Alangkah baiknya kita memulai kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW ini
dari kisah bapak para nabi, yakni Nabi Ibrahim as, karena Nabi Muhammad
SAW adalah garis keturunan langsung dari Nabi Ibrahim as melalui anaknya
Nabi Ismail as.
Cerita ini membawa alam pikiran kita ke masa 1900-an SM di wilayah Mesir.
Alkisah ada seorang lelaki shalih lagi tampan, bernama Ibrahim,
hendak pergi berda’wah ke negeri Mesir. Dia pergi bersama istrinya yang
shalihah dan cantik jelita, Sarah namanya.
Sarah, dalam bahasa Arab, mengandung arti, kalau berpandangan
dengannya, siapapun akan merasa kagum dengan kecantikannya, saking
cantiknya, sehingga siapa saja yang memandangnya, akan senang padanya.
Itulah Sarah, istri nabi Ibrahim as.
Kala itu penguasa Mesir bukan disebut kaisar atau raja atau sultan
ataupun presiden, melainkan diberi gelar Fir’aun atau Pharaoh. Fir’aun
yang berkuasa pada waktu itu suka mengambil perempuan cantik -tak peduli
perempuan itu sudah bersuami atau belum. Jika ayah ataupun suaminya
tidak setuju, maka mereka akan dibunuh Fir’aun. Siapapun yang
menghalangi hajatnya kepada perempuan, maka akan dibunuhnya. Na’udzu
billah.
Lalu turunlah malaikat Jibril untuk memberi peringatan kepada Nabi Ibrahim yang hendak memasuki Mesir.
“Wahai Nabi Ibrahim, hati-hati! Engkau akan masuk ke suatu negeri yang
penguasanya, Fir’aun, terkenal dengan kejahatannya yang luar biasa,
na’udzu billah. Fir’aun ini tidak tahan untuk tidak mengambil perempuan
cantik, apalagi istrimu, Sarah.”
Tapi Nabi Ibrahim tetap berteguh hati hendak berda’wah di sana.
Maka ketika sampai berita kepada Fir’aun bahwa ada perempuan cantik
yang baru datang bersama laki-laki bernama Ibrahim, Fir’aun memanggil
Ibrahim untuk menghadapnya.
“Hai kamu Ibrahim?”
“Ya”
“Siapa perempuan ini?”
“Ini adalah saudaraku,” jawab Ibrahim, karena kalau mengatakan “istriku”
maka kawatir akan dibunuh Fir’aun. Tapi dalam hatinya, Nabi Ibrahim
meneruskan jawabnya, ini adalah saudaraku seiman seakidah.
Sarah lalu berdoa minta perlindungan Allah.. Allahumma inni a’udzu
bika min syarri Fir’aun.. ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari
kejahatan Fir’aun.. diulang-ulangnya doanya..
Subhanallah, setiap kali Fir’aun hendak melaksanakan niat buruknya,
menyentuh Sarah, tidak bisa, tangannya tiba-tiba kram, beku.. Selalu
begitu.
Akhirnya Fir’aun sadar bahwa Sarah ini adalah perempuan shalihah yang
dilindungi dan dijaga Allah, maka ketika Ibrahim dan Sarah pergi
meninggalkan Mesir, Fir’aun memberikan hadiah seorang perempuan dari
keluarganya untuk ikut bersama mereka, yaitu Hajar.
Kemudian Nabi Ibrahim kembali ke Palestina bersama Sarah dan Hajar.
Selama perjalanan pernikahan Nabi Ibrahim dan Sarah, keduanya tidak
memiliki anak sama sekali. Maka dengan adanya Hajar, Sarah langsung
mengatakan, “Wahai Nabi Ibrahim, saya ijinkan kamu untuk menikah dengan
Hajar agar beroleh keturunan. Karena saya tahu persis, Hajar ini baik,
shalihah, dan bisa mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Lalu menikahlah Nabi Ibrahim dengan Hajar. Maka sekarang Nabi Ibrahim mempunyai 2 istri, yaitu Sarah dan Hajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar