Link Perang Badar dan nama-nama pejung badar.
https://books.google.co.id/books…
Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang telak di pihak orang-orang musyrik dan kemenangan yang nyata di pihak orang-orang Muslim. Kaum kafir Quraisy menderita kekalahan besar. Kekuatan mereka hancur lebur dan binasa.
Yang pertama kali lari dari perang Badar dari medan pertempuran adalah iblis, na ‘udzu billah..
Kaum kafir lari menuju Makkah.
Saat itu kegembiraan kaum muslim luar biasa. Rasulullah saw menyerahkan kepada kaum Muslim,
"yang mau mengejar, silakan kejar, tidak juga tidak apa-apa".
Jika perang sudah selesai seperti itu, maka kaum Muslim diperbolehkan mengambil sesuatu barang sebagai harta rampasan perang sebelum pembagian resmi. Harta rampasan perang ini bisa berupa perhiasan ataupun tawanan.
Misalkan saya dapat tawanan, maka tawanan ini adalah milik saya, mau saya apakan, terserah saya. Mau dijadikan budak, mau dijual, terserah saya. Ini adalah harta rampasan saya.
Pada masa itu orang Arab terbiasa membawa perhiasan pada waktu perang.
Kenapa?
Nanti ketika perang, dengan melihat perhiasan yang dibawanya, dia akan merasa sayang kalau perhiasan itu harus hilang, maka dia akan semangat lagi bertempur, daripada perhiasan ini dibawa oleh musuh.
Terbunuhnya Ummayyah bin Khalaf
Ketika hampir semua kaum Muslim sudah mendapatkan harta rampasan perang, ada yang mendapatkan tawanan, ada yang mendapat perhiasan, seorang sahabat nabi yang bernama ‘Abdurrahman bin Auf juga mencari harta rampasan perang. Akhirnya dia menemukan perisai yang berlapiskan emas.
Memang kebiasaan orang Arab Quraisy ini, para pejabatnya, senjatanya biasanya dilapisi emas.
Untuk apa?
Untuk memperlihatkan kepada musuh. ‘Lihat! Ini terbuat dari emas. Kalau saya kalah, ini milikmu. Maka lawan saya!’ Jadi sengaja memperlihatkan hadiah bagi siapa yang berani melawannya, ‘Nih hadiahnya, emas,’ seperti itulah keberanian orang Arab.
Tidak seperti jaman sekarang mungkin kalau ada musuh, kita sembunyi. Kalau orang Arab, ketika ada musuh, ‘Saya yang paling berani. Ayo lawan saya. Taruhannya ini emas yang saya miliki.’
Adalah seorang kafir bernama Umayyah bin Khalaf, dia adalah salah satu pejabat kota Mekkah. Dia dulu adalah majikannya Bilal, yang menyiksa Bilal saat Bilal masuk Islam, menjemur Bilal di padang pasir panas, bahkan meletakkan batu besar di atas perut Bilal.
Umayyah ini perawakannya tinggi besar dan gemuk, sehingga tidak sanggup lari. Maka dia jalan saja, sambil mencari siapa Muslim yang dia kenal baik untuk dia menjadi tawanannya.
Maka bertemulah dia dengan ‘Abdurrahman bin 'Auf yang sedang gembira dengan perisai emas yang ditemukannya. ‘Wah ini ‘Abdurrahman yang saya kenal baik di Mekkah.’
“Hai ‘Abdurrahman”
“Hai Umayyah, kenapa kau tidak lari?”
“Bagaimana aku mau lari, kudaku sudah mati, untaku sudah tak ada.”
“Waduh, sayang ya, saya tidak bisa menawanmu, soalnya saya sudah dapat perisai ini, biar orang lain saja ya yang menawanmu.”
“Jangan! Tinggalkan perisai itu, tawan saja aku. Sesukamu kau minta dari aku nanti aku kirim dari Mekkah. Yang penting tawan aku, selamatkan aku.”
“Iya juga ya, dia kan lebih kaya,” pikir ‘Abdurrahman. “Perisai ini paling-paling berapa gram saja.”
“Ya sudah, kau jadi tawanan saya.”
‘Abdurrahman melihat ke belakang, “Hai pasukan Rasulullah, kalau ada yang mau perisai berlapis emas, nih ambil, saya tidak perlu, sudah ada yang lebih banyak.”
Maka dengan bangga dia pegang Umayyah sebagai tawanannya karena nanti akan lebih banyak penghasilannya.
Tiba-tiba Bilal melihatnya, “Dia Umayyah, dia yang dulu menyiksa saya. Demi Allah, hari ini, apa saya yang mati atau dia yang mati.”
“Hei Bilal, ini tanggung jawabku,” kata ‘Abdurrahman, “Kau tidak boleh merusak tawananku.”
“Tidak, saya punya urusan dengan orang ini sejak dari Mekkah. Tinggalkan ini untuk saya.”
“Jangan, ini milikku.”
Akhirnya Bilal berteriak kepada seluruh kaum Muslim yang ada di situ.
“Hei, ini Umayyah bin Khalaq, dia yang menyiksa saya. Tolong bunuh dia.”
Semua kasihan melihat Bilal, lalu bergerak menyerang dari berbagai arah.
‘Abdurrahman bingung. “Umayyah, menunduk. Aku lindungi dari atas.”
Jadi Umayyah merunduk semacam sujud, dan ‘Abdurrahman menutupinya dari atas untuk melindunginya agar tak terbunuh.
Tapi karena badan Umayyah lebih besar, maka ‘Abdurrahman tidak sanggup menutupinya. Sehingga tombak masuk menusuk tubuh Umayyah dari celah-celah badan ‘Abdurrahman. Maka matilah Umayyah dalam pelukan ‘Abdurrahman.
‘Abdurrahman dengan galau berkata, “Perisai emas hilang, tawanan juga mati.”
Abbas (Orang yg mendapat pahala hijrah paling akhir) di tangkap oleh Abdullah bin Mas'ud
Badanya lebih besar dari pada umayah bin Khalaq.
Dia adalah paman nabi, dia tidak niat perang, hanya sebagai pejabat dia ikut perang dan rindu kepada Nabi.
Nabi pernah berpesan, "Tidak boleh membunuh orang-orang ini, karena mereka telah mencabut pemboikotan", antara lain :
Abul Buhturi yang di bunuh abu Jandal.
Abbas punya anak bernama Ibnu Abbas yang terkenal ahli tafsir. Abbas di tangkap oleh Abdullah bin Mas'ud.
Siapa Abdullah bin Mas'ud?
Beliau sahabat nabi yang berbadan kecil
Abdullah bin Mas’ud digelar sebagai Ahli Qiraat Kufah, yang merupakan seorang yang alim, faqih dan menjadi rujukan orang-orang di Kufah dan Irqa secara amnya. Beliau merupakan orang yang ke-6 masuk Islam.
Uqbah bin Abi Mu'it
dia di sembelih oleh Asim bin Tsabit yang mendapat gelar "Dufinal malaikat" (yang di pendam malaikat)
Nadhor bin Haris
Orang selalu menyempitkan da'wah nabi, Setiap nabi berda'wah di kuping lalu di sampaikan kepada orang lain, seraya berkata, "Nanti Muhammad berkata dengan apa yang telah aku sampaikan kepadamu".
Lafal di Al Qur'an yang "Atsatirul awaaliin", Ini berhubungan dengan dia.
Dia di bunuh oleh Ali bin Abi Tholib.
Bebasnya Suhail bin Amr
Suhail bin Amr adalah dai-muballighnya kota Mekkah. Orangnya cerdas dan pintar, bicaranya bagus.
Kalau Rasulullah saw sedang ceramah, Suhail duduk di belakangnya. Apa yang disampaikan beliau, direkam langsung oleh Suhail, lalu dia berbicara di depan masyarakat yang belum didatangi oleh Rasulullah saw, “Hai dengar, aku punya kalimat-kalimat yang bagus, bla..bla..bla.. Nanti kata-kata saya ini akan diikuti oleh seseorang yang namanya Muhammad. Dia itu mengambil dari aku.”
Jadi ketika Rasulullah saw datang berdakwah, kata orang-orang, ‘iya ya benar ya, ini yang tadi dikatakan oleh Suhail.’ Jadi apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, dia rekam tapi dengan tujuan untuk mengelabui orang-orang Quraisy. Na ‘udzu billah..
Begitulah cobannya seorang da’i, sudah diperangi, dibohongi, dikatakan majnun-gila, dikatakan mencuri kata-katanya pula.
Jadi seolah-olah menyebar di kota Mekkah maupun di luar kota Mekkah, bahwa Muhammad mengambil dari kalimat Suhail.
Maka ketika Suhail menjadi tawanan, Umar sudah tidak tahan, “Ya Rasulullah, ijinkan saya untuk membunuhnya. Dia ini suka mencuri kata-katamu.”
“Jangan.” Kata Rasulullah.
“Kalau begitu, ijinkan saya tarik gigi depannya, biar dia tidak berkhotbah lagi.”
Kenapa? Karena gigi depan ini untuk kefasihan bahasa.
“Jangan!, Mungkin suatu saat nanti, Suhail akan menjadi seseorang yang menjaga kalimat-kalimat Allah, dan mengagungkan nama Allah, bahkan kau sangat suka dengan Suhail.”
Akhirnya Umar tidak membunuh juga tidak menarik gigi Suhail.
Dan kata-kata Rasulullah saw menjadi kenyataan.
Ketika Rasulullah saw wafat, Madinah guncang, karena seolah-olah tidak mau menerima kenyataan bahwa Rasulullah saw wafat. Orang yang mengembalikan keamanan kota Madinah adalah Abu Bakar.
Sementara di Mekah Suhail bin Amr,
QS Ali Imran : 144
Sedangkan di kota Mekkah, yang mengamankannya adalah Suhail bin Amr. Kalimatnya sama dengan kalimat yang diucapkan oleh Abu Bakar.
Maka Umar tersenyum dan mengatakan sambil menangis, “Saya ingat baginda Rasulullah saw, bagaimana kalau dulu saya tarik giginya Suhail.”
Suhail ini baru masuk Islam ketika Fathu Mekkah. Ketika Rasulullah saw masuk ke kota Mekkah, semua orang Quraisy dikumpulkan, lalu beliau bertanya kepada mereka,
“Apa yang kalian kira yang akan saya lakukan?”
Suhail menjawab, “Muhammad, saya mengira kau akan memaafkan kami.”
Nabi berkata, “Antum tulaqo, kalian bebas,” kata Rasulullah saw.
Jadi Suhail masuk Islam setelah Mekkah dikuasai. Tapi dia semakin baik semakin sholeh dan sejak itu dia tidak pernah meniggalkan puasa Daud. Bahkan dalam doanya, dia menyatakan penyesalannya,
“Ya Allah, penyesalan saya yang pertama karena dulu menghina Rasulullah, Kedua, telah memerangi Rasulullah, dan Ketiga, kenapa saya terlambat masuk Islam. Maka saya berjanji untuk puasa.”
Inilah Suhail bin Amr yang luar biasa.
Nabi bersabda :
Imam al-Bukhari menuliskan dalam kitabnya kisah ini :
Dari Aisyah radhiyallahuanha : Saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggal Abu Bakar berada di as-Sunh (sebuah tempat di Madinah), lalu Umar berdiri dan berkata : “Demi Allah, Rasulullah tidak mati.”
Lanjut kisah nabi
https://books.google.co.id/books…
Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang telak di pihak orang-orang musyrik dan kemenangan yang nyata di pihak orang-orang Muslim. Kaum kafir Quraisy menderita kekalahan besar. Kekuatan mereka hancur lebur dan binasa.
Yang pertama kali lari dari perang Badar dari medan pertempuran adalah iblis, na ‘udzu billah..
Kaum kafir lari menuju Makkah.
Saat itu kegembiraan kaum muslim luar biasa. Rasulullah saw menyerahkan kepada kaum Muslim,
"yang mau mengejar, silakan kejar, tidak juga tidak apa-apa".
Jika perang sudah selesai seperti itu, maka kaum Muslim diperbolehkan mengambil sesuatu barang sebagai harta rampasan perang sebelum pembagian resmi. Harta rampasan perang ini bisa berupa perhiasan ataupun tawanan.
Misalkan saya dapat tawanan, maka tawanan ini adalah milik saya, mau saya apakan, terserah saya. Mau dijadikan budak, mau dijual, terserah saya. Ini adalah harta rampasan saya.
Pada masa itu orang Arab terbiasa membawa perhiasan pada waktu perang.
Kenapa?
Nanti ketika perang, dengan melihat perhiasan yang dibawanya, dia akan merasa sayang kalau perhiasan itu harus hilang, maka dia akan semangat lagi bertempur, daripada perhiasan ini dibawa oleh musuh.
Terbunuhnya Ummayyah bin Khalaf
Ketika hampir semua kaum Muslim sudah mendapatkan harta rampasan perang, ada yang mendapatkan tawanan, ada yang mendapat perhiasan, seorang sahabat nabi yang bernama ‘Abdurrahman bin Auf juga mencari harta rampasan perang. Akhirnya dia menemukan perisai yang berlapiskan emas.
Memang kebiasaan orang Arab Quraisy ini, para pejabatnya, senjatanya biasanya dilapisi emas.
Untuk apa?
Untuk memperlihatkan kepada musuh. ‘Lihat! Ini terbuat dari emas. Kalau saya kalah, ini milikmu. Maka lawan saya!’ Jadi sengaja memperlihatkan hadiah bagi siapa yang berani melawannya, ‘Nih hadiahnya, emas,’ seperti itulah keberanian orang Arab.
Tidak seperti jaman sekarang mungkin kalau ada musuh, kita sembunyi. Kalau orang Arab, ketika ada musuh, ‘Saya yang paling berani. Ayo lawan saya. Taruhannya ini emas yang saya miliki.’
Adalah seorang kafir bernama Umayyah bin Khalaf, dia adalah salah satu pejabat kota Mekkah. Dia dulu adalah majikannya Bilal, yang menyiksa Bilal saat Bilal masuk Islam, menjemur Bilal di padang pasir panas, bahkan meletakkan batu besar di atas perut Bilal.
Umayyah ini perawakannya tinggi besar dan gemuk, sehingga tidak sanggup lari. Maka dia jalan saja, sambil mencari siapa Muslim yang dia kenal baik untuk dia menjadi tawanannya.
Maka bertemulah dia dengan ‘Abdurrahman bin 'Auf yang sedang gembira dengan perisai emas yang ditemukannya. ‘Wah ini ‘Abdurrahman yang saya kenal baik di Mekkah.’
“Hai ‘Abdurrahman”
“Hai Umayyah, kenapa kau tidak lari?”
“Bagaimana aku mau lari, kudaku sudah mati, untaku sudah tak ada.”
“Waduh, sayang ya, saya tidak bisa menawanmu, soalnya saya sudah dapat perisai ini, biar orang lain saja ya yang menawanmu.”
“Jangan! Tinggalkan perisai itu, tawan saja aku. Sesukamu kau minta dari aku nanti aku kirim dari Mekkah. Yang penting tawan aku, selamatkan aku.”
“Iya juga ya, dia kan lebih kaya,” pikir ‘Abdurrahman. “Perisai ini paling-paling berapa gram saja.”
“Ya sudah, kau jadi tawanan saya.”
‘Abdurrahman melihat ke belakang, “Hai pasukan Rasulullah, kalau ada yang mau perisai berlapis emas, nih ambil, saya tidak perlu, sudah ada yang lebih banyak.”
Maka dengan bangga dia pegang Umayyah sebagai tawanannya karena nanti akan lebih banyak penghasilannya.
Tiba-tiba Bilal melihatnya, “Dia Umayyah, dia yang dulu menyiksa saya. Demi Allah, hari ini, apa saya yang mati atau dia yang mati.”
“Hei Bilal, ini tanggung jawabku,” kata ‘Abdurrahman, “Kau tidak boleh merusak tawananku.”
“Tidak, saya punya urusan dengan orang ini sejak dari Mekkah. Tinggalkan ini untuk saya.”
“Jangan, ini milikku.”
Akhirnya Bilal berteriak kepada seluruh kaum Muslim yang ada di situ.
“Hei, ini Umayyah bin Khalaq, dia yang menyiksa saya. Tolong bunuh dia.”
Semua kasihan melihat Bilal, lalu bergerak menyerang dari berbagai arah.
‘Abdurrahman bingung. “Umayyah, menunduk. Aku lindungi dari atas.”
Jadi Umayyah merunduk semacam sujud, dan ‘Abdurrahman menutupinya dari atas untuk melindunginya agar tak terbunuh.
Tapi karena badan Umayyah lebih besar, maka ‘Abdurrahman tidak sanggup menutupinya. Sehingga tombak masuk menusuk tubuh Umayyah dari celah-celah badan ‘Abdurrahman. Maka matilah Umayyah dalam pelukan ‘Abdurrahman.
‘Abdurrahman dengan galau berkata, “Perisai emas hilang, tawanan juga mati.”
Abbas (Orang yg mendapat pahala hijrah paling akhir) di tangkap oleh Abdullah bin Mas'ud
Badanya lebih besar dari pada umayah bin Khalaq.
Dia adalah paman nabi, dia tidak niat perang, hanya sebagai pejabat dia ikut perang dan rindu kepada Nabi.
Nabi pernah berpesan, "Tidak boleh membunuh orang-orang ini, karena mereka telah mencabut pemboikotan", antara lain :
Abul Buhturi yang di bunuh abu Jandal.
Abbas punya anak bernama Ibnu Abbas yang terkenal ahli tafsir. Abbas di tangkap oleh Abdullah bin Mas'ud.
Siapa Abdullah bin Mas'ud?
Beliau sahabat nabi yang berbadan kecil
Abdullah bin Mas’ud digelar sebagai Ahli Qiraat Kufah, yang merupakan seorang yang alim, faqih dan menjadi rujukan orang-orang di Kufah dan Irqa secara amnya. Beliau merupakan orang yang ke-6 masuk Islam.
Betis Abdullah bin Mas’ud Lebih Berat dari pada Gunung
Abdullah bin Mas'ud juga tercatat sebagai muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur’an dengan suara merdu dan lantang.
“Hahaha!” tiba-tiba oang-orang di dekat Rasulullah Saw tertawa saat mereka melihat betis Abdullah bin Mas’ud.
“Hahaha! Lihat, betis Abdullah bin Mas’ud kurus kering, mirip ranting kayu!” seru orang-orang kembali menertawakan betis Abdullah bin Mas’ud.
Saat itu Abdullah bin Mas’ud sedang naik pohon kurma untuk mengambil buah kurma atas suruhan Rasulullah Saw.
Beberapa orang dari bawah pohon kurma tak sengaja melihat betis Abdullah bin Mas’ud.
Saat itu kain baju Abdullah bin Mas’ud tersingkap angin.
Mendengar celaan seperti itu, Rasulullah Saw langsung menegur mereka.
“Ingat, jangan engkau cela dan tertawakan kekurangan Abdullah bin Mas’ud seperti itu.”
“Meski bertubuh kecil dan berkaki kurus, tapi satu kaki Abdullah bin Mas’ud lebih berat timbangannya pada hari kiamat kelak daripada gunung Uhud,” jelas Rasulullah Saw.
Abdullah bin Mas’ud terkenal sebagai Qari (ahli baca) terbaik, seorang yang sangat alim, seorang abid yang sangat zuhud, seorang pemberani, kuat dan teliti.
Bahkan, Abdullah bin Mas’ud seorang pejuang terkemuka.
Abdullah bin Mas’ud juga tercatat sebagai muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur’an dengan suara merdu dan lantang.
Pesan Moral
Termasuk perbuatan haram jika mencela seorang Muslim.
Uqbah bin Abi Mu'it
dia di sembelih oleh Asim bin Tsabit yang mendapat gelar "Dufinal malaikat" (yang di pendam malaikat)
Nadhor bin Haris
Orang selalu menyempitkan da'wah nabi, Setiap nabi berda'wah di kuping lalu di sampaikan kepada orang lain, seraya berkata, "Nanti Muhammad berkata dengan apa yang telah aku sampaikan kepadamu".
Lafal di Al Qur'an yang "Atsatirul awaaliin", Ini berhubungan dengan dia.
Dia di bunuh oleh Ali bin Abi Tholib.
Bebasnya Suhail bin Amr
Suhail bin Amr adalah dai-muballighnya kota Mekkah. Orangnya cerdas dan pintar, bicaranya bagus.
Kalau Rasulullah saw sedang ceramah, Suhail duduk di belakangnya. Apa yang disampaikan beliau, direkam langsung oleh Suhail, lalu dia berbicara di depan masyarakat yang belum didatangi oleh Rasulullah saw, “Hai dengar, aku punya kalimat-kalimat yang bagus, bla..bla..bla.. Nanti kata-kata saya ini akan diikuti oleh seseorang yang namanya Muhammad. Dia itu mengambil dari aku.”
Jadi ketika Rasulullah saw datang berdakwah, kata orang-orang, ‘iya ya benar ya, ini yang tadi dikatakan oleh Suhail.’ Jadi apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, dia rekam tapi dengan tujuan untuk mengelabui orang-orang Quraisy. Na ‘udzu billah..
Begitulah cobannya seorang da’i, sudah diperangi, dibohongi, dikatakan majnun-gila, dikatakan mencuri kata-katanya pula.
Jadi seolah-olah menyebar di kota Mekkah maupun di luar kota Mekkah, bahwa Muhammad mengambil dari kalimat Suhail.
Maka ketika Suhail menjadi tawanan, Umar sudah tidak tahan, “Ya Rasulullah, ijinkan saya untuk membunuhnya. Dia ini suka mencuri kata-katamu.”
“Jangan.” Kata Rasulullah.
“Kalau begitu, ijinkan saya tarik gigi depannya, biar dia tidak berkhotbah lagi.”
Kenapa? Karena gigi depan ini untuk kefasihan bahasa.
“Jangan!, Mungkin suatu saat nanti, Suhail akan menjadi seseorang yang menjaga kalimat-kalimat Allah, dan mengagungkan nama Allah, bahkan kau sangat suka dengan Suhail.”
Akhirnya Umar tidak membunuh juga tidak menarik gigi Suhail.
Dan kata-kata Rasulullah saw menjadi kenyataan.
Ketika Rasulullah saw wafat, Madinah guncang, karena seolah-olah tidak mau menerima kenyataan bahwa Rasulullah saw wafat. Orang yang mengembalikan keamanan kota Madinah adalah Abu Bakar.
Sementara di Mekah Suhail bin Amr,
أَلا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ
“Siapa saja di antara kalian yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad itu hanya manusia dan dia sudah wafat. Tapi siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mati dan akan selalu ada selama-lamanya,” kata Abu Bakar.
QS Ali Imran : 144
{ وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ }
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)
Sedangkan di kota Mekkah, yang mengamankannya adalah Suhail bin Amr. Kalimatnya sama dengan kalimat yang diucapkan oleh Abu Bakar.
Maka Umar tersenyum dan mengatakan sambil menangis, “Saya ingat baginda Rasulullah saw, bagaimana kalau dulu saya tarik giginya Suhail.”
Suhail ini baru masuk Islam ketika Fathu Mekkah. Ketika Rasulullah saw masuk ke kota Mekkah, semua orang Quraisy dikumpulkan, lalu beliau bertanya kepada mereka,
“Apa yang kalian kira yang akan saya lakukan?”
Suhail menjawab, “Muhammad, saya mengira kau akan memaafkan kami.”
Nabi berkata, “Antum tulaqo, kalian bebas,” kata Rasulullah saw.
Jadi Suhail masuk Islam setelah Mekkah dikuasai. Tapi dia semakin baik semakin sholeh dan sejak itu dia tidak pernah meniggalkan puasa Daud. Bahkan dalam doanya, dia menyatakan penyesalannya,
“Ya Allah, penyesalan saya yang pertama karena dulu menghina Rasulullah, Kedua, telah memerangi Rasulullah, dan Ketiga, kenapa saya terlambat masuk Islam. Maka saya berjanji untuk puasa.”
Inilah Suhail bin Amr yang luar biasa.
Nabi bersabda :
إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الْإِسْلَامِ لَا تُبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِدِ خَوْخَةٌ إِلَّا خَوْخَةُ أَبِي بَكْرٍ
Sesungguhnya manusia yang paling dermawan kepadaku dalam pertemanannya dan hartanya adalah Abu Bakar, seandainya aku boleh menjadikan seseorang sebagai kekasih pastilah aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, akan tetapi (yang terjadi antara diriku dan dirinya) adalah persaudaraan Islam…” (HR at-Tirmidzi)
Imam al-Bukhari menuliskan dalam kitabnya kisah ini :
Dari Aisyah radhiyallahuanha : Saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggal Abu Bakar berada di as-Sunh (sebuah tempat di Madinah), lalu Umar berdiri dan berkata : “Demi Allah, Rasulullah tidak mati.”
Umar berkata : “Demi Allah itulah keyakinan yang ada pada diriku, nanti Allah akan membangkitkannya kembali dan akan memotong tangan-tangan dan kaki-kaki mereka (orang munafik).”
Kemudian datanglah Abu bakar, menemui Nabi dan mencium jenazah beliau, lalu berkata : “Sungguh baumu harum baik saat hidup maupun saat wafat. Demi Allah, Dia tidak akan merasakan dua kematian padamu..”
Abu keluar menuju masjid dan berkata : “”Wahai orang yang bersumpah (Umar) tenanglah kamu!
Saat Abu Bakar berbicara, Umar duduk mendengarkannya. Abu Bakar memulai dengan memuji dan menyanjung Allah, dia berkata :
أَلا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ
“Ingatlah, barangsiapa menyembah Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka Muhammad telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah Mahahidup tidak akan mati..”
Lalu dia membacakan ayat :
{ إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ }
“Sesungguhnya Kamu akan mati dan mereka akan mati.” (QS az-Zumar : 30)
{ وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ }
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)
Abu Said melanjutkan kisahnya : “Mendengar itu para sahabat menangis tersedu-sedu…” (HR Bukhari)
Abu bakar ash-Shiddiq tepat datang pada waktunya, dia membacakan ayat itu : “Muhammad hanyalah seorang Rasul, telah berlalu para Rasul sebelumnya, apakah jika dia mati….”
Seolah-olah manusia saat itu tidak mengetahui ayat ini…hingga Abu Bakar membacakannya…
Umar bin al-Khattab berkata : “Demi Allah, ayat itu seolah-olah tidak ada hingga Abu Bakar membacakannya, lalu aku kaget dan jatuh di tanah…kakiku tidak kuasa menahan diriku…aku baru tahu bahwa Rasulullah telah wafat…”2
Lihatlah bagaimana Allah ta’ala menjadikan Abu Bakar sebagai seorang yang kokoh keimanan, menenangkan “kekacauan” dengan ucapannya yang patut ditulis dalam “buku emas” :
مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ
“Barangsiapa menyembah (beribadah) kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka dia telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah adalah yanng Maha hidup tidak akan mati..”
Lanjut kisah nabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar