي في الهجرة

Sesungguhnya Allah telah mengizinkanku untuk berangkat hijrah

Aisyah mengatakan: Abu Bakar bertanya: Aku menemani Ya Rasulallah? Jawab Nabi: Ya, menemani.

Aisyah berkata: Demi Allah, aku tidak pernah merasakan ada seseorang yang menangis karena senang, seperti yang aku lihat pada Abu Bakar hari itu.

Sesuatu yang aneh, yang patut disimak. Ada sekelompok orang yang menghalalkan darah dan harta. Dunia telah menekan dan mengkooptasinya. Di depannya terhampar jalan hijrah yang panjang terbentang penuh rintangan.

هجرة كلها لله

C.8 Hijrah, semuanya adalah karena Allah

Abu Bakar ra menyiapkan dua ekor onta untuk Rasulullah saw. Abu Bakar telah membayarnya semua harganya di Makkah. Abu Bakar mempersilahkan Rasulullah menaikinya:

اركب يا رسول الله فداك أبي وأمي

Silahkan naik Ya Rasulallah, tebusannya adalah ayah ibuku.

فقال إني لا أركب بعيراً ليس لي

Jawab Nabi: Aku tidak naik onta yang bukan milikku

قال أبو بكر : فهي لك يا رسول الله بأبي أنت وأمي

Abu Bakar berkata: Itu onta untukmu Ya Rasulallah, demi ayah ibuku, untukmu

قال : لا ، ولكن ما الثمن الذي ابتعتها به ؟

Jawab Nabi: Tidak, tetapi berapa harganya, ketika kamu membelinya?

قال : أبو بكر : هي بكذا وكذا

Abu Bakar menjawab: Segini-segini

قال : قد أخذتها به

Kata Nabi: Aku yang membayarnya

قال : هي لك يا رسول الله

Kata Abu Bakar: Itu buatmu Ya Rasulallah.

فركبا وانطلقا وأردف أبو بكر الصديق عامر بن فهيرة مولاه خلفه ليخدمهما في الطريق

Lalu keduanya naikdan berangkat, Abu Bakar ditemani pula oleh Amir bin Fuhairah – budaknya- untuk membantunya dalam perjalanan.

في غار ثور

C. 3 Di Gua Tsur

Gua Tsur berada di puncak gunung terjal di selatan Makkah, berjarak lima mil dari Makkah, berlawanan arah dengan jalan menuju Madinah.

Rasulullah saw memilih arah bukan arah ke Madinah untuk semakin menyesatkan kaum musyrikin dan memantapkan strategi pengkelabuhan atas para pengusirnya. Karena pandangan kaum kafir pasti pertama kali akan mengarahkannya ke jalan yang menuju Madinah, ke utara.

Rasulullah saw bersama Abu Bakar sampai di gua Tsur dan bersembunyi di dalamnya agar tidak terlihat dari mata musuhnya.


DI DALAM GUA TSUR


Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur 3 haari yaitu pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.


1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan menyampaikan berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir kepada mereka berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu berada di Makkah.


2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.

3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.

4. Asma' binti Abu Bakar Pengantar makanan yang mendapat julukan "DUA SELENDANG" atau

ذاة التقين

dzatunnithaqain (pemilik dua ikat pinggang)

5. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW) sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar (RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang dinamai Quswa.


6. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.


مخابرات الرسول في مكة

C.4 Berita Tentang Rasulullah saw di Makkah

Abdullah bin Abu Bakar langsung menjalankan tugas yang telah ditetapkan baginya; mendengarkan komnetar kaum musyrikin di Makkah pada siang hari, lalu datang menemui Rasulullah saw di gua pada malam hari membawa berita tentang kaum musyrikin, agar Rasulullah dan sahabatnya dapat memutuskan apa yang harus dilakukannya, setelah membaca apa yang ada di kepala kaum musyrikin, sehingga dapat meneruskan strateginya atau merubahnya, sesuai dengan perkembangan situasi.


توصيل الزاد والتعفيه على الآثار

Mengantarkan Bekal dan Menghapus Jejak

Asma’ bint Abu Bakar mendatangi Rasulullah yang sedang bersama ayahnya di dalam gua Tsur, dengan membawa perbekalan makanan di malam hari. Keluar dengan sembunyi-sembunyi dari Makkah kegua Tsur sehingga tidak diketahui oleh seorangpun kaum musyrikin. Kemudian pulang kembali ke Makkah pada malam itu juga dengan bersusah payah naik turun gunung berbatu di malam gelap gulita, di tengah bebatuan gunun yang menakutkan.

Amir bin Fuhairah –budak Abu Bakar- menggembalakan dombanya siang hari dekat dengan gua kemudian jika datang sore hari ia mendangi keduanya dengan membawa kambing Abu Bakar, lalu keduanya memerah susunya dan memotongnya. Dan ketika Abdullah dan Asma datng lalu pulang, Amir bin Fuhairah menghapuskan jejaknya dengan kaki-kaki kambing itu, sehingga tidak ada jejak kaki manusia.

Kisah Abu Bakar di gigit ular Di Gua Tsur
Dunia Nabi ~ Karena penganiayaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy semakin meningkat, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berhijrah ke Madinah. Setelah sebagian besar umat Islam berhijrah, Rasulullah juga berhijrah. Saat malam hari Rasulullah hendak hijrah, beberapa orang Quraisy mengepung rumah Rasulullah. Mereka hendak membunuh Rasulullah. Namun, Rasulullah berhasil meloloskan diri.

Sebelum fajar menyingsing, Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan Kota Mekkah menuju ke Yastrib (Madinah). Di tengah perjalanan, mereka berhenti di Gua Tsur. Sebelum Rasulullah masuk ke dalam gua, Abu Bakar masuk terlebih dahulu. Ia menutup lubang-lubang yang mungkin menjadi sarang bagi binatang-binatang berbisa. Setelah semua dirasa aman, Abu Bakar mempersilakan Rasulullah untuk masuk ke dalam gua. Saat di dalam gua, Rasulullah karena kecapean tertidur di pangkuan Abu Bakar.

Saat itulah, kaki Abu Bakar digigit oleh kalejengking. Abu Bakar kesakitan hampir pingsan, tetapi ia menahannya hingga keluar air matanya. Ia tak ingin membangunkan Rasulullah. Air matanya menetes di wajah Rasulullah sehingga Rasulullah terbangun.

قال النبى : أين تبكي يا أبا بكر؟ قال عفوى يا رسول الله, فقال النبى ليس لك إلا هذا

Mengapa engkau menangis wahai abu bakar? Maafkan aku ya rasulullah
Rasulullah pun menjadi tahu bahwa Abu Bakar kesakitan karena digigit kalejengking. Kemudian, Rasulullah mengusapkan air liurnya pada kaki Abu Bakar yang digigit kalejengking. Kaki Abu Bakar pun sembuh seketika.

فقال النبى ليس لك إلا هذا

"Tidak ada yg pantas buatmu kecuali ini(gambar syurga ditelapak tangan nabi yg ditunjukkan kepada abu bakar)
Sementara itu, orang-orang kafir Quraisy sangat kecewa karena mereka tidak berhasil membunuh Rasulullah. Mereka melakukan pengejaran hingga bukit Tsur. Melalui celah batu, Abu Bakar dapat melihat orang orang-orang Quraisy di laur gua. Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah, jika mereka menundukkan kepala ke bawah, pasti mereka akan melihat kita”. Rasulullah berkata, “Jangan engkau bersedih dan takut, sesungguhnya Allah bersama kita”.

Kemudian, Allah memerintahkan laba-labar membuat sarang yang menutupi pintu gua. Selain itu, burung merpati diperintahkan untuk membuat sarang dan bertelur di pintu gua. Orang-orang kafir Quraisy merasa yakin jika Rasulullah di dalam gua, sudah pasti sarang laba-laba akan rusak dan merpati akan terbang. Mereka pun tidak ingin membuang waktu.

Akhirnya, mereka meninggalkan gua Tsur tanpa curiga sedikitpun. Setelah itu, Rasulullah dan Abu Bakar melanjutkan perjalanannya. Sungguh Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Kisah Rasulullah SAW dan Abu Bakar dalam gua Tsur diceritakan dalam surat At-Taubah ayat 40 : “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya : “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Taubah : 40).


قريش على باب الغار

C. 5 Orang Quraisy Berada di Pintu Gua

Meskipun berbagai macam usaha dan strategi untuk bersembunyi ini telah Rasulullah lakukan dan para muhajirin lainnya. Kaum Qauraisy yang bekerja keras menyisir seluruh sudut Makkah, dan jalan-jalan yang menuju Madinah; mereka sempat sampai di mulut gua Tsur yang Rasulullah dan sahabatnya berada di dalamnya.

عناية الله مع الرسول في الغار

C.6 Pertolongan Allah Menyertai Rasulullah di dalam Gua

Kisah sarang laba-laba dan dua ekor merpati membuat sarang di pintu goa

Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:” Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdurrazzaq, (ia berkata) telah mengabarkan kepada kami Ma’mar ia berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Utsman al-Jazari bahwasanya Miqsam mantan budak Ibnu ‘Abbas mengabarkan kepadanya tentang firman-Nya Ta’ala:

(وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ)

” Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkapmu….” (QS. Al-Anfal: 30)


Beliau (Ibnu ‘Abbas) radhiyallahu ‘anhumaa berkata:

تَشَاوَرَتْ قُرَيْشٌ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِذَا أَصْبَحَ فَأَثْبِتُوهُ بِالْوَثَاقِ. يُرِيدُونَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلِ اقْتُلُوهُ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ أَخْرِجُوهُ. فَأَطْلَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ عَلَى ذَلِكَ فَبَاتَ عَلِىٌّ عَلَى فِرَاشِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تِلْكَ اللَّيْلَةَ … فَلَمَّا رَأَوْا عَلِيًّا رَدَّ اللَّهُ مَكْرَهُمْ فَقَالُوا : أَيْنَ صَاحِبُكَ هَذَا؟ قَالَ: لاَ أَدْرِى فَاقْتَصُّوا أَثَرَهُ فَلَمَّا بَلَغُوا الْجَبَلَ خُلِّطَ عَلَيْهِمْ فَصَعِدُوا فِى الْجَبَلِ فَمَرُّوا بِالغَارِ فَرَأَوْا عَلَى بَابِهِ نَسْجَ الْعَنْكَبُوتِ فَقَالُوا: لَوْ دَخَلَ هَا هُنَا لَمْ يَكُنْ نَسْجُ الْعَنْكَبُوتِ عَلَى بَابِهِ. فَمَكَثَ فِيهِ ثَلاَثَ لَيَالٍ

” Pada suatu malam suku Quraisy bermusyawarah, lalu sebagian mereka berkata:’ Jika pagi datang, tangkaplah dia dengan kuat – yang mereka maksud adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Sebagian lagi berkata:’ Akan tetapi keluarkan dia (dari Makkah).’ Kemudian Allah Azza wa Jalla menunjukkan hal itu kepada Nabi-Nya. Kemudian ‘Ali radhiyallahu ‘anhu tidur di kasur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam tersebut….Ketika mereka melihat ‘Ali, Allah membalas/mengembalikan makar (tipudaya) mereka. Lalu mereka berkata:’ Maka temanmu ini (maksudnya Nabi)?’ Dia (‘Ali) berkata:’ Aku tidak tahu.’ Kemudian mereka mencari jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mereka sampai ke gunung, mereka dibuat samar (kebingungan). Lalu mereka naik gunung, lalu mereka melewati sebuah gua dan melihat di pintu gua tersebut sarang (jaring) laba-laba, sehingga mereka berkata:’ Seandainya dia (Muhammad) masuk ke sini, tidak mungkin ada sarang (jaring) laba-laba di pintunya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menetap di dalamnya selama tiga malam.’ (Musnad Ahmad,7/334 no 3308)


Ibnu Katsir rahimahullah berkata:” Dan ini adalah sanad yang hasan, dan ia adalah sanad yang paling baik yang diriwayatkan tentang kisah sarang (jaring) laba-laba pada mulut gua.” (Al-Bidayah wa an-Nihayah 3/181)


Namun beliau rahimahullah berkata dalam (al-Fushul):” Dan dikatakan –Wallahu A’lam- bahwasanya laba-laba tersebut menutup pintu gua, dan dua ekor merpati membuat sarang di pintunya…”(al-Fushul fii Siratir Rasul: 52) Maka beliau rahimahullah tidak menganggapnya (menghukuminya) hasan di sini, akan tetapi yang dipahami dari perkataan beliau justru sebaliknya.


Dan dihasankan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (7/236) hanya saja beliau rahimahullah berkata tentang ‘Utsman bin al-Jazri:” Pada dirinya ada kelemahan (dha’if).” (at-Taqrib 2/13) Dan dalam at-Tahdzib disebutkan bahwa Abu Hatim rahimahullah berkata tentangnya:” Haditsnya ditulis, namun tidak bisa berhujjah dengannya.” Dan al-’Uqaili rahimahullah berkata:” Haditsnya tidak dijadikan mutabi’ (penguat).” (at-Tahdzib: 7/145)


Oleh sebab itu hadits ini dinyatakan dha’if oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dalam ta’liq (komentar) beliau terhadap Musnad imam Ahmad rahimahullah, baliau (Ahmad Syakir) rahimahullah berkata:” Dalam sanadnya ada sesuatu yang harus diperiksa, dikarenakan keberadaan ‘Utsman al-Jazri. “ (Ta’liq Musnad Ahmad 5/87)


Lalu pernyataan bahwa hadits ini hasan, yang dinyatakan oleh dua orang Hafizh, yaitu Ibnu Katsir dan Ibnu Hajar rahimahumallah, maka itu hanya pada kisah tentang sarang (jaring) laba-laba saja. Adapun tentang telur dua merpati maka aku tidak mengetahui –sebatas ilmuku- orang yang menshahihkannya.


Situasi mencekam di gua hiro

Alangkah mencekamnya situasi itu. Tidak ada jalan keluar ketika Rasulullah dan risalah dakwahnya berada kurang dari dua jengkal busur panah dari ancaman bahaya. Abu Bakar melihat dengan dua bola matanya pada kerumunan kaum musyrikin yang marah, melihat kaki-kakinya di mulut gua. Abu Bakar ketakutan bukan atas dirinya sendiri, akan tetapi atas diri Rasulullah saw dan dakwahnya. Dengan lirih ia sampaikan kepada Rasulullah:

يا رسول الله لو نظر أحدهم تحت قدميه لرآنا !

Ya Rasulallah, jika di antara mereka ada yang melihat ke bawah kakinya maka pasti mereka melihat kita.

Rasulullah saw menjawab dengan mantap penuh keyakinan, pada situasi yang tidak rasionla lagi:


" يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما ، لا تحزن إن الله معنا "

Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu dengan kita berdua dan Allah yang ketiganya. Janganlah takut, sesungguhnya Allah bersama kita.

Kalau seandainya seluruh prajurit di muka bumi ini berkumpul di mulut gua untuk menangkap Rasulullah dan sahabatnya; hal itu tidak akan pernah mampu mereka lakukan, karena pertolongan Allah bersama dengan mereka berdua.

Alangkah indah dan tingginya kalimat ilahiyah itu. Ketika menyatakan jaminan ini untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang bertaqwa di sepanjang masa:

إلا تنصروه فقد نصره الله إذ أخرجه الذين كفروا ثاني اثنين إذ هما في الغار إذ يقول لصاحبه لا تحزن إن الله معنا فأنزل الله سكينته عليه وأيده بجنود لم تروها وجعل كلمة الذين كفروا السفلى وكلمة الله هي العليا والله عزيز حكيم

40. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. At Taubah

الخروج من الغار

C.7 Keluar dari Gua

Setelah tiga hari tinggal di dalam gua; ketika pencarian sudah mulai reda, orang sudah putus asa mencarinya, Abdullah ibn Uraiqith mendatanginya sesuai dengan rencana yang pernah Rasulullah buat, membawa dua ekor onta untuk keduanya dan satu untuk dirinya. Asma’ bint Abu Bakar datang mengantarkan makanan dan minuman yang menjadi perbekalan. Ketika hendak berangkat membawa makanan itu, ia cari pengikatnya di kendaraan, tetapi tidak didapatkan, lalu ia robek kain ikat pinggangnya untuk mengikat perbekalan itu, dan ia pakai mengikat pinggangnya dengan separuhnya, sehingga dinamakan

ذاة التقين

dzatunnithaqain (pemilik dua ikat pinggang) atau (Pemilik dua selendang)

Kesedihan nabi meninggalkan Mekkah

Kita baca dahulu sebuah riwayat:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ (مسند الحارث – زوائد الهيثمي – ج 1 / ص 460)

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Makkah beliau berkata: Sungguh aku diusir dariMu (Makkah). Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andai pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Dan ketika Nabi pertama sampai di Madinah beliau berdoa lebih dahsyat:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (صحيح البخارى – ج 7 / ص 161)

“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR al-Bukhari 7/161)


C.9 Persitiwa Menakutkan dalam Perjalanan

Pemandu itu berjalan bersama dengan Rasulullah dan sahabatnya jauh dari pandangan, menuju ke arah Yaman, kemudian menuju ke utara ke arah Madinah di jalan yang tidak biasanya orang lewati. Pemandu itu membawa keduanya melewati jalan yang tidak dikenal.

Hanya saja kaum kafir Quraisy merasa aib jika gagal menemukan Nabi Muhammad saw. Maka ia janjikan hadiah besar –seratus ekor onta- bagi siapa saja yang bisa menemukan Rasulullah dan seratus ekor onta lagi bagi siapa saja yang bisa menemukan Abu Bakar. Dua ratus ekor onta adalah kekayaan yang menggiurkan di tengah bangsa Arab yang sedang dalam bahaya dan sulit. Hal ini menyemangati kaum musyrikin dan mereka menyebar ke seluruh jalan dan sudut untuk menemukan Nabi Muhammad dan sahabatnya.

سراقة بن مالك والجائزة

Suraqah bin Malik dan Hadiah Yang Dijanjikan

Suraqah bin Malik mendengar hadiah yang dijanjikan bagi siapa saja yang bisa menemukan Rasulullah dan sahabatnya dalam keadaan hidup atau mati. Ia sangat ingin memenangkannya. Suraqah sebagaimana ribuan orang-orang jahat di setiap zaman dan tempat. Ketika matanya melihat kilauan emas, perak atau telinganya mendengar hadiah yang dijanjikan, maka ia akan segera gadaikan perasaan dan idealismenya untuk mendapatkan sedikit apalagi banyak dari harta yang tersedia.

Begitu Rasulullah dan sahabatnya melewati Bani Mudlij, naik ke jalan yang menuju Madinah, ada penduduk desa yang melihatnya. Dan berkata kepada Suraqah: Sesungguhnya aku tadi melihat hitam-hitam di tepi pantai, aku kira itu adalah Muhammad dan sahabatnya. Suraqah tahu bahwa itulah yang dimaksud, akan tetapi ia hendak membohongi orang tadi agar mendapatkan hadiah itu sendirian. Suraqah berkata: Apakah kamu melihat si fulan, si fulan yang pergi untuk keperluannya?

Suraqah tinggal bersama mereka sejenak, kemudian ia pacu kudanya membawa busur panahnya dan mengejar jejak Rasulullah saw. Ketika sudak mendekati Rasulullah dan sahabatnya dan yakin bahwa ia akan mendapatkan hadiah itu, ia siapkan panah dan pedangnya. Tidak ada lagi penghalang antara dirinya dan kedua orang yang bepergian itu.


عناية الله تحول بين سراقة وبين ما يريد

C.10 Pertolongan Allah Menghalangi Suraqah dan Ambisinya

Rasulullah saw mengerahkan seluruh kekuatan manusiawinya dengan penuh hati-hati. Rasulullah merencanakan mengorganisir perjalanannya melintasi pedalaman Arab. Rasulullah saw mempersiapkan bekal untuk semua kemungkinan seperti yang pernah dibahas didepan. Tidak memberi ruang bagi kejadian tiba-tiba. Walau demikian Suraqah mampu mengejar Rasulullah saw. Di sinilah pertolongan Allah datang. Setiap kali Suraqah mendekati Rasulullah saw kaki kudanya berhenti, dan Rasulullah membaca Al Qur’an tanpa berpaling menolehnya. Abu Bakar yang banyak menoleh mengatakan:

Ya Rasulallah, kita terkejar.

Dan setiap kali Suraqah mendekat, kaki kudanya berhenti..

Suraqah berkata; seperti yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhariy:

Lalu aku mendekati keduanya sehingga aku dapat mendengar bacaan Al Qur’an Rasulullah saw. Lalu kudaku duduk berlutut, lalu aku keluarkan anak panah dari sarungnya, aku memanah, entah bisa mengenainya atau tidak mengenainya. Dan ternyata tidak mengenainya. Aku tidak percaya pada diriku sendiri, lalu aku datangi tempat itu dan kudaku jatuh kembali, aku keluarkan kedua kakinya, aku lempar dengan tombak, mengenai atau tidak mengenai, ternyata tidak mengenai. Aku tidak percaya, dan aku takut mengalami sesuatu. Lalu aku berkata: Sesungguhnya aku percaya bahwa engkau memiliki kedudukan. Berhentilah, aku mau bicara denganmu.

Lalu Rasulullah saw berhenti – dalam riwayat lain, aku memanggilnya dengan aman. Mereka berhenti lalu aku mendatanginya. Jiwaku merasa Rasulullah akan memerintahkan sesuatu ketika aku bertemu dengannya.

Aku sampaikan kepadanya: Sesungguhnya kaummu telah menjadikan diyat bagi dirimu, dan aku telah memberitahukan kepada mereka apa yang diinginkan kaum Quraisy atas mereka. Aku tawarkan kepadanya perbekalan dan kekayaan, lalu ia tidak mengambil sedikitpun, bahkan Rasulullah saw mengatakan: Biarkan kami, lalu aku memintanya untuk memberikan jaminan keamanan. Lalu menyuruh Amir bin Fuhairah yang menulis di selembar kulit, kemudian Rasulullah saw berlalu dan Suraqah kembali, membatalkan niatnya mengejar Rasulullah saw


أبا حكم والله لو كنت شاهداً لأمر جوادي إذ تسوخ قوائمه عجبت ولم تشكك بأن محمداً رسول وبرهان فمن ذا يقاومه عليك بكف القوم عنه فإنني أرى أمره يوماً ستبدو معالمه

Abu Hakam, demi Allah jika engkuu menyaksikan, kudaku yang terperosok kaki-kakinya, Aku heran dan tidak ragu lagi, bahwa Muhammad adalah seorang rasul dan bukti nyata, maka siapa yang hendak melawannya aku minta kamu menghentikan kaum darinya, Karena aku telah buktikan hari ini, yang akan tampak nyata pilar-pilarnya(akibatnya)


Sesungguhnya pertolongan Allah sangat menakjubkan. Orang yang di pagi hari memacu diri mengejar Rasulullah saw untuk mendapatkan hadiah dan kekayaan. Kemudian di akhir hari itu menjadi pendukungnya. Membatalkan perburuan Rasulullah saw dan takut jika Rasulullah mengalami kesulitan dan penderitaan.

Apa yang membalikkan nafsu ini. Apa yang memperbaiki ambisi ini. Apa yang bisa menumbuhkan rasa aman di padang pasir? Itulah pertolongan Allah.

وإذا العناية لاحظتك عيونها , نم فالمخاوف كلهن أمان

Sesungguhnya mata pertolongan itu terus memperhatikanmu, tidurlah maka semua ketakutan akan berubah menjadi keamanan.

Ringkasan :
Nabi bertemu Suroqoh Ibn Malik

عَنْ أَمِيرِ اْلمُؤمِنِينَ أبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى الله ورسوله فهجرته إلي الله ورسوله َمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ (رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمُ)

إذن الرسول لأصحابه بالهجرة إلى المدينة وأسباب ذلك

قد رأيت في المنام أني أهاجر في مكة إلى أرض بها نخل فذهبوا وهلى إلى أنها اليمامة أو هجر ، فإذا هي المدينة " يثرب " .

وفي رواية عن عروة عن عائشة : قالت : قال رسول الله : " قد رأيت دار هجرتكم ، رأيت سبخة ذات نخل بين لابتي

إن الله عز وجل قد جعل لكم إخواناً وداراً تأمنون فيه

هجره صهيب

هجرة أبي سلمة وزوجه

Persiapan adalah sunah para nabi

يا أيها الذين آمنوا خذوا حذركم فانفروا ثبات أو انفروا جميعا

71. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! QS. An Nisa’
Hijrah adalah sunah para nabi
Nabi Lud
Nabi Ayub
Nabi Musa
Orang kafit mengepung rumah nabi

يريدون ليطفؤوا نور الله بأفواههم والله متم نوره ولو كره الكافرون

8. Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". QS. Ash Shaff

Allah menggagalkan orang kafir membunuh nabi

ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين

30. ....mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. QS. Al Anfal
Nabi berangkat hijrah

لا تعجل لعل الله يجعل لك صاحبا

1. Mencari tempat persembunyian (gua Tsur) untuk Rasulullah dan sahabatnya ketika meninggalkan Makkah, sehingga pencarian dirasa sudah tenang.

2. Melatih Ali bin Abi Thalib untuk mengkelabuhi kaum musyrikin dengan tidur di tempat tidur Rasulullah saw

3. Menyiapkan orang yang menyampaikan berita kaum musyrikin Makkah ketika Rasulullah berada di dalam gua Tsur. Dan dipilihlah Abdullah bin Abu Bakr Ash Shiddiq

4. Menyiapkan orang yang akan mengantarkan makanan dan minuman yaitu Asma' bint Abu Bakr, dan menghapus jejak kaki orang yang menemui Rasulullah dan sahabatnya di gua Tsur.

5. Asma' bint Abu Bakr gelar Dzatulqoin(dua selendang) dari Allah dan Rasulnya.

ذاة التقين

6. Amir bin suhel penghilang jejak
7. Abdullah bin Turoiqot(orang kafir) seorang penunjuk jalan sepi dari gua Tsur ke Madinah
Abu Kuhafah (Bapaknya abu bakar) kepada asma' putri abu bakar.
Nabi keluar dari rumah 

قال النبى : من نام فى فرس له الجنة, قال علي انا يا رسول الله


وجعلنا من بين أيديهم سدا ومن خلفهم سدا فأغشيناهم فهم لا يبصرون


Nabi sampe di rumah Abu Bakar

أخرج عني من عندك

يا رسول الله إنما هما ابنتاي ، وما ذاك فداك أبي وأمي

إن الله قد أذن لي في الهجرة

Hijrah, semuanya adalah karena Allah

Abu Bakar ra menyiapkan dua ekor onta untuk Rasulullah saw. Abu Bakar telah membayarnya semua harganya di Makkah. Abu Bakar mempersilahkan Rasulullah menaikinya:

اركب يا رسول الله فداك أبي وأمي

Silahkan naik Ya Rasulallah, tebusannya adalah ayah ibuku.

فقال إني لا أركب بعيراً ليس لي

Jawab Nabi: Aku tidak naik onta yang bukan milikku

قال أبو بكر : فهي لك يا رسول الله بأبي أنت وأمي

Abu Bakar berkata: Itu onta untukmu Ya Rasulallah, demi ayah ibuku, untukmu

قال : لا ، ولكن ما الثمن الذي ابتعتها به ؟

Jawab Nabi: Tidak, tetapi berapa harganya, ketika kamu membelinya?

قال : أبو بكر : هي بكذا وكذا

Abu Bakar menjawab: Segini-segini

قال : قد أخذتها به

Kata Nabi: Aku yang membayarnya

قال : هي لك يا رسول الله

Kata Abu Bakar: Itu buatmu Ya Rasulallah.

فركبا وانطلقا وأردف أبو بكر الصديق عامر بن فهيرة مولاه خلفه ليخدمهما في الطريق

Lalu keduanya naikdan berangkat, Abu Bakar ditemani pula oleh Amir bin Fuhairah – budaknya- untuk membantunya dalam perjalanan.

Di Gua Tsur

قال النبى : أين تبكي يا أبا بكر؟ قال عفوى يا رسول الله, فقال النبى ليس لك إلا هذا

فقال النبى ليس لك إلا هذا

Kisah sarang laba-laba dan dua ekor merpati membuat sarang di pintu goa

Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:” Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdurrazzaq, (ia berkata) telah mengabarkan kepada kami Ma’mar ia berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Utsman al-Jazari bahwasanya Miqsam mantan budak Ibnu ‘Abbas mengabarkan kepadanya tentang firman-Nya Ta’ala:

(وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ)

” Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkapmu….” (QS. Al-Anfal: 30)


Beliau (Ibnu ‘Abbas) radhiyallahu ‘anhumaa berkata:

تَشَاوَرَتْ قُرَيْشٌ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِذَا أَصْبَحَ فَأَثْبِتُوهُ بِالْوَثَاقِ. يُرِيدُونَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلِ اقْتُلُوهُ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ أَخْرِجُوهُ. فَأَطْلَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ عَلَى ذَلِكَ فَبَاتَ عَلِىٌّ عَلَى فِرَاشِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تِلْكَ اللَّيْلَةَ … فَلَمَّا رَأَوْا عَلِيًّا رَدَّ اللَّهُ مَكْرَهُمْ فَقَالُوا : أَيْنَ صَاحِبُكَ هَذَا؟ قَالَ: لاَ أَدْرِى فَاقْتَصُّوا أَثَرَهُ فَلَمَّا بَلَغُوا الْجَبَلَ خُلِّطَ عَلَيْهِمْ فَصَعِدُوا فِى الْجَبَلِ فَمَرُّوا بِالغَارِ فَرَأَوْا عَلَى بَابِهِ نَسْجَ الْعَنْكَبُوتِ فَقَالُوا: لَوْ دَخَلَ هَا هُنَا لَمْ يَكُنْ نَسْجُ الْعَنْكَبُوتِ عَلَى بَابِهِ. فَمَكَثَ فِيهِ ثَلاَثَ لَيَالٍ

” Pada suatu malam suku Quraisy bermusyawarah, lalu sebagian mereka berkata:’ Jika pagi datang, tangkaplah dia dengan kuat – yang mereka maksud adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Sebagian lagi berkata:’ Akan tetapi keluarkan dia (dari Makkah).’ Kemudian Allah Azza wa Jalla menunjukkan hal itu kepada Nabi-Nya. Kemudian ‘Ali radhiyallahu ‘anhu tidur di kasur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam tersebut….Ketika mereka melihat ‘Ali, Allah membalas/mengembalikan makar (tipudaya) mereka. Lalu mereka berkata:’ Maka temanmu ini (maksudnya Nabi)?’ Dia (‘Ali) berkata:’ Aku tidak tahu.’ Kemudian mereka mencari jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mereka sampai ke gunung, mereka dibuat samar (kebingungan). Lalu mereka naik gunung, lalu mereka melewati sebuah gua dan melihat di pintu gua tersebut sarang (jaring) laba-laba, sehingga mereka berkata:’ Seandainya dia (Muhammad) masuk ke sini, tidak mungkin ada sarang (jaring) laba-laba di pintunya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menetap di dalamnya selama tiga malam.’ (Musnad Ahmad,7/334 no 3308)

Situasi mencekam di Gua Tsur

يا رسول الله لو نظر أحدهم تحت قدميه لرآنا

يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما ، لا تحزن إن الله معنا

Kesedihan nabi meninggalkan Mekkah

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ (مسند الحارث – زوائد الهيثمي – ج 1 / ص 460)

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Makkah beliau berkata: Sungguh aku diusir dariMu (Makkah). Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andai pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Dan ketika Nabi pertama sampai di Madinah beliau berdoa lebih dahsyat:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (صحيح البخارى – ج 7 / ص 161)

“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR al-Bukhari 7/161)

Nabi bertemu Suroqoh

اللهم اكفينا

يا محمد الأمان  الأمان  الأمان

يا سراقة كيف أنت تقتلنى وبيديك سوارى كسر من الذهب

Pengakuat Suroqoh terhadap mukjizat nabi

جواب سراقة :  يا أبا حكم والله لو كنت شاهداً لأمر جوادي إذ تسوخ قوائمه عجبت ولم تشكك بأن محمداً رسول وبرهان فمن ذا يقاومه عليك بكف القوم عنه فإنني أرى أمره يوماً ستبدو معالمه

قال رسول : يوم بر ووباء

يا سراقة أتسمعوا نى , قل ما قال نبيك فى  هجرة


صدق رسول الله


Semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. Salam mas, jgn berhenti mengetik, aku sering follow blog mu mas, huhu..

    BalasHapus