Nabi Muhammad saw bersabda tentang nasabnya:
“ALLOH telah memilih aku dari Kinanah, dan memilih Kinanah dari suku Quraisy bangsa Arab. Aku berasal dari keturunan orang-orang yang baik, dari orang-orang yang baik, dari orang-orang yang baik.”
Sabdanya lagi:
“ALLOH memindahkan aku dari sulbi-sulbi yang baik ke rahim-rahim yang suci secara terpilih dan terdidik. Tiadalah bercabang dua, melainkan aku di bahagian yang terbaik.”
Aminah binti Wahab. Ibu dari Nabi Muhammad saw yang diutus Alloh sebagai rohmat seluruh alam. Cukuplah baginya kemuliaan dan kebanggaan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa Alloh saw memilihnya sebagai ibu seorang Rosul mulia dan Nabi yang terakhir. Seorang ibu yang telah menganugerahkan anak tunggal yang mulia pembawa risalah yang lurus dan kekal, Rosul pembawa hidayah.
Dialah Aminah wanita pengukir sejarah. Kerana risalah yang dibawa putera tunggalnya sempurna, benar dan kekal sepanjang zaman. Suatu risalah yang bermaslahat bagi umat manusia. Berkatalah Ibnu Ishaq tentang Aminah : “Pada waktu itu ia merupakan gadis yang termulia nasab dan kedudukannya di kalangan suku Quraisy.”
Aminah binti Wahab merupakan bunga yang indah di kalangan Quraisy puteri dari pemimpin Bani Zuhroh. Pergaulannya senantiasa dalam penjagaan dan tertutup dari pandangan mata. Terlindung dari pergaulan bebas sehingga sukar untuk dapat mengetahui dengan jelas penampilannya atau gambaran fisikalnya. Para sejarawan hampir tidak mengetahui kehidupannya kecuali sebagai gadis Quraisy yang paling mulia nasab dan kedudukannya di kalangan Quraisy.
Meski tersembunyi, baunya yang harum semerbak keluar dari rumah Bani Zuhroh dan menyebar ke segala penjuru Makkah. Bau harumnya membangkitkan harapan mulia dalam jiwa para pemudanya yang menjauhi wanita-wanita lain yang terpandang dan dibicarakan orang.
Menurut penilaian Dr. Bint Syaati tentang Aminah ibunda Nabi Muhammad saw:
“Masa kecilnya dimulai dari lingkungan paling mulia, dan asal keturunannya pun paling baik. Ia memiliki kebaikan nasab dan ketinggian asal keturunan yang dibanggakan dalam masyarakat bangsawan yang sangat membanggakan kemuliaan nenek moyang dan keturunannya.”
Alloh swt memilih Aminah binti Wahab “Si Bunga Quraisy” sebagai isteri Abdulloh bin Abdul Mutholib di antara gadis lain yang cantik dan suci. Banyak gadis yang meminang Abdulloh sebagai suaminya seperti Ruqoyyah binti Naufal, Fathimah binti Murro, Laila al-Adawiyah, dan masih banyak wanita lain yang telah meminang Abdulloh.
Ibnu Ishaq menuturkan tentang Abdul Mutholib yang membimbing tangan Abdulloh anaknya setelah menebusnya dari penyembelihan. Lalu membawanya kepada Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhroh –yang waktu itu sebagai pemimpin bani Zuhroh– untuk dinikahkan dengan Aminah.
Cahaya yang semula memancar di dahi Abdulloh kini berpindah ke Aminah, padahal cahaya itulah yang membuat wanita-wanita Quraisy rela menawarkan diri sebagai calon isteri Abdulloh. Setelah berhasil menikahi Aminah, Abdulloh pernah bertanya kepada Ruqoyyah mengapa tidak menawarkan diri lagi sebagai suaminya. jawab Ruqoyyah : “Cahaya yang ada padamu dulu telah meninggalkanmu, dan kini aku tidak memerlukanmu lagi.”
Fathimah binti Murro yang ditanyai juga berkata, “Hai Abdulloh, aku bukan seorang wanita jahat, tetapi aku melihat cahaya di wajahmu, kerana itu aku ingin memilikimu. Namun Alloh tak mengizinkan kecuali memberikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya.”
Jawaban serupa juga disampaikan oleh Laila al-Adawiyah. “Dulu aku melihat cahaya bersinar di antara kedua matamu kerana itu aku mengharapkanmu. Namun engkau menolak. Kini engkau telah mengawini Aminah, dan cahaya itu telah lenyap darimu.”
Memang “cahaya” itu telah berpindah dari Abdulloh kepada Aminah. Cahaya ini setelah berpindah-pindah dari sulbi-sulbi dan rahim-rahim lalu menetap pada Aminah yang melahirkan Nabi Muhammad saw. Bagi Nabi Muhammad saw merupakan hasil dari do’a Nabi Ibrohim as bapaknya. Kelahirannya sebagai kabar gembira dari Nabi Isa saudaranya, dan merupakan hasil mimpi dari Aminah ibunya. Aminah pernah bermimpi seakan-akan sebuah cahaya keluar darinya menyinari istana-istana Syam. Dari suara gaib ia mendengar: “Engkau sedang mengandung pemimpin ummat.”
Dan Alloh telah mengabulkan do’a Nabi Ibrohim as, yang diabadikan dalam al-Qur’an :
“Tuhan kami. Utuslah bagi mereka seorang Rosul dari kalangan mereka.” (QS. Al-Baqoroh : 129).
Dan wujud kabar gembira dari Nabi Isa as:
“Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. As-Shof : 6).
Benar pulalah tentang ramalan mimpi Aminah tentang cahaya yang keluar dari dirinya serta menerangi istana-istana Syam itu.
Diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra, ia berkata:
“Rosululloh saw memimpin kami dalam melaksanakan haji wada’. Kemudian Rosululloh (berziarah) lalu mendekat kubur ibunya sambil menangis. Maka aku pun ikut menangis karena tangisnya.”
Betapa harumnya nama Aminah, dan betapa kekalnya namanya nan abadi. Seorang ibu yang luhur dan agung sebagai ibu Nabi Muhammad saw manusia paling utama di dunia, paling sempurna di antara para Nabi, dan sebagai Rosul yang paling mulia. Aminah binti Wahab adalah ibu kandung pemimpin para Nabi dan Rosul yang mulia. Semoga Alloh memberkahinya.
Diriwayatkan dari Abdulloh bin Wahab, dari bibinya telah berkata:
“Sungguh ketika Aminan mengandung Rosululloh saw kami telah mendengar dia berkata:
“Aku tidak merasa akan kehamilanku dan aku tidak merasa (adanya beban) berat ataupun rasa sakit (karena kehamilanku) sebagaimana yang dirasakan oleh wanita-wanita (lain ketika mereka hamil), kecuali yang tidak aku akui (kalau aku masih bersuci untuk) mengangkat (hadats) haidl.
Dan telah datang kepadaku seorang laki-laki, sedangkan aku antara tidur dan jaga (dalam mimpi), lalu ia bertanya padaku:
“Apakah kamu merasa bahwa kamu hamil .?”
Lalu seolah-olah aku menjawab:
“Aku tidak tahu sama sekali.”
Lalu ia berkata (lagi):
“Sesungguhnya kamu telah mengandung (calon) pemimpin umat ini dan sebagai nabi mereka, yaitu (sang pemberi) petunjuk (sekaligus pembawa rohmat) bagi semesta alam (ini).”
Kejadian itu terjadi pada hari senin.
Aminah berkata:
“Kejadian itu adalah salah satu yang meyakinkan aku akan kehamilanku. Ketika dekat (waktu) persalinan, orang yang pernah datang itu datang lagi padaku seraya berkata: “Ucapkanlah olehmu :
اعيذه بالواحد الصمد من شر كال ذى حسد
”Aku memohon perlindungan untuknya (anak ini) kepada (pemeliharaan) Dzat Yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, dari kejahatan setiap (orang atau makhluk lainnya) yang memiliki (di hatinya ada) kedengkian (terhadapnya).”
Aminah berkata:
“Maka akupun mengucapkan (do’a) itu dan aku selalu mengulang-ulangnya.
Sebuah riwayat menyatakan:
“Ketika Alloh Yang Maha Mulia lagi Maha Perkasa hendak menampakkan sebaik-baik ciptaan-Nya yaitu Muhammad saw, Alloh memerintahkan Jibril untuk mengambil tanah dari tempat yang sangat mulia, maka iapun mengambilnya kemudian dibawa mengelilingi surga-surga an-Na’im dan dicelupkan dalam sungai-sungai sorga at-Tasnim, lalu dibawa menghadap kepada Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan (ketika berhadapan dengan Alloh) mengalirlah keringat dari (tanah) itu.
(pen: kata “thinah” kami artikan “tanah” menurut arti bahasanya, namun kami tidak tahu apa arti yang sebenarnya yang sesuai dengan kehendak pengarang kitab ini. Dan dalam riwayat lain diceritakan bahwa nur tersebut mengalirkan keringat karena gemetar dan sangat malu ketika berhadapan dengan Dzat Yang Maha Indah).
Maka Alloh menciptakan dari keringat itu nur semua Nabi yang mulia. (Jadi) Semua Nabi diciptakan (oleh Alloh) dari Nur Muhammad saw. Kemudian dititipkanlah tanah itu pada muka (wajah) Nabi Adam dan dimasukkan kedalamnya an-Nur yang telah terdahulu kemuliaannya dan terdepan, sebab itulah semua golongan malaikat al-muqarrobin sujud kepada Adam (alaihissalam). Kemudian Alloh membebankan kepada Adam perjanjian-perjanjian dan janji-janji yang harus ditepati saat (Alloh) menyuruh semua malaikat sujud kepadanya, (perjanjian itu yaitu:) Jangan sampai (Nabi Adam) menitipkan An-Nur itu, kecuali kepada ahlul karom wal jud (orang-orang mulia dan terpuji) yang suci dari kotoran dan kekufuran.
Maka berproseslah perpindahan An-Nur itu dari wajah orang-orang pilihan dan mulia kepada rahim-rahim wanita pilihan lagi mulia, sehingga sampailah pilihan dan kemulian ini kepada Abdulloh bin Abdul Mutholib bin Hasyim. Dan tibalah saatnya memenuhi perjanjian ini, akan terbit di jagad raya ini cahaya kebahagiaan yang akan menyebar ke seluruh penjuru alam semesta karena lahirnya penutup kenabian.
(Ketika Abdulloh mendapat titipan An-Nur di wajahnya) Terbukalah (terbelalak karena terpesona) semua mata (yang memandang) kepada Abdulloh, karena atasnya (darinya) telah terbit (pancaran) cahaya-cahaya (terindah, dan karena ia) dipakaikan (dihiasi dengan) pakaian terindah. (Kalau) ia berbicara (maka ia berbicara dengan gaya bahasa yang sangat indah) yaitu memenuhi kriteria (Ilmu) Bayan dan (Ilmu) Al Fashohah. Semua wanita mendambakannya dan berangan-angan sembari berkata: “Duhai Abdulloh, betapa beruntungnya wanita yang menerima titipan yang sangat berharga itu.”
Hanya rahim Aminah yang terpilih untuk menerima titipan tersebut yang terhindar serta suci dari kotoran dan kekeruhan, dialah wanita terkemuka Bani Najjar.
Terkumpullah kesempurnaannya Abdulloh dengan kesempurnaannya Aminah, terhubunglah talinya dengan talinya, nampaklah kejernihan yakinnya Aminah, terhimpunlah rahim atas janinnya, bersinar terang harum dan wangilah Nur Nabi Muhammad saw di dahi dan keningnya Aminah.
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa ketika mengandung Nabi Muhammad saw disetiap bulan Aminah selalu dihadiri beberapa orang Nabi as, melalui mimpi dan menyampaikan salam serta kegembiraan atas anugerah Alloh atas akan hadirnya Nabi Agung penyelamat Manusia Al Musthofa saw.
– Bulan pertama dari bulan-bulan kehamilannya telah datang dalam mimpinya Nabi Adam as dan memberitahukan bahwa ia mengandung (manusia) yang termulia di dunia.
– Bulan kedua datang dalam mimpinya Nabi Idris as dan mengatakan akan kebesaran Nabi Muhammad saw dan eksistensinya yang sangat berharga.
– Bulan ketiga datang dalam mimpinya Nabi Nuh as dan berkata padanya:
“Sesungguhnya engkau mengandung pemilik pertolongan dan kemenangan.”
– Bulan keempat datang dalam mimpinya Nabi Ibrohim as yang mulia menyebutkan padanya keutamaan Nabi Muhammad saw dan kedudukannya yang sangat mulia.
– Bulan kelima datang dalam mimpinya Nabi Isma’il as yang memberikan kabar gembira bahwa anaknya adalah pemilik kebesaran dan kemuliaan.
– Bulan keenam datang dalam mimpinya Nabi Musa al-Kalim as dan memberitahukan kepadanya akan martabat Nabi Muhammad saw dan pangkat kehormatan kedudukannya yang sangat agung.
– Bulan ketujuh datang dalam mimpinya Nabi Daud as yang memberitahukannya bahwa ia mengandung pemilik kedudukan yang terpuji, pemilik telaga surga (air yang mengalir dari tangan beliau saw, yang merupakan salah satu mu’jizatnya), pembawa panji aqidah kemulian dan kebaikan, dan mengabarkan bahwa anaknya adalah pemilik kedudukan yang terpuji.
– Bulan kedelapan datang dalam mimpinya Nabi Sulaiman as dan mengabarkan bahwa ia mengandung Nabi akhir zaman.
– Bulan kesembilan datang dalam mimpinya Nabi Isa al-Masih as dan berkata padanya:
“Sesungguhnya engkau telah dikhususkan dengan (untuk melahirkan calon Rosul sebagai) penampakan agama yang benar (Islam) dan lisan yang fasih (al-Qur’an dan al-Hadits).
- Dan setiap Nabi as yang datang dalam mimpinya mengatakan kepadanya:
“Hai Aminah, apabila engkau telah melahirkan matahari kemenangan dan cahaya petunjuk ini, maka namakanlah ia Muhammad.”
Ketika Aminah berusaha melepaskan persalinannya, tidak seorangpun dari manusia mengetahui apa yang terjadi padanya. Aminah tentunya sangat sedih atas keadaannya seorang diri yang tidak didampingi oleh orang-orang yang dicintainya, seperti suaminya yang sangat dicintainya yang telah meninggal di negri Syam karena sakit dalam rangka mencari sesuatu yang diinginkan Aminah waktu mengidam. Dan banyak lagi kesedihan-kesedihan dhohir dan bathin.
Pada saat itu ada banyak telapak tangan yang ditadahkan ke langit untuk (berdo’a) menyampaikan keluhan-keluhan Aminah
kepada Dzat Yang Maha Mengetahui rahasia dan kata-kata lirihnya yang diucapkan Aminah.
Telapak-telapak tangan itu adalah yang ditadahkan oleh Ibunda Hawa’ istri Nabi Adam as, Hajar istri Nabi Ibrohim as, Asiyah istri Fir’aun, Maryam putri Imron dan semua bidadari-bidadari cantik dari sorga firdaus yang telah menyinari tempat persalinan itu dengan kecantikan, keindahan dan keelokan mereka, sehingga sirnalah semua kesedihan dan duka cita yang dialami oleh Aminah.
Malam yang dinantikan mahluk seluruh alam … pada detik detik kelahiran sucinya, Aminah tidak pernah merasa letih atau pun kepayahan. Malam yang menggembirakan bagi semesta telah tiba, inilah malam lahirnya Nabi Muhammad Paripurna yang kedatangannya dinantikan seluruh mahluk.
Seorang Ulama dalam kitab Maulid Ad-Diba’iy, Syaikh Abdurohman ad-Diba’iy mengisahkan:
“Sesungguhnya saat malam kelahiran Nabi Suci Muhammad saw, Arsy seketika bergetar hebat meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, Kursi Alloh swt bertambah kewibawaan dan keagungannya dan seluruh langit dipenuhi cahaya bersinar terang dan para malaikat seluruhnya bergemuruh mengucapkan pujian kepada Alloh swt.”
Aminah adalah wanita yang terpilih untuk melahirkan Nabi Muhammad saw yang pembawa risalah untuk umat manusia hingga akhir zaman. Saat menjelang wafatnya, Aminah berkata:
“Setiap yang hidup pasti mati, dan setiap yang baru pasti usang. Setiap orang yang tua akan binasa. Aku pun akan wafat tapi sebutanku akan kekal. Aku telah meninggalkan kebaikan dan melahirkan seorang bayi yang suci.”
اللّهُمَّ صّلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
“Ya, Alloh curahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan sholawat kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Alloh, curahkanlah barokah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan barokah kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Wallohu a’lam bis-showab ….
“ALLOH telah memilih aku dari Kinanah, dan memilih Kinanah dari suku Quraisy bangsa Arab. Aku berasal dari keturunan orang-orang yang baik, dari orang-orang yang baik, dari orang-orang yang baik.”
Sabdanya lagi:
“ALLOH memindahkan aku dari sulbi-sulbi yang baik ke rahim-rahim yang suci secara terpilih dan terdidik. Tiadalah bercabang dua, melainkan aku di bahagian yang terbaik.”
Aminah binti Wahab. Ibu dari Nabi Muhammad saw yang diutus Alloh sebagai rohmat seluruh alam. Cukuplah baginya kemuliaan dan kebanggaan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa Alloh saw memilihnya sebagai ibu seorang Rosul mulia dan Nabi yang terakhir. Seorang ibu yang telah menganugerahkan anak tunggal yang mulia pembawa risalah yang lurus dan kekal, Rosul pembawa hidayah.
Dialah Aminah wanita pengukir sejarah. Kerana risalah yang dibawa putera tunggalnya sempurna, benar dan kekal sepanjang zaman. Suatu risalah yang bermaslahat bagi umat manusia. Berkatalah Ibnu Ishaq tentang Aminah : “Pada waktu itu ia merupakan gadis yang termulia nasab dan kedudukannya di kalangan suku Quraisy.”
Aminah binti Wahab merupakan bunga yang indah di kalangan Quraisy puteri dari pemimpin Bani Zuhroh. Pergaulannya senantiasa dalam penjagaan dan tertutup dari pandangan mata. Terlindung dari pergaulan bebas sehingga sukar untuk dapat mengetahui dengan jelas penampilannya atau gambaran fisikalnya. Para sejarawan hampir tidak mengetahui kehidupannya kecuali sebagai gadis Quraisy yang paling mulia nasab dan kedudukannya di kalangan Quraisy.
Meski tersembunyi, baunya yang harum semerbak keluar dari rumah Bani Zuhroh dan menyebar ke segala penjuru Makkah. Bau harumnya membangkitkan harapan mulia dalam jiwa para pemudanya yang menjauhi wanita-wanita lain yang terpandang dan dibicarakan orang.
Menurut penilaian Dr. Bint Syaati tentang Aminah ibunda Nabi Muhammad saw:
“Masa kecilnya dimulai dari lingkungan paling mulia, dan asal keturunannya pun paling baik. Ia memiliki kebaikan nasab dan ketinggian asal keturunan yang dibanggakan dalam masyarakat bangsawan yang sangat membanggakan kemuliaan nenek moyang dan keturunannya.”
Alloh swt memilih Aminah binti Wahab “Si Bunga Quraisy” sebagai isteri Abdulloh bin Abdul Mutholib di antara gadis lain yang cantik dan suci. Banyak gadis yang meminang Abdulloh sebagai suaminya seperti Ruqoyyah binti Naufal, Fathimah binti Murro, Laila al-Adawiyah, dan masih banyak wanita lain yang telah meminang Abdulloh.
Ibnu Ishaq menuturkan tentang Abdul Mutholib yang membimbing tangan Abdulloh anaknya setelah menebusnya dari penyembelihan. Lalu membawanya kepada Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhroh –yang waktu itu sebagai pemimpin bani Zuhroh– untuk dinikahkan dengan Aminah.
Cahaya yang semula memancar di dahi Abdulloh kini berpindah ke Aminah, padahal cahaya itulah yang membuat wanita-wanita Quraisy rela menawarkan diri sebagai calon isteri Abdulloh. Setelah berhasil menikahi Aminah, Abdulloh pernah bertanya kepada Ruqoyyah mengapa tidak menawarkan diri lagi sebagai suaminya. jawab Ruqoyyah : “Cahaya yang ada padamu dulu telah meninggalkanmu, dan kini aku tidak memerlukanmu lagi.”
Fathimah binti Murro yang ditanyai juga berkata, “Hai Abdulloh, aku bukan seorang wanita jahat, tetapi aku melihat cahaya di wajahmu, kerana itu aku ingin memilikimu. Namun Alloh tak mengizinkan kecuali memberikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya.”
Jawaban serupa juga disampaikan oleh Laila al-Adawiyah. “Dulu aku melihat cahaya bersinar di antara kedua matamu kerana itu aku mengharapkanmu. Namun engkau menolak. Kini engkau telah mengawini Aminah, dan cahaya itu telah lenyap darimu.”
Memang “cahaya” itu telah berpindah dari Abdulloh kepada Aminah. Cahaya ini setelah berpindah-pindah dari sulbi-sulbi dan rahim-rahim lalu menetap pada Aminah yang melahirkan Nabi Muhammad saw. Bagi Nabi Muhammad saw merupakan hasil dari do’a Nabi Ibrohim as bapaknya. Kelahirannya sebagai kabar gembira dari Nabi Isa saudaranya, dan merupakan hasil mimpi dari Aminah ibunya. Aminah pernah bermimpi seakan-akan sebuah cahaya keluar darinya menyinari istana-istana Syam. Dari suara gaib ia mendengar: “Engkau sedang mengandung pemimpin ummat.”
Dan Alloh telah mengabulkan do’a Nabi Ibrohim as, yang diabadikan dalam al-Qur’an :
“Tuhan kami. Utuslah bagi mereka seorang Rosul dari kalangan mereka.” (QS. Al-Baqoroh : 129).
Dan wujud kabar gembira dari Nabi Isa as:
“Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. As-Shof : 6).
Benar pulalah tentang ramalan mimpi Aminah tentang cahaya yang keluar dari dirinya serta menerangi istana-istana Syam itu.
Diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra, ia berkata:
“Rosululloh saw memimpin kami dalam melaksanakan haji wada’. Kemudian Rosululloh (berziarah) lalu mendekat kubur ibunya sambil menangis. Maka aku pun ikut menangis karena tangisnya.”
Betapa harumnya nama Aminah, dan betapa kekalnya namanya nan abadi. Seorang ibu yang luhur dan agung sebagai ibu Nabi Muhammad saw manusia paling utama di dunia, paling sempurna di antara para Nabi, dan sebagai Rosul yang paling mulia. Aminah binti Wahab adalah ibu kandung pemimpin para Nabi dan Rosul yang mulia. Semoga Alloh memberkahinya.
Diriwayatkan dari Abdulloh bin Wahab, dari bibinya telah berkata:
“Sungguh ketika Aminan mengandung Rosululloh saw kami telah mendengar dia berkata:
“Aku tidak merasa akan kehamilanku dan aku tidak merasa (adanya beban) berat ataupun rasa sakit (karena kehamilanku) sebagaimana yang dirasakan oleh wanita-wanita (lain ketika mereka hamil), kecuali yang tidak aku akui (kalau aku masih bersuci untuk) mengangkat (hadats) haidl.
Dan telah datang kepadaku seorang laki-laki, sedangkan aku antara tidur dan jaga (dalam mimpi), lalu ia bertanya padaku:
“Apakah kamu merasa bahwa kamu hamil .?”
Lalu seolah-olah aku menjawab:
“Aku tidak tahu sama sekali.”
Lalu ia berkata (lagi):
“Sesungguhnya kamu telah mengandung (calon) pemimpin umat ini dan sebagai nabi mereka, yaitu (sang pemberi) petunjuk (sekaligus pembawa rohmat) bagi semesta alam (ini).”
Kejadian itu terjadi pada hari senin.
Aminah berkata:
“Kejadian itu adalah salah satu yang meyakinkan aku akan kehamilanku. Ketika dekat (waktu) persalinan, orang yang pernah datang itu datang lagi padaku seraya berkata: “Ucapkanlah olehmu :
اعيذه بالواحد الصمد من شر كال ذى حسد
”Aku memohon perlindungan untuknya (anak ini) kepada (pemeliharaan) Dzat Yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, dari kejahatan setiap (orang atau makhluk lainnya) yang memiliki (di hatinya ada) kedengkian (terhadapnya).”
Aminah berkata:
“Maka akupun mengucapkan (do’a) itu dan aku selalu mengulang-ulangnya.
Sebuah riwayat menyatakan:
“Ketika Alloh Yang Maha Mulia lagi Maha Perkasa hendak menampakkan sebaik-baik ciptaan-Nya yaitu Muhammad saw, Alloh memerintahkan Jibril untuk mengambil tanah dari tempat yang sangat mulia, maka iapun mengambilnya kemudian dibawa mengelilingi surga-surga an-Na’im dan dicelupkan dalam sungai-sungai sorga at-Tasnim, lalu dibawa menghadap kepada Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan (ketika berhadapan dengan Alloh) mengalirlah keringat dari (tanah) itu.
(pen: kata “thinah” kami artikan “tanah” menurut arti bahasanya, namun kami tidak tahu apa arti yang sebenarnya yang sesuai dengan kehendak pengarang kitab ini. Dan dalam riwayat lain diceritakan bahwa nur tersebut mengalirkan keringat karena gemetar dan sangat malu ketika berhadapan dengan Dzat Yang Maha Indah).
Maka Alloh menciptakan dari keringat itu nur semua Nabi yang mulia. (Jadi) Semua Nabi diciptakan (oleh Alloh) dari Nur Muhammad saw. Kemudian dititipkanlah tanah itu pada muka (wajah) Nabi Adam dan dimasukkan kedalamnya an-Nur yang telah terdahulu kemuliaannya dan terdepan, sebab itulah semua golongan malaikat al-muqarrobin sujud kepada Adam (alaihissalam). Kemudian Alloh membebankan kepada Adam perjanjian-perjanjian dan janji-janji yang harus ditepati saat (Alloh) menyuruh semua malaikat sujud kepadanya, (perjanjian itu yaitu:) Jangan sampai (Nabi Adam) menitipkan An-Nur itu, kecuali kepada ahlul karom wal jud (orang-orang mulia dan terpuji) yang suci dari kotoran dan kekufuran.
Maka berproseslah perpindahan An-Nur itu dari wajah orang-orang pilihan dan mulia kepada rahim-rahim wanita pilihan lagi mulia, sehingga sampailah pilihan dan kemulian ini kepada Abdulloh bin Abdul Mutholib bin Hasyim. Dan tibalah saatnya memenuhi perjanjian ini, akan terbit di jagad raya ini cahaya kebahagiaan yang akan menyebar ke seluruh penjuru alam semesta karena lahirnya penutup kenabian.
(Ketika Abdulloh mendapat titipan An-Nur di wajahnya) Terbukalah (terbelalak karena terpesona) semua mata (yang memandang) kepada Abdulloh, karena atasnya (darinya) telah terbit (pancaran) cahaya-cahaya (terindah, dan karena ia) dipakaikan (dihiasi dengan) pakaian terindah. (Kalau) ia berbicara (maka ia berbicara dengan gaya bahasa yang sangat indah) yaitu memenuhi kriteria (Ilmu) Bayan dan (Ilmu) Al Fashohah. Semua wanita mendambakannya dan berangan-angan sembari berkata: “Duhai Abdulloh, betapa beruntungnya wanita yang menerima titipan yang sangat berharga itu.”
Hanya rahim Aminah yang terpilih untuk menerima titipan tersebut yang terhindar serta suci dari kotoran dan kekeruhan, dialah wanita terkemuka Bani Najjar.
Terkumpullah kesempurnaannya Abdulloh dengan kesempurnaannya Aminah, terhubunglah talinya dengan talinya, nampaklah kejernihan yakinnya Aminah, terhimpunlah rahim atas janinnya, bersinar terang harum dan wangilah Nur Nabi Muhammad saw di dahi dan keningnya Aminah.
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa ketika mengandung Nabi Muhammad saw disetiap bulan Aminah selalu dihadiri beberapa orang Nabi as, melalui mimpi dan menyampaikan salam serta kegembiraan atas anugerah Alloh atas akan hadirnya Nabi Agung penyelamat Manusia Al Musthofa saw.
– Bulan pertama dari bulan-bulan kehamilannya telah datang dalam mimpinya Nabi Adam as dan memberitahukan bahwa ia mengandung (manusia) yang termulia di dunia.
– Bulan kedua datang dalam mimpinya Nabi Idris as dan mengatakan akan kebesaran Nabi Muhammad saw dan eksistensinya yang sangat berharga.
– Bulan ketiga datang dalam mimpinya Nabi Nuh as dan berkata padanya:
“Sesungguhnya engkau mengandung pemilik pertolongan dan kemenangan.”
– Bulan keempat datang dalam mimpinya Nabi Ibrohim as yang mulia menyebutkan padanya keutamaan Nabi Muhammad saw dan kedudukannya yang sangat mulia.
– Bulan kelima datang dalam mimpinya Nabi Isma’il as yang memberikan kabar gembira bahwa anaknya adalah pemilik kebesaran dan kemuliaan.
– Bulan keenam datang dalam mimpinya Nabi Musa al-Kalim as dan memberitahukan kepadanya akan martabat Nabi Muhammad saw dan pangkat kehormatan kedudukannya yang sangat agung.
– Bulan ketujuh datang dalam mimpinya Nabi Daud as yang memberitahukannya bahwa ia mengandung pemilik kedudukan yang terpuji, pemilik telaga surga (air yang mengalir dari tangan beliau saw, yang merupakan salah satu mu’jizatnya), pembawa panji aqidah kemulian dan kebaikan, dan mengabarkan bahwa anaknya adalah pemilik kedudukan yang terpuji.
– Bulan kedelapan datang dalam mimpinya Nabi Sulaiman as dan mengabarkan bahwa ia mengandung Nabi akhir zaman.
– Bulan kesembilan datang dalam mimpinya Nabi Isa al-Masih as dan berkata padanya:
“Sesungguhnya engkau telah dikhususkan dengan (untuk melahirkan calon Rosul sebagai) penampakan agama yang benar (Islam) dan lisan yang fasih (al-Qur’an dan al-Hadits).
- Dan setiap Nabi as yang datang dalam mimpinya mengatakan kepadanya:
“Hai Aminah, apabila engkau telah melahirkan matahari kemenangan dan cahaya petunjuk ini, maka namakanlah ia Muhammad.”
Ketika Aminah berusaha melepaskan persalinannya, tidak seorangpun dari manusia mengetahui apa yang terjadi padanya. Aminah tentunya sangat sedih atas keadaannya seorang diri yang tidak didampingi oleh orang-orang yang dicintainya, seperti suaminya yang sangat dicintainya yang telah meninggal di negri Syam karena sakit dalam rangka mencari sesuatu yang diinginkan Aminah waktu mengidam. Dan banyak lagi kesedihan-kesedihan dhohir dan bathin.
Pada saat itu ada banyak telapak tangan yang ditadahkan ke langit untuk (berdo’a) menyampaikan keluhan-keluhan Aminah
kepada Dzat Yang Maha Mengetahui rahasia dan kata-kata lirihnya yang diucapkan Aminah.
Telapak-telapak tangan itu adalah yang ditadahkan oleh Ibunda Hawa’ istri Nabi Adam as, Hajar istri Nabi Ibrohim as, Asiyah istri Fir’aun, Maryam putri Imron dan semua bidadari-bidadari cantik dari sorga firdaus yang telah menyinari tempat persalinan itu dengan kecantikan, keindahan dan keelokan mereka, sehingga sirnalah semua kesedihan dan duka cita yang dialami oleh Aminah.
Malam yang dinantikan mahluk seluruh alam … pada detik detik kelahiran sucinya, Aminah tidak pernah merasa letih atau pun kepayahan. Malam yang menggembirakan bagi semesta telah tiba, inilah malam lahirnya Nabi Muhammad Paripurna yang kedatangannya dinantikan seluruh mahluk.
Seorang Ulama dalam kitab Maulid Ad-Diba’iy, Syaikh Abdurohman ad-Diba’iy mengisahkan:
“Sesungguhnya saat malam kelahiran Nabi Suci Muhammad saw, Arsy seketika bergetar hebat meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, Kursi Alloh swt bertambah kewibawaan dan keagungannya dan seluruh langit dipenuhi cahaya bersinar terang dan para malaikat seluruhnya bergemuruh mengucapkan pujian kepada Alloh swt.”
Aminah adalah wanita yang terpilih untuk melahirkan Nabi Muhammad saw yang pembawa risalah untuk umat manusia hingga akhir zaman. Saat menjelang wafatnya, Aminah berkata:
“Setiap yang hidup pasti mati, dan setiap yang baru pasti usang. Setiap orang yang tua akan binasa. Aku pun akan wafat tapi sebutanku akan kekal. Aku telah meninggalkan kebaikan dan melahirkan seorang bayi yang suci.”
اللّهُمَّ صّلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
“Ya, Alloh curahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan sholawat kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Alloh, curahkanlah barokah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan barokah kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Wallohu a’lam bis-showab ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar