(وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ)
” Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkapmu….” (QS. Al-Anfal: 30)Beliau (Ibnu ‘Abbas) radhiyallahu ‘anhumaa berkata:
تَشَاوَرَتْ قُرَيْشٌ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِذَا أَصْبَحَ فَأَثْبِتُوهُ بِالْوَثَاقِ. يُرِيدُونَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلِ اقْتُلُوهُ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ أَخْرِجُوهُ. فَأَطْلَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ عَلَى ذَلِكَ فَبَاتَ عَلِىٌّ عَلَى فِرَاشِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تِلْكَ اللَّيْلَةَ … فَلَمَّا رَأَوْا عَلِيًّا رَدَّ اللَّهُ مَكْرَهُمْ فَقَالُوا : أَيْنَ صَاحِبُكَ هَذَا؟ قَالَ: لاَ أَدْرِى فَاقْتَصُّوا أَثَرَهُ فَلَمَّا بَلَغُوا الْجَبَلَ خُلِّطَ عَلَيْهِمْ فَصَعِدُوا فِى الْجَبَلِ فَمَرُّوا بِالغَارِ فَرَأَوْا عَلَى بَابِهِ نَسْجَ الْعَنْكَبُوتِ فَقَالُوا: لَوْ دَخَلَ هَا هُنَا لَمْ يَكُنْ نَسْجُ الْعَنْكَبُوتِ عَلَى بَابِهِ. فَمَكَثَ فِيهِ ثَلاَثَ لَيَالٍ
” Pada suatu malam suku Quraisy bermusyawarah, lalu sebagian mereka berkata:’ Jika pagi datang, tangkaplah dia dengan kuat – yang mereka maksud adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Sebagian lagi berkata:’ Akan tetapi keluarkan dia (dari Makkah).’ Kemudian Allah Azza wa Jalla menunjukkan hal itu kepada Nabi-Nya. Kemudian ‘Ali radhiyallahu ‘anhu tidur di kasur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam tersebut….Ketika mereka melihat ‘Ali, Allah membalas/mengembalikan makar (tipudaya) mereka. Lalu mereka berkata:’ Maka temanmu ini (maksudnya Nabi)?’ Dia (‘Ali) berkata:’ Aku tidak tahu.’ Kemudian mereka mencari jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mereka sampai ke gunung, mereka dibuat samar (kebingungan). Lalu mereka naik gunung, lalu mereka melewati sebuah gua dan melihat di pintu gua tersebut sarang (jaring) laba-laba, sehingga mereka berkata:’ Seandainya dia (Muhammad) masuk ke sini, tidak mungkin ada sarang (jaring) laba-laba di pintunya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menetap di dalamnya selama tiga malam.’ (Musnad Ahmad,7/334 no 3308)Ibnu Katsir rahimahullah berkata:” Dan ini adalah sanad yang hasan, dan ia adalah sanad yang paling baik yang diriwayatkan tentang kisah sarang (jaring) laba-laba pada mulut gua.” (Al-Bidayah wa an-Nihayah 3/181)
Namun beliau rahimahullah berkata dalam (al-Fushul):” Dan dikatakan –Wallahu A’lam- bahwasanya laba-laba tersebut menutup pintu gua, dan dua ekor merpati membuat sarang di pintunya…”(al-Fushul fii Siratir Rasul: 52) Maka beliau rahimahullah tidak menganggapnya (menghukuminya) hasan di sini, akan tetapi yang dipahami dari perkataan beliau justru sebaliknya.
Dan dihasankan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (7/236) hanya saja beliau rahimahullah berkata tentang ‘Utsman bin al-Jazri:” Pada dirinya ada kelemahan (dha’if).” (at-Taqrib 2/13) Dan dalam at-Tahdzib disebutkan bahwa Abu Hatim rahimahullah berkata tentangnya:” Haditsnya ditulis, namun tidak bisa berhujjah dengannya.” Dan al-’Uqaili rahimahullah berkata:” Haditsnya tidak dijadikan mutabi’ (penguat).” (at-Tahdzib: 7/145)
Oleh sebab itu hadits ini dinyatakan dha’if oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dalam ta’liq (komentar) beliau terhadap Musnad imam Ahmad rahimahullah, baliau (Ahmad Syakir) rahimahullah berkata:” Dalam sanadnya ada sesuatu yang harus diperiksa, dikarenakan keberadaan ‘Utsman al-Jazri. “ (Ta’liq Musnad Ahmad 5/87)
Lalu pernyataan bahwa hadits ini hasan, yang dinyatakan oleh dua orang Hafizh, yaitu Ibnu Katsir dan Ibnu Hajar rahimahumallah, maka itu hanya pada kisah tentang sarang (jaring) laba-laba saja. Adapun tentang telur dua merpati maka aku tidak mengetahui –sebatas ilmuku- orang yang menshahihkannya.
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar