Perbedaan anatara azan dan iqamah, Shalat-shlat sunnat tidak disunnnatkan untuk menyerukan adzan dan iqamah, kecuali shalat-shalat sunnat yang disunnatkan berjama’ah
Shalat-shlat sunnat tidak disunnnatkan untuk menyerukan adzan dan iqamah, kecuali shalat-shalat sunnat yang disunnatkan berjama’ah, seperti shalat tarawih, shalat ‘ied, shalat gerhana/ qusuf, shalat istisqa (shalat minta hujan), dan lain-lainya.
Seiring dengan perjalanan waktu, pergantian antara siang dengan malam, tahun dengan windu, Lantunan Azan masihlah sama sejak pertama sekali dikumandangkan oleh bilal. Mengapa bilal? Mari sahabat beriman simak hadits berikut,
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ هَمَّ بِالْبُوقِ وَأَمَرَ بِالنَّاقُوسِ فَنُحِتَ فَأُرِيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ فِي الْمَنَامِ قَالَ رَأَيْتُ رَجُلًا عَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَخْضَرَانِ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فَقُلْتُ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ تَبِيعُ النَّاقُوسَ قَالَ وَمَا تَصْنَعُ بِهِ قُلْتُ أُنَادِي بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى خَيْرٍ مِنْ ذَلِكَ قُلْتُ وَمَا هُوَ قَالَ تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ فَخَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ بِمَا رَأَى قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُ رَجُلًا عَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَخْضَرَانِ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فَقَصَّ عَلَيْهِ الْخَبَرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ صَاحِبَكُمْ قَدْ رَأَى رُؤْيَا فَاخْرُجْ مَعَ بِلَالٍ إِلَى الْمَسْجِدِ فَأَلْقِهَا عَلَيْهِ وَلْيُنَادِ بِلَالٌ فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ قَالَ فَخَرَجْتُ مَعَ بِلَالٍ إِلَى الْمَسْجِدِ فَجَعَلْتُ أُلْقِيهَا عَلَيْهِ وَهُوَ يُنَادِي بِهَا فَسَمِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ بِالصَّوْتِ فَخَرَجَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ الَّذِي رَأَى
586-713. Dari Abdullah bin Zaid bin Sa'labah, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah menginginkan sebuah buq (tanduk untuk ditiup -ed) dan memerintahkan (untuk dibuatkan) naqus (sejenis kentungan -ed), lalu dibuatkan." Abdullah bin Zaid pernah bermimpi, ia berkata, "Aku melihat seorang laki-laki yang memakai dua pakaian hijau membawa naqus, lalu aku bertanya kepadanya, 'Wahai hamba Allah! Apakah engkau mau menjual naqus itu?' Ia menjawab, 'Apa yang ingin kamu perbuat dengan naqus ini?' Aku berkata, 'Untuk ku pakai menyeru kepada shalat'. Lelaki tersebut berkata, 'Maukah aku tunjukkan kepadamu yang lebih baik dari itu?' Aku menjawab, 'Apakah itu?' Ia berkata, 'Ucapkan olehmu; Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Asyhadu an laa ilaha illallah, asyhadu an laa ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Hayya alash-shalah, hayya alash-shalah. Hayya alal falah, hayya alal falah. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaha illallah (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Mari kita shalat, mari kita shalat. Mari kita raih kemenangan, mari kita raih kemenangan. Allahu Maha Besar, Allahu Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah)'." Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Zaid keluar mendatangi Rasulullah SAW untuk mengabarkan apa yang diimpikannya tersebut. Ia berkata, "Wahai Rasulullah! Aku bermimpi melihat seorang laki-laki memakai dua pakaian berwarna hijau dan membawa naqus." Kemudian Abdullah bin Zaid menceritakan mimpinya secara lengkap kepada Rasulullah, maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya teman kalian telah memimpikan sesuatu, pergilah bersama Bilal ke masjid dan sampaikanlah lafazh adzan tersebut kepadanya; dan biarkan Bilal mengumandangkan lafazh itu, karena Bilal bersuara lebih nyaring dari kalian." Abdullah bin Zaid melanjutkan, "Maka aku pun keluar bersama Bilal ke masjid, lalu saya sampaikan kepadanya dan dia pun mengumandangkan lafazh itu." Ia kembali berkata, "Maka ketika Umar bin Khaththab mendengar suara tersebut, ia lantas keluar dan berkata, 'Wahai Rasulullah! Demi Allah, aku telah memimpikan hal itu sabagaimana yang ia impikan'." Hasan: Al Irwa' (246), Al Misykah (650), Ats-Tsamr Al Mustathab.(shahih ibnu majah nomor: 713.
Kerinduan bilal kepada rasulullah
عن أبي الدرداء رضي الله تعالى عنه، قال: إن بلالا رأى في منامه النبي صلى الله تعالى عليه و سلم و هو يقول: ما هذه الجفوة يا بلال؟ أما آن لك أن تزورني يا بلال؟ فانتبه حزينا وجلا خائفا، فركب راحلته و قصد المدينة فأتى قبر النبي صلى الله تعالى عليه و سلم، فجعل يبكي عنده و يمرغ وجهه عليه، فأقبل الحسن و الحسين رضي الله تعالى عنهما، فجعل يضمهما و يقبلهما، فقالا له: يا بلال، نشتهي أن نسمع أذانك الذي كنت تؤذن به لرسول الله صلى الله تعالى عليه و سلم في المسجد، ففعل،
“Dari Abu Darda’ radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Bilal bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, engkau tidak sopan. Apakah belum datang saatnya engkau mengunjungiku?”. Maka ia bangun dengan rasa sedih dan cemas dalam dirinya. Bilal pun lalu menunggangi kendaraannya menuju Madinah, ia mendatangi kubur Nabi Shallallahu’alahi Wasallam. Ia menangis lalu meletakkan wajahnya di atas pusara Rasulullah. Kemudian ia bertemu Hasan dan Husain Radhiallahu Ta’ala ‘Anhuma. Lalu Bilal memeluk dan mencium keduanya. Keduanya berkata kepada Bilal: ‘Wahai Bilal, kami berdua mendesakmu untuk memperdengarkan adzan yang pernah kau perdengarkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam di masjid, Bilal-pun melakukannya..‘”
Adazan pertama nabi di cela bid'ah oleh kaum yahudi
وقد ذكر بعض أهل التفسير أن اليهود لما سمعوا الأذان قالوا: لقد ابتدعت يا محمد شيئا لم يكن فيما مضى ، فنزلت: {وإذا ناديتم إلى الصلاة} الآية. اه فتح الباري في بدء الاذن
SUNGGUH telah
bercerita sebagian ahli tafsir: " bahwa sesungguhnya yahudi ketika
mendengar adzan ( pada masa awal - awal di berlakukan adzan di Madinah)
mereka berkata kepada Baginda Nabi saw: " sungguh engkau telah berbuat
bid ah hey Muhammad! , pada sesuatu yang belum pernah terjadi di masa
lalu ( di masa sebelumnya )". Kemudian langsung turun aya...
" وإذا ناديتم إلى الصلاة
Ayat 58 dari surat al maidah. (Tafsir Thobari)
Hukum sholawat setelah adzan
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub hal 179 juga menjelaskan :
وَأَمَّا الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقِبَ اْلأَذَانِ فَقَدْ صَرَّحَ اْلأَشْيَاخُ بِسُنِّيَّتِهِمَا، وَلاَ يَشُكُّ مُسْلِمٌ فِيْ أَنَّهُمَا مِنْ أَكْبَرِ الْعِبَادَاتِ، وَالْجَهْرُ بِهِمَا وَكَوْنُهُمَا عَلَى مَنَارَةٍ لاَ يُخْرِجُهُمَا عَنِ السُّنِّيَّةِ. إهـ
Artinya :“Adapun membaca shalawat dan salam atas Nabi SAW. setelah adzan (jawa : Pujian) para masyayikh menjelaskan bahwa hal itu hukumnya sunat. Dan seorang muslim tidak ragu bahwa membaca shalawat dan salam itu termasuk salah satu cabang ibadah yang sangat besar. Adapun membacanya dengan suara keras dan di atas menara itu pun tidak menyebabkan keluar dari hukum sunat”.
Perpindahan arah Qiblat
143)”
“Telah
menceritakan kepada kami 'Amru bin Khalid berkata, telah menceritakan
kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq
dari Al Barro` bin 'Azib bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat
pertama kali datang di Madinah, singgah pada kakek-kakeknya ('Azib) atau
paman-pamannya dari Kaum Anshar, dan saat itu Beliau shallallahu
'alaihi wasallam shalat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan
atau tujuh belas bulan, dan Beliau sangat senang sekali kalau shalat
menghadap Baitullah (Ka'bah). Shalat yang dilakukan Beliau shallallahu
'alaihi wasallam pertama kali (menghadap Ka'bah) itu adalah shalat
'ashar dan orang-orang juga ikut shalat bersama Beliau. Pada suatu hari
sahabat yang ikut shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi
melewati orang-orang di Masjid lain saat mereka sedang ruku', maka dia
berkata: "Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku ikut shalat bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap Makkah, maka
orang-orang yang sedang (ruku') tersebut berputar menghadap Baitullah
dan orang-orang Yahudi dan Ahlul Kitab menjadi heran, sebab sebelumnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap Baitul Maqdis. Ketika
melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke
Baitullah mereka mengingkari hal ini. Berkata Zuhair Telah menceritakan
kepada kami Abu Ishaq dari Al Barro`, dalam haditsnya ini menerangkan
tentang (hukum) seseorang yang meninggal dunia pada saat arah qiblat
belum dialihkan dan juga banyak orang-orang yang terbunuh pada masa
itu?, kami tidak tahu apa yang harus kami sikapi tentang mereka hingga
akhirnya Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: "Dan Allah tidaklah akan
menyia-nyiakan iman kalian". (QS. Al Baqoroh: 143)”
Harapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini
dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla dengan firman-Nya :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. [al-Baqarah/2:144]
Surat al-Baqarah ayat 142 – 144
سَيَقُولُ السُّفَهَاء مِنَ النَّاسِ مَا وَلاَّهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُواْ عَلَيْهَا قُل لِّلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ -١٤٢-
Orang-orang
yang kurang akal diantara manusia akan berkata, “Apakah yang memalingkan
mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?”
Katakanlah (Muhammad), “Milik Allah-lah timur dan barat; Dia Memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia Kehendaki ke jalan yang lurus.”
Piagam madinah
Teks Piagam Madinah
Berikut ini adalah teks Piagam Madinah yang ditulis pada tahap pertama yang terdiri dari 18 pasal;[37]
1.Umat Islam adalah umat yang satu, berdiri sendiri dalam bidang akidah, politik, sosial, dan ekonomi, tidak tergantung pada masyarakat lain.
2.Warga umat ini terdiri atas beberapa komunitas kabilah yang saling tolong-menolong.
3.Semua warga sederajat dalam hak dan kewajiban. Hubungan mereka didasarkan pada persamaan dan keadilan.
4.Untuk kepentingan administratif, umat dibagi menjadi sembilan komunitas; satu komunitas muhajirin, dan delapan komunitas penduduk Madinah lama. Setiap komunitas memiliki system kerja sendiri berdasarkan kebiasan, keadilan, dan persamaan.
5.Setiap komunitas berkewajiban menegakkan keamanan internal.
6.Setiap kominitas diikat dalam kesamaan iman. Antara warga satu komunitas dan komunitas lain tidak diperkenankan saling berperang; tidak boleh membunuh dalam rangka membela orang kafir, atau membela orang kafir dalam memusuhi warga jomunitas muslim.
7.Umat Islam adalah umat Allah yang tidak terpecah belah.
8.Untuk memperkuat persaudaraan dan hubungan kemanusiaan diantara umat Islam, warga muslim menjadi pelindung bagi warga muslim lainnya.
9.Orang Yahudi yang menyatakan setia terhadap masyarakat Islam harus dilindungi. Mereka tidak boleh dianiaya dan diperangi.
10.Stabilitas umat adalah satu. Satu komunitas berparang, semuanya berperang.
11.Apabila satu komunitas berperang maka komunitas lain wajib membantu.
12.Semua warga wajib menegakkan akhlak yang mulia.
13.Apabila ada golongan lain yang bersekutu dengan Islam dalam berperang, maka umat Islam harus saling tolong-menolong dengan mereka.
14. Oleh karena orang Kuraisy telah mengusir Muhajirin dari Mekah, maka penduduk Madinah, muasrik sekalipun, tidak boleh bersekutu dengan mereka dalam hal-hal yang dapat membahayakan penduduk muslim Madinah.
15. Jika ada seorang muslim membunuh muslim lain secara sengaja, maka yang membunuh itu harus diqisas (dihukum setimpal), kecuali ahli waris korban berkehendak lain. Dalam hal ini seluruh umat Islam harus bersatu.
16. Orang yang bersalah harus dihukum. Warga lain tidak boleh membelanya.
17. Jika terjadi konflik atau perselisihan yang tidak dapat dipecahkan dalam musyawarah, maka penyelesaiannya diserahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
18. Semua kesalahan ditanggung sendiri. Seorang tidak diperkenankan mempertanggungjawabkan kesalahan teman (sekutu)-nya. ( Jika melanggar perjanjian maka perjanjian batal )
Teks Asli Piagam Madinah beserta Terjemah Per Pasal (صحيفة المدينة)
Piagam Madinah (Bahasa Arab: صحیفة المدینه, shahifatul madinah) juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Madinah)
(Piagam Madinah)
بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلىالله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.
Dengan nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah
piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang
berasal dari) Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka,
menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
١. انهم امة واحدة من دون الناس.
Pasal 1
Sesungguhnya
mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain.
٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذالدية واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan)
mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan
tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.
٣. وبنوعوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 3
Banu Auf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu
membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar
tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٤. وبنوساعدة علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 4
Banu Sa’idah sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka
bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٥. وبنو الحرث على ربعتهم يتعاقلون الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 5
Banu Al-Hars sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka
bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٦. وبنوجشم علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 6
Banu Jusyam sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka
bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٧. وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 7
Banu An-Najjar sesuai dengan keadaan (kebiasaan)
mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٨. وبنو عمرو بن عوف علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 8
Banu ‘Amr bin ‘Awf sesuai dengan keadaan (kebiasaan)
mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
٩. وبنو النبيت علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 9
Banu Al-Nabit sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka
bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
١٠. وبنو الاوس علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 10
Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka
bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
١١. وان المؤمنين لايتركون مفرجا بينهم ان يعطوه بالمعروف فى فداء اوعقل.
Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang
yang berat menanggung utang diantara mereka tetapi membantunya dengan baik
dalam poembayaran tebusan atau diat.
١٢. ولا يحالـف مؤمن مولى مؤمن دونه.
Pasal 12
Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan
dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
١٣. وان المؤمنين المتقين على من بغى منهم او ابتغى د سيعة ظلم اة اثم اوعدوان او فساد بين المؤمنين وان ايديهم عليه جميعا ولو كان ولد احدهم.
Pasal 13
Orang-orang mukmin yang taqwa harus menentang
orangyang diantara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat,
melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka
bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara
mereka.
١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman
lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu
orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.
١٥. وان ذمة الله واحدة يحيد عليهم اد ناهم وان المؤمنين يعضهم موالي بعض دون الناس.
Pasal 15
Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan
oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak
bergantung kepada golongan lain.
١٦. وانه من تبعنا من يهود فان له النصر والاسوة غير مظلومين ولا متناصر عليهم.
Pasal 16
Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak
atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan
ditentang olehnya.
١٧. وان سلم المؤمنين واحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله الا على سواء وعدل بينهم.
Pasal 17
Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak
boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu
peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara
mereka.
١٨. وان كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا.
Pasal 18
Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu
membahu satu sama lain.
١٩. وان المؤمنين يبئ بعضهم على بعض بـمانال دماءهم فىسبيل الله وان المؤمنين والمتقين على احسن هدى واقومه.
Pasal 19
Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya
dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada
petunjuk yang terbaik dan lurus.
٢٠. وانه لايجير مشرك مالا لقر يش ولانفسا ولايحول دونه على مؤمن.
Pasal 20
Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan
jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang
beriman.
٢١. وانه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فانه قودبه الا ان يرضى ولي المقتول وان المؤمنين عليه كافة ولايحل لهم الاقيام عليه.
Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup
bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela
(menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
٢٢. وانه لا يحل لمؤمن أقر بما فى هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر ان ينصر محدثا ولا يـؤوية وانه من نصره او آواه فان عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولايـؤخذ منه صرف ولاعدل.
Pasal 22
Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam
ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi
tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat
tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat,
dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.
٢٣. وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلى الله عليه وسلم
Pasal 23
Apabila kamu berselisih tentang sesuatu,
penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan)
Muhammad SAW.
٢٤. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين ماد اموا محاربين
Pasal 24
Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama
dalam peperangan.
٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.
Pasal 25
Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan
mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka.
Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri,
kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.
٢٦. وان ليهود بنى النجار مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 26
Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٢٧. وان ليهود بنى الحرث مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 27
Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi
Banu ‘Awf.
٢٨. وان ليهود بنى ساعدة مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 28
Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٢٩. وان ليهود بنى جشم مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 29
Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٣٠. وان ليهود بنى الاوس مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 30
Kaum Yahudi Banu Al-‘Aws diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٣١. وان ليهود بنى ثعلبة مثل ماليهود بنى عوف الامن ظلم واثم فانه لا يوتخ الانفسه واهل بيته.
Pasal 31
Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٣٢. وان جفنه بطن ثعلبه كأ نفسهم
Pasal 32
Kaum Yahudi Banu Jafnah dari Sa’labah diperlakukan
sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣٣. وان لبنى الشطيبة مثل ماليهود بنى عوف وان البر دون الاثم
Pasal 33
Kaum Yahudi Banu Syutaibah diperlakukan sama seperti
Yahudi Banu ‘Awf.
٣٤. وان موالي ثعلبه كأنفسهم
Pasal 34
Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti
mereka (Banu Sa’labah).
٣٥. وان بطانة يهود كأنفسهم
Pasal 35
Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti
mereka (Yahudi).
٣٦. وانه لا يخرج احدمنهم الا باذن محمد صلىالله عليه وسلم وانه لا ينحجرعلى ثار جرح وانه من فتك فبنفسه فتك واهل بيته الا من ظلم وان الله على ابرهذا.
Pasal 36
Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang),
kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut
pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka
balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya.
Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.
٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.
Pasal 37
Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk
muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam
menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat. Memenuhi
janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan)
sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.
٣٨. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين.
Pasal 38
Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam
peperangan.
٣٩. وان يثرب حرام جوفهالاهل هذه الصحيفة.
Pasal 39
Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi
warga piagam ini.
٤٠. وان الجار كالنفس غير مضار ولااثم.
Pasal 40
Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti
diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.
٤١. وانه لا تجارحرمة الا باذن اهلها
Pasal 41
Tidak boleh jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya.
٤٢. وانه ما كان بين اهل هذه الصحيفة من حدث واشتجار يخاف فساده فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلىالله عليه وسلم وان الله على اتقى ما فى هذه الصحيفة وابره.
Pasal 42
Bila terjadi suatu persitiwa atau perselisihan di
antara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan
penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla, dan (keputusan)
Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi
piagam ini.
٤٣. وانه لاتجار قريش ولا من نصرها
Pasal 43
Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah)
dan juga bagi pendukung mereka.
٤٤. وان بينهم النصر على من دهم يثرب.
Pasal 44
Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam
menghadapi penyerang kota Yatsrib.
٤٥. واذا دعوا الى صلح يصالحونه (ويلبسونه) فانهم يصالحونه ويلبسونه وانهم اذا دعوا الى مثل ذلك فانه لهم علىالمؤمنين الا من حارب فى الدين على كل اناس حصتهم من جابنهم الذى قبلهم.
Pasal 45
Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan
mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksankan perdamaian itu, maka
perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum
mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali
terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan
(kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.
٤٦. وان يهود الاوس مواليهم وانفسهم على مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة وان البر دون الاثم.
Pasal 46
Kaum Yahudi Al-‘Aws, sekutu dan diri mereka memiliki
hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan
yang baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan
(kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang
bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan memandang baik isi
piagam ini.
٤٧. ولا يكسب كاسب الاعلى نفسه وان الله على اصدق فى هذه الصحيفة وابره وانه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم. وانه من خرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة الا من ظلم واثم وان الله جار لمن بر واتقى ومحمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
Pasal 47
Sesungguhnya
piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian)
aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat.
Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad
Rasulullah SAW
مقتطف من كتاب سيرة النبي ص.م. الجزء الـثانى ص 119-133 لابن هشام (أبى محمد عبد المـلك) المتوفى سنة 214 هـ.
Dikutip dari kitab Siratun-Nabiy saw., juz II, halaman 119-133, karya Ibnu
Hisyam (Abu Muhammad Abdul malik) wafat tahun 214 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar