Kamis, 08 Desember 2016

Orang yang meninggal di perang Badar

Orang yang meninggal di perang Badar
1. Orang kafir 70 orang dan 70 orang di tawan.
2. Orang muslim 14 orang.

Nama-nama pejuang badar, Lihat di link ini
 https://books.google.co.id/books…

Ketika selesai perang kaum muslimin istirahat sambil memberskan alat perang dan mengumpulkan harta rampasan.

Nabi berkata, :"Kumpulkan semua yang meningal dan di pisah"

Abdullah bin Mas'ud ke medan perang, di tempat jauh menemukan Abu Jahal yang masih sekarat. dia memegang dengan kaki, Ternyata Abu Jahal masih hidup seraya barkata, "Hei tukang gembala kambing, beraninya kau di hadapan ku".

Untuk memastikan kematianya, akhirnya di potong kepalanya, namun sebelum di potong kepalanya dia berkata, "Hei, Potonglah kepalaku sebelah sini biar kepalaku keliatan besar".
Mau mati saja Abu Jahal sombong.
Lalu di bawa ke hadapan nabi, Nabi pun berkata, "Auh... Abu Jahal, Hadza Fir'aun umati".

Kabar perang Badar ke Madinah.
Orang pertama kali sampai di Madinah memberi kabar.
Nabi perintah kepada Abdullah bin Rohah ke Madinah untuk menyampaikan kabar kemenangan kaum muslimin di perang badar dengan menaikin ontanya nabi "Qoswah".
Dengan teriak, "Qutila Abu Jahal, Uqbah bin Robi'ah dll".
Orang munafik tidak percaya,
Setelah di umumkan di masjid baru percaya, "Demi Allah mereka semua telah mati".

Orang yang pertama kali sampai di Mekah mamberi kabar.
Khaitsuman Al Huza'i
Sofwan bin Umayah tidak percaya padahal tidak ikut perang badar.
Akhirnya kumpul Abu Sofyan dan Abu Lahab di rumah Abbas, Yang di terima oleh Abu Rofi' pembantu Abas.
Abu Sofyang bertanya, "Siapa yang paling dahsyat membunuh dari kaum mulimin?".
"Orang yang memakai bulu unta di dada".
"Dia Hamzah".

"Lalu siapa lagi?"

Laki-yang memakai serba putih".
"Siapa mereka?".

Seketika Abu Rofi' menjawab, "Mereka Malaikat".(Abu Rofi' pada waktu itu masih menyembunyikan). keislamanya.
Maka Abu Lahab marah dan mengejar memukul, Namun ditangkis dengan alat kecil sehingga mengenai kepala Abu Jahal dan berdarah, tiga hari infeksi, membusuk, semunggu kemudian mati. dan jasadnya di kubur sekalian kamarnya karena baunya yang menyangat sehing orang-orang tidak mau mendekatinya.

Nabi bermusyawarah tentang tawanan.
Nabi bertanya, "Bagaiman dengan tawanan 70 orang ini".
Umar berkata, :

 والله يا رسول الله ليس الحق لهم الا القتل


"Bunuh saja ya Rasul, ini perang pertama kali Islam tidak boleh lemah".
Abu Bakar, "Kirim surat minta tebusan".
Nabi menyetujui pendapat Abu bakar, Namun di malam hari Nabi mendapat wahyu,

Surat Al-Anfal Ayat 67

مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَىٰ حَتَّىٰ يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ ۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (الانفال ٦٧)


"Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Maka nabi paginya menyangis beserta Abu Bakar, Umar pun bingung dan bertanya, "Ada apa kalian menangis?"
Nabi menjawab, "Pendapatmu benar wahai Umar".

Memang banyak pendapat Umar yang mencocoki Al Qur'an.

Contoh tentang Maqom Ibrohim.

Surat Al-Baqarah Ayat 125

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ


"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Setelah mau pulang dari perang Barang
Nabi bertanya kepada malaikat Jibril, "Wahai Jibril siapa Malaikat yang paling mulia"
"Malaikant yang paling mulia adalah Malaikat yang ada di perang Badar"
"Siapa diantara umatku yang paling mulia?"
"Yaitu sahabat yang ikut dalam perang badar".
Maka setiap sahabat badar mandapat titel "Al Badari" bahkan menjadi rujukan setiap ada musyawarah.

Nabi berdiri di hadapan Kuburan Syuhada Badar dan orang kafir di badar
Menengok sebelah kanan
Nabi berkata,


يا شهدء البدرى أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا موعدكم الجنة ,فانى والله وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟


"Wahai ahli badar, apakah engkau telah mendapatkan apa yang telah allah janjikan?".
Mereka menjawab, "Ya.. Kami telah mendapatkan apa yang telah allah janjikan".

Menengok sebelah kiri orang kuburan orang kafir
Nabi berkata,


يا أبى جهل و يا سيبة بن رابيعة و يا عقبة بن رابيعة و يا عقبة بن ابى معيد أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا؟ والله نحن وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟


"Wahai Saibah bin Robi'an, Uqbah bin Robi'ah, Apakh kalian telah mendapat apa yang telah Allah janjikan?, Di jawab, "Ya.. Kami telah mendapatkan apa yang telah allah janjikan".

Umar protes dan bertanya,

يا رسول الله أتتكلم معهم وهم قد جنره؟ إنهم قد جيهم ولكن يسمعون ولكن لا يجبون

يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟ يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتم بأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا (رواه مسلم واناس)


"Ya Rasulullah apakah mereka mendender?"

Nabi menjawab, "Ya"

Saat itu Rasulullah saw ditanya oleh Umar bin Khattab ra:

يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتمبأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا

Ya Rasulullah, apakah engkau memanggil-manggil mereka yang telah meninggal tiga hari bisa mendengarkan panggilanmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam al quran: Innaka laa tusmi’ul mauta?
Lalu dijawab oleh Rasulullah saw: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah engkau sanggup mendengar mereka, mereka lebih mendengar daripada kamu, hanya saja mereka tidak mampu menjawab.” (HR. Muslim dari Imam Anas ra)

Ini yang menjadi rujukan Talqin mayit dan mayit mendengar orang yang menziarahi

Dalilnya Klik dini sini :
Talqin Kupas al barzanji

Minggu, 18 Desember 2016

لقنوا موتاكم لا إله إلا الله

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ [الذاريات/55]

يا شهدء البدرى أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا موعدكم الجنة ,فانى والله وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟
يا أبى جهل و يا سيبة بن رابيعة و يا عقبة بن رابيعة و يا عقبة بن ابى معيد أوجدتم ماذا وعدكم الله حقا؟ والله نحن وجدنا ماذا وعدنا الله حقا؟

يا رسول الله أتتكلم معهم وهم قد جنره؟ إنهم قد جيهم ولكن يسمعون ولكن لا يجبون

يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟ يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتم بأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا (رواه مسلم واناس)

ما من مسلم يمر على قبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا رد الله عليه روحه حتى يرد عليه السلام

إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ، فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ، فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلا يُجِيبُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْتَوِي قَاعِدًا، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَقُولُ: أَرْشِدْنَا رَحِمَكَ اللَّهُ، وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ، فَلْيَقُلْ: اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا، فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيرًا يَأْخُذُ وَاحِدٌ مِنْهُمْا بِيَدِ صَاحِبِهِ، وَيَقُولُ: انْطَلِقْ بنا مَا نَقْعُدُ عِنْدَ مَنْ قَدْ لُقِّنَ حُجَّتَهُ، فَيَكُونُ اللَّهُ حَجِيجَهُ دُونَهُمَا”، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْرِفْ أُمَّهُ؟ قَالَ:”فَيَنْسُبُهُ إِلَى حَوَّاءَ، يَا فُلانَ بن حَوَّاءَ. رواه الطبراني

ثَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ الْمَرْزُبَانُ بِقَزْوِينَ ، ثَنَا أَحْمَد بْنُ الْخَضِرِ الْمَرْزِيُّ ، ثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ إبراهيم الْبُوشَنْجِيُّ ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْيدِ اللَّهِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

اسْتَفْرِهُوا ضَحَايَاكُمْ ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلَى الصِّرَاطِ

(كتب اتذويد فى أخبرى قزوين كاريا عبد كريم اشفعى ١١٣٤)

Apakah orang Mati Bisa Mendengar?
Yang Mati Lebih Tajam Pendengarannya daripada yang Hidup


Pertanyaan:
Apakah orang-orang yang di alam kubur mampu mendengar ucapan salam orang yang berziarah kepada mereka padahal dalam al-Quran (Ar Rum: 52) “Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikanorang-orang yang mati itu dapat mendengar….”
Lalu kenapa di makbaroh Gajah Ngambung banyak orang berziarah pada sore hari Jum’at adakah dasar hukumnya?

Jawab:
Dari penjelasan di dalam kitab Tafsir Ahkam, Imam Al Qurtubi menguraikan bahwa ayat “Fainnaka laa tusmi’ul mautaa…” (maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar….”, adalah berkaitan dengan peristiwa pertanyaan sahabat Umar bin Khattab saat Rasulullahsaw memanggil tiga orang pemimpin kafir Quraisy dalam perang Badar yang telah meninggal beberapa hari.
.
Saat itu Rasulullah saw ditanya oleh Umar bin Khattab ra:

يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتمبأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا

Ya Rasulullah, apakah engkau memanggil-manggil mereka yang telah meninggal tiga hari bisa mendengarkan panggilanmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam al quran: Innaka laa tusmi’ul mauta?
Lalu dijawab oleh Rasulullah saw: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah engkau sanggup mendengar mereka, mereka lebih mendengar daripada kamu hanya saja mereka tidak mampu menjawab.” (HR. Muslim dari Imam Anas ra)

Menurut hadits Shohihain (Bukhari Muslim) Dari sanad yang berbeda-beda, Rasulullah saw pernah berbicara kepada orang-orang kafir yang tewas dalam perang badar saat mereka dibuang di sumur Quleb kemudian Rasulullah saw berdiri dan memanggil nama-nama mereka (yafulan bin fulan 2x) : “Apakah engkau telah mendapatkan janji dari Tuhanmu dengan benar, sedangkan saya telah mendapatkan janji yang benar pula dariTuhanku.”

Dalam penjelasan kitab Tafsir Ibnu Katsir bahwa yang dipanggil oleh Rasulullah saw itua dalah: Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Robi’ah dan Syaibah bin Robi’ah. Ketiganya itu adalah tokoh kafir Quraisy.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik. Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa orang yang mati apabila sudah dikuburkan dan orang yang menguburkan itu kembali pulang, maka dia (ahli kubur) itu mampu mendengar gesekan suara sendal.

Di antaranya adalah hadits riwayat Bukhari dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ


“Sesungguhnya seorang hamba yang meninggal dan baru saja dikubur, dia mendengar bunyi terompah (sandal) yang dipakai oleh orang-orang yang mengantarnya ketika mereka sedang beranjak pulang, sampai datang kepada dia dua malaikat”. [Shahihul Jami’ No. 1675].
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup*), tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Al Baqarah [2] : 154 )


Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya, apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Maka ia menjawab, "Rabbku adalah Allah". Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam". Lalu keduanya bertanya lagi, "Siapakah orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?" Dia menjawab, "Beliau adalah utusan Allah". Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, "Apa saja amalanmu?"Dia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman kepadanya, dan membenarkannya". Lalu malaikat itu bertanya lagi, "Siapa Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?" Itulah akhir fitnah (ujian) atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu’min. Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-,

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat". (QS.Ibrahim: 27)
Dalam hadits

إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ


“Sesungguhnya mayit akan disiksa disebabkan tangisan dari keluarganya”. [Shahihul Jaami’ No. 1970].

Nangis disini maksudnya : Nangis yang meratap sampai merobek-robek baju atau memukul menyekiti dirinya sendiri.

Menurut Imam AlQurtubi, orang yang sudah meninggal itu bukan berarti mereka tidak lenyap samasekali juga tidak pula rusak hubungan dengan orang yang masih hidup. Tetapiyang meninggal itu hanya terputus hubungan antara ruh dan badan dan hanya berpindah dari alam dunia ke alam kubur. (Tafsir ahkam Juz 7: hal 326).

Dengan demikian apakah orang yang meninggal itu bisa mendengar orang yang masih hidup saat memberi salam atau lainya, cukup jelas keterangan ayat dan hadits pada peristiwa Nabi memanggil gembong2 kafir qurays saat gugur di perang Badar.

Untuk lebih jelasnya lagi, kita bisa membuka Kitab Ar Ruh karangan Ibnu Qoyyim Al Jauzi (Juz I halaman 5), kalau tidak salah Ibnul Qoyyim itu murid kesayangan Ibnu Taymiyah. Pada halaman itu tertulis riwayat Ibnu Abdil Bar yang menyandarkan kepada ketetapan sabda Rasulullah saw:

ما من مسلم يمر على قبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا رد الله عليه روحه حتى يرد عليه السلام

“Orang-orang muslim yang melewati kuburan saudaranya yang dikenal saat hidupnya kemudian mengucapkan salam, maka Allah mengembalikan ruh saudaranya yang meninggal itu untuk menjawab salam temanya.”
Bahkan menurut Ulama Salaf mereka telah ijma’ (sepakat) bahwa masalah orang yang mati itu mampu mengenal orang-orang yang masih hidup pada saat berziarah bahkan para ahli kubur mersasa gembira atas dengan kedatangan para peziarah. Hal ini, kata Ibnu Qoyyim, merupakan riwayat atsar yang mutawatir. Selengkapnya kata-kata Ibnu Qoyyim itu sebagai berikut:

والسلف مجمعون على هذاوقد تواترت الآثار عنهم بأن الميت يعرف زيارة الحي له ويستبشر به

Ibnu Qoyyim mengutip ungkapan Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abid biin Abidunya dalam kitab Kubur pada bab ma’rifatul mauta biziyaratil ahya. Menyebut hadits sebagai berikut:

عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت قال رسول الله ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عنده إلا استأنس به ورد عليه حتى يقوم

Artinya:
DariAisyah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang berziarah ke kuburan saudaranya, kemudian duduk di sisi kuburnya maka menjadi tenanglah si mayit, dan Allah akan mengembalikan ruh saudaranya yang meninggal itu untuk menemaninya sampai selesai berziarah.”

Mayit menjawab salam siapa saja

Orang yang meninggal dunia, akan menjawab salam baik yang dikenal maupun yang tidak dikenalnya sebagaimana dalam sebuah riwayat hadits berikut:

عن أبى هريرة رضى الله تعالى عنه قال إذا مرالرجل بقبر أخيه يعرفه فسلم عليه رد عليه السلام وعرفه وإذا مر بقبر لا يعرفه فسلمعليه رد عليه السلام

Dari Abi Hurairah ra, Rasulullahsaw bersabda: “Apalabila orang yang lewat kuburan saudaranya kemudian memberi salam, maka akan dibalas salam itu, dan dia mengenal siapa yangmenyalami. Demikian juga mereka (para mayyit) akan menjawab salamnya orang-orang yang tidak kenal.”
Waktu Ziarah yang baik
Satu ketika, Seorang lelaki dari Keluarga ‘Ashim Al Jahdari bercerita bahwa dia melihat Ashim al Jahdari dalam mimpinya setelah beliau meninggal dua tahun. Lalu lelaki itu bertanya:
“Bukankah Anda sudah meninggal?”
“Betul!”
“Lalu dimana sekarang?”
“Demi Allah, saya ada didalam taman Syurga. Saya juga bersama sahabat-sahabatku berkumpul setiap malamJum’at hingga pagi harinya di tempat (kuburan) Bakar bin Abdullah al Muzanni. Kemudian kami saling bercerita.”
“Apakah yang bertemu itu jasadnya saja atau ruhnya saja?”
“Kalau jasad kami sudah hancur, jadi kami berkumpul dalam ruh”
“Apakah Anda sekalian mengenal kalau kami itu berziarah kepada kalian?”
“Benar!, kami mengetahui setiap sore Jum’at dan hari Sabtu hingga terbit matahari”
“Kalau hari lainnya?”
“Itulah fadilahnya hari Jum’at dan kemuliannya”
(Cerita itu menurut Ibnu Qoyim bersumber dari Muhammad bin Husein dari Yahya bin Bustom Al Ashghor dari Masma’dari Laki-laki keluarga Asyim Al Jahdari)
Bahkan bukan sore Jum’at dan hari Sabtu saja, menurut riwayat Muhammad bin Husein dari Bakar bin Muhammaddari Hasan Al Qoshob berkata bahwa orang-orang yang sudah meninggal mampu mengetahui para peziarah pada hari dua hari yang mengiringi Jum’at (Hari Kamis dan Sabtu).
Bentuk Salam
Ucapaan salam yang disampaikan saat melewati makbaroh atau berziarah biasanya seperti yang banyak ditulis dalam kitab hadits yang sangat banyak adalah dengan ungkapan:

ألسلام عليكم دار قوم مؤمنين وإنا ان شاء الله تعالى بكم لاحقون

“Semoga keselamatan atas kamu wahai kaum mu’minin yang ada di alam kubur, Insya Allah kami akan menyusul.”

Kesimpulan:
Orang yang meninggal dengan izin Allah akan mendengar salam orang yang masih hidup dan mampu menjawabnya. Bahkan pendengaran mereka lebih peka daripada yang hidup.
Orang yang memberi salam kepada ahli kubur baik yang dikenal maupun tidak dikenal, merekapun akan menjawab salam kita.

Para ahli kubur akan merasa tenang apabila ada saudaranya yang menziarahi.
Orang yang berziarah bagus dilakukan pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu.
Ucapan salam kepada ahli kubur yang tenar adalah ucapan: Assalamu ‘alaikum daara qoumin mu’mininina, wainna insya Allahu ta’alaa bikum laahikuum.

Dengan keterangan ini, maka tidak heran jika di Kuburan “Gajah Ngambung” Buntet Pesantren Cirebon jika Jum’at sore ba’da ashar, banyak keluarga Kyai Buntet berziarah. Ternyata ada dasarnya.
Jika kemudian ada seorang tokoh dari NU pernah mengatakan bahwa saya lebih percaya kepada yang mati ketimbang yang hidup. Ternyata dari dasar hadits Rosulullah saw di atas, sangat masuk akal. Jadi kepada Zubaidah, hayo jangan ragu-ragu untuk terus bersilaturahmi kepada ahli kubur baik sanak keluarga kita maupun para alim ulama.

Wallahu a’lam.

Sumber:
1. Tafsir Ahkam, Imam Al Qurthubi
2. Tafsir Ibnu Katsir
3. Ar Ruh, Imam Ibnu Qoyyim Al Jauzy


Berlanjut kisah nabi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar