Jumat, 10 Oktober 2014

Abdul Mutholib bahagia saat Nabi lahir

Aminah sudah hamil, dan kemudian, seperti wanita lain iapun melahirkan. Bahwa ia melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah gembiranya orang tua itu setelah menerima berita. Sekaligus ia teringat kepada Abdullah anaknya. Gembira sekali hatinya karena ternyata pengganti anaknya sudah ada. Cepat-cepat ia menemui menantunya itu, diangkatnya bayi itu lalu dibawanya ke Ka'bah. Ia diberi nama Muhammad. Nama ini tidak umum di kalangan orang Arab tapi cukup dikenal. Kemudian dikembalikannya bayi itu kepada ibunya. Kini mereka sedang menantikan orang yang akan menyusukannya dari Keluarga Sa'd (Banu Sa'd), untuk kemudian menyerahkan anaknya itu kepada salah seorang dari mereka, sebagaimana sudah menjadi adat kaum bangsawan Arab di Mekah.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah, pada hari senin, tanggal 12 Robiul Awal/bulan mulud, tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Dilahirkan dirumah pamannya Abu Thalib dalam keadaan yatim, karena ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib telah meninggal dunia 7 bulan sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Ibunya bernama Aminah binti Wahab berasal dari kota Madinah.
Kakeknya Abdul Muthalib sangat gembira ketika mendengar kelahiran cucunya, kemudian beliau membawa cucunya thawaf mengelilingi ka’bah dan dibawa masuk kedalamnya, lalu diberi nama Muhammad, yang artinya terpuji.
Pada hari ketujuh kelahirannya itu Abd'l-Muttalib minta disembelihkan unta. Hal ini kemudian dilakukan dengan mengundang makan masyarakat Quraisy. Setelah mereka mengetahui bahwa anak itu diberi nama Muhammad, mereka bertanya-tanya mengapa ia tidak suka memakai nama nenek moyang. "Kuinginkan dia akan menjadi orang yang Terpuji1 bagi Tuhan di langit dan bagi makhlukNya di bumi," jawab Abd'l Muttalib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar