Sumber : http://www.ibookread.net/ebook/title/sirah-nabi-muhammad.html
1. http://abbah.yolasite.com/resources/SEJARAH%20NABI%20MUHAMAD.pdf
Baca :
ps://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://abbah.yolasite.com/resources/SEJARAH%2520NABI%2520MUHAMAD.pdf
Jumat, 29 Mei 2015
Minggu, 24 Mei 2015
Ibunda nabi masuk syurga
Di dalam kitab "At-Tajul Jami' lil Ushul fii Ahaditsir Rasul (التاج الجامع للأصول في أحاديث الرسول)" diterangkan yang artinya sebagai berikt :
"Dari Abu Hurairah beliau berkata: Nabi saw berziarah ke makam ibunya dan beliau menangis. Begitupula orang-orang yang berada di sekitarnya pada menangis. Kemudian, beliau berkata: Aku meminta idzin kepada Tuhanku supaya aku bisa memintakan ampunan untuknya. Namun aku tidak diidzinkan oleh-Nya.
Terus aku meminta idzin kepada-Nya supaya aku bisa menziarahinya. Kemudian, Dia mengidzinkan aku untuk menziarahi ibuku. Berziarahlah ke makam-makam !! Karena, berziarah itu dapat mengingatkan mati. Hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i ".
Maksud hadits tersebut di atas sebagai berikut:
"Ketika Nabi Muhammad saw menziarahi ibunya yang bernama Sayyidah Aminah binti Wahab, beliau menangis karena ibunya tidak beragama Islam dan tidak mendapat kesenangan di dalamnya, dan Allah tidak mengidzinkan Nabi saw memintakan ampunan untuk ibunya. Karena, permintaan ampunan itu syaratnya harus beragama Islam. Sedangkan ibunda Nabi saw wafat dalam keadaan menganut agama kaumnya sebelum Nabi saw. Hal ini bukan berarti ibunda Nabi saw tidak masuk surga, karena ibunda Nabi termasuk ahli fatrah (masa kekosongan atau vakum antara dua kenabian).
Menurut ulama jumhur bahwa ahli fatrah itu adalah orang-orang yang selamat (orang-orang yang selamat dari api neraka dan mereka tetap dimasukkan ke dalam surga).
Firman Alla swt: و ما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
Bahkan berlaku dan absah menurut ahli mukasyafah bahwa Allah ta'ala menghidupkan kembali kedua orangtua Nabi saw setelah beliau diangkat jadi Rasul. Kemudian, mereka beriman kepada Nabi saw. Oleh karena itu, sudah pasti mereka termasuk ahli surga".
"Dari Abu Hurairah beliau berkata: Nabi saw berziarah ke makam ibunya dan beliau menangis. Begitupula orang-orang yang berada di sekitarnya pada menangis. Kemudian, beliau berkata: Aku meminta idzin kepada Tuhanku supaya aku bisa memintakan ampunan untuknya. Namun aku tidak diidzinkan oleh-Nya.
Terus aku meminta idzin kepada-Nya supaya aku bisa menziarahinya. Kemudian, Dia mengidzinkan aku untuk menziarahi ibuku. Berziarahlah ke makam-makam !! Karena, berziarah itu dapat mengingatkan mati. Hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i ".
Maksud hadits tersebut di atas sebagai berikut:
"Ketika Nabi Muhammad saw menziarahi ibunya yang bernama Sayyidah Aminah binti Wahab, beliau menangis karena ibunya tidak beragama Islam dan tidak mendapat kesenangan di dalamnya, dan Allah tidak mengidzinkan Nabi saw memintakan ampunan untuk ibunya. Karena, permintaan ampunan itu syaratnya harus beragama Islam. Sedangkan ibunda Nabi saw wafat dalam keadaan menganut agama kaumnya sebelum Nabi saw. Hal ini bukan berarti ibunda Nabi saw tidak masuk surga, karena ibunda Nabi termasuk ahli fatrah (masa kekosongan atau vakum antara dua kenabian).
Menurut ulama jumhur bahwa ahli fatrah itu adalah orang-orang yang selamat (orang-orang yang selamat dari api neraka dan mereka tetap dimasukkan ke dalam surga).
Firman Alla swt: و ما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
Bahkan berlaku dan absah menurut ahli mukasyafah bahwa Allah ta'ala menghidupkan kembali kedua orangtua Nabi saw setelah beliau diangkat jadi Rasul. Kemudian, mereka beriman kepada Nabi saw. Oleh karena itu, sudah pasti mereka termasuk ahli surga".
قبر السيدة آمنة بنت وهب .. |
At-Tajul Jami' lil Ushul fii Ahaditsir Rasul |
http://feqhweb.com/vb/t14966.html
Semoga bermanfaat.
Minggu, 10 Mei 2015
Pemberian nabi nama nabi Muhammad lewat Ilham
PEMBERIAN NAMA NABI "MUHAMMAD" MELALUI ILHAM
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum
Mohon berkenan menerangkan, Dalam Nash ada lafadz (من بعد اسمه احمد)
Pertanyaannya:
1. Mengapa oleh sayyid Abdul Muttholib di ganti Muhammad?
2. Di mana kekuatan nash tersebut?
terimakasih
JAWABAN
Wa'alaikumussalaam
Bukan diganti,namun ada nash bahwa diantara nama beliau adalah Ahmad.
Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya saya adalah Muhammad, saya adalah Ahmad, saya adalah al-Mahi yang maknanya Allah menghapus kekufuran denganku, saya adalah al-Hasyir yang maknanya orang-orang akan dikumpulkan mengikuti kakiku, dan saya adalah al-'Aqib yang maknanya tiada nabi sesudahku.".
Jadi allah mengilhamkan pada kakek beliau agar di beri nama muhammad dari permulaan.
INILAH NAMA-NAMA NABI MUHAMMAD SAW YANG BERJUMLAH 201
PERTANYAAN :
Assalamualaikum....Maaf,,sebelum nya. Saya mau nanya. Kepada member2 di grup ini, adakah yang tau ada brpa rtus nma nabi muhamad. ?????
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Dalam kitab dalail khoirot disebutkan jumlah nama Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam sebanyak 201 nama yaitu :
NAMA NAMA NABI MUHAMMAD SHOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM YG DISEBUT DALAM KITAB DALAILUL KHOIROT
Sayyiduna 1. Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam 2. Ahmad shollallohu 'alaihi wasallam 3. Hamid shollallohu 'alaihi wasallam 4. Mahmud shollallohu 'alaihi wasallam 5. Ahiid shollallohu 'alaihi wasallam6. Wahiid shollallohu 'alaihi wasallam7. Maahin shollallohu 'alaihi wasallam 8. Hasyir shollallohu 'alaihi wasallam 9. 'Aqib shollallohu 'alaihi wasallam 10. Toha shollallohu 'alaihi wasallam 11. Yaa Siin shollallohu 'alaihi wasallam 12. Tohir shollallohu 'alaihi wasallam 13. Mutohhar shollallohu 'alaihi wasallam 14. Toyyib shollallohu 'alaihi wasallam 15. Sayyid shollallohu 'alaihi wasallam 16. Rasul shollallohu 'alaihi wasallam 17. Nabiyy shollallohu 'alaihi wasallam 18. Rasulur Rohmat shollallohu 'alaihi wasallam 19. Qoyyimu shollallohu 'alaihi wasallam 20. Jami' shollallohu 'alaihi wasallam 21. Muqtafi shollallohu 'alaihi wasallam 22. Muqoffi shollallohu 'alaihi wasallam 23. Rasulul Malahimi shollallohu 'alaihi wasallam 24. Rasulur rohati shollallohu 'alaihi wasallam 25. Kamil shollallohu 'alaihi wasallam 26. Iklil shollallohu 'alaihi wasallam 27. Mudatstsir shollallohu 'alaihi wasallam 28. Muzammil shollallohu 'alaihi wasallam 29. Abdulloh shollallohu 'alaihi wasallam30. Habibulloh shollallohu 'alaihi wasallam 31. Shofiyulloh shollallohu 'alaihi wasallam 32. Najiyyulloh shollallohu 'alaihi wasallam 33. Kalimulloh shollallohu 'alaihi wasallam 34. Khotimul ambiya' shollallohu 'alaihi wasallam 35. Khotimur rusuli shollallohu 'alaihi wasallam 36. Muhyi shollallohu 'alaihi wasallam 37. Munajji shollallohu 'alaihi wasallam 38. Mudzakkir shollallohu 'alaihi wasallam 39. Naashir shollallohu 'alaihi wasallam 40. Manshur shollallohu 'alaihi wasallam 41. Nabiyyur rohmah shollallohu 'alaihi wasallam 42. Nabiyyut taubah shollallohu 'alaihi wasallam 43. Harishun 'alaikum shollallohu 'alaihi wasallam 44. Ma'lum shollallohu 'alaihi wasallam 45. Syahir shollallohu 'alaihi wasallam 46. Syaahid shollallohu 'alaihi wasallam 47 Syahiid shollallohu 'alaihi wasallam 48. Masyhud shollallohu 'alaihi wasallam 49. Basyir shollallohu 'alaihi wasallam 50. Mubassyir shollallohu 'alaihi wasallam 51. Nadziir shollallohu 'alaihi wasallam 52. Mundzir shollallohu 'alaihi wasallam 53. Nur shollallohu 'alaihi wasallam 54. Siroj shollallohu 'alaihi wasallam 55. Misbah shollallohu 'alaihi wasallam 56. Huda shollallohu 'alaihi wasallam 57. Mahdi shollallohu 'alaihi wasallam58. Munir shollallohu 'alaihi wasallam 59. Da'i shollallohu 'alaihi wasallam 60. Mad'u shollallohu 'alaihi wasallam 61. Mujib shollallohu 'alaihi wasallam 62. Mujab shollallohu 'alaihi wasallam 63. Hafiyy shollallohu 'alaihi wasallam 64. 'Afuw shollallohu 'alaihi wasallam65. Waliyy shollallohu 'alaihi wasallam 66. Haq shollallohu 'alaihi wasallam 67. Qowiyy shollallohu 'alaihi wasallam 68. Amiin shollallohu 'alaihi wasallam 69. Ma'muun shollallohu 'alaihi wasallam 70 Kariim shollallohu 'alaihi wasallam 71. Mukarrom shollallohu 'alaihi wasallam 72. Makiin shollallohu 'alaihi wasallam 73. Matiin shollallohu 'alaihi wasallam 74. Mubiin shollallohu 'alaihi wasallam 75. Mu'ammil shollallohu 'alaihi wasallam 76. Wushul shollallohu 'alaihi wasallam 77. Dzu quwwah shollallohu 'alaihi wasallam 78. Dzu hurmah shollallohu 'alaihi wasallam 79. Dzu makanah shollallohu 'alaihi wasallam 80. Dzu 'izz shollallohu 'alaihi wasallam 81. Dzu fadhl shollallohu 'alaihi wasallam 82. Mutho' shollallohu 'alaihi wasallam 83. Muthi' shollallohu 'alaihi wasallam 84. Qodamu shidqi shollallohu 'alaihi wasallam 85. Rohmat shollallohu 'alaihi wasallam 86. Busyro shollallohu 'alaihi wasallam 87. Ghouts shollallohu 'alaihi wasallam 88. Ghoits shollallohu 'alaihi wasallam 89. Ghiyas shollallohu 'alaihi wasallam 90. Ni'matulloh shollallohu 'alaihi wasallam 91. Hadiyyatulloh shollallohu 'alaihi wasallam 92. 'Urwatun wutsqo shollallohu 'alaihi wasallam 93. Shirotulloh shollallohu 'alaihi wasallam 94. Shirotul mustaqim shollallohu 'alaihi wasallam 95. Dzikrulloh shollallohu 'alaihi wasallam 96. Syaifulloh shollallohu 'alaihi wasallam 97. Hizbulloh shollallohu 'alaihi wasallam 98. An najmuts tsaqib shollallohu 'alaihi wasallam 99. Mustofa shollallohu 'alaihi wasallam 100. Mujtaba shollallohu 'alaihi wasallam101. Muntaqo shollallohu 'alaihi wasallam 102. Ummiy shollallohu 'alaihi wasallam 103. Mukhtar shollallohu 'alaihi wasallam104. Ajiir shollallohu 'alaihi wasallam105. Jabbar shollallohu 'alaihi wasallam106. Abul qosim shollallohu 'alaihi wasallam 107. Abut thohir shollallohu 'alaihi wasallam 108. Abut thoyyib shollallohu 'alaihi wasallam109. Abu ibrohim shollallohu 'alaihi wasallam 110. Musyaffa' shollallohu 'alaihi wasallam. 111. Syafi'un shollallohu 'alaihi wasallam 112. Sholih shollallohu 'alaihi wasallam 113. Muslih shollallohu 'alaihi wasallam 114. Muhaimin shollallohu 'alaihi wasallam 115. Shodiq shollallohu 'alaihi wasallam 116. Mushoddiq shollallohu 'alaihi wasallam 117. Shidqi shollallohu 'alaihi wasallam 118. Sayyidul mursalin shollallohu 'alaihi wasallam 119. Imamul muttaqin shollallohu 'alaihi wasallam 120. Qoidul gurril muhajjalin shollallohu 'alaihi wasallam 121. Kholilur rohman shollallohu 'alaihi wasallam 122. Barrun shollallohu 'alaihi wasallam 123. Mabarrun shollallohu 'alaihi wasallam 124. Wajiih shollallohu 'alaihi wasallam 125. Nashiih shollallohu 'alaihi wasallam 126. Naashih shollallohu 'alaihi wasallam 127. Wakiil shollallohu 'alaihi wasallam 128. Mutawakkil shollallohu 'alaihi wasallam 129. Kafiil shollallohu 'alaihi wasallam 130. Syafiiq shollallohu 'alaihi wasallam 131. Muqimus sunnati shollallohu 'alaihi wasallam 132. Muqoddas shollallohu 'alaihi wasallam 133. Ruhul qudus shollallohu 'alaihi wasallam 134. Ruhul haq shollallohu 'alaihi wasallam 135. Ruhul qisti shollallohu 'alaihi wasallam 136. Kaafin shollallohu 'alaihi wasallam 137. Muktafin shollallohu 'alaihi wasallam 138. Baaligh shollallohu 'alaihi wasallam 139. Muballigh shollallohu 'alaihi wasallam 140. Syaafin shollallohu 'alaihi wasallam 141. Washil shollallohu 'alaihi wasallam 142. Maushul shollallohu 'alaihi wasallam 143. Saabiq shollallohu 'alaihi wasallam 144. Saaiq shollallohu 'alaihi wasallam 145. Haadin shollallohu 'alaihi wasallam 146. Muhdin shollallohu 'alaihi wasallam 147. Muqoddam shollallohu 'alaihi wasallam 148. Aziiz shollallohu 'alaihi wasallam 149. Faadhil shollallohu 'alaihi wasallam 150. Mufaddhol shollallohu 'alaihi wasallam 151. Faatih shollallohu 'alaihi wasallam 152. Miftah shollallohu 'alaihi wasallam 153. Miftahur rohmah shollallohu 'alaihi wasallam 154. Miftahul jannah shollallohu 'alaihi wasallam 155. 'Alamul iman shollallohu 'alaihi wasallam 156. 'Alamul yaqiin shollallohu 'alaihi wasallam 157. Dalilul khoirot shollallohu 'alaihi wasallam 158. Mushohhihul hasanat shollallohu 'alaihi wasallam 159. Muqilul 'atsarot shollallohu 'alaihi wasallam 160. Shofufun 'aniz zallat shollallohu 'alaihi wasallam 161. Shohibus syafa'ah shollallohu 'alaihi wasallam 162. Shohibul maqom shollallohu 'alaihi wasallam 163. Shohibul qodam shollallohu 'alaihi wasallam 164. Makhsusun bil 'izz shollallohu 'alaihi wasallam 165. Makhsusun bil majdi shollallohu 'alaihi wasallam 166. Makhususun bis syarof shollallohu 'alaihi wasallam 167. Shohibul wasilah shollallohu 'alaihi wasallam 168. Shohibus saifi shollallohu 'alaihi wasallam 169. Shohibul fadhilah shollallohu 'alaihi wasallam 170. Shohibul izar shollallohu 'alaihi wasallam 171. Shohibul hujjah shollallohu 'alaihi wasallam 172. Shohibus sulton shollallohu 'alaihi wasallam 173. Shohibur rida' shollallohu 'alaihi wasallam 174. Shohibud darojatur rofi'ah shollallohu 'alaihi wasallam 175. Shohibut taj shollallohu 'alaihi wasallam 176. Shohibul mighfar shollallohu 'alaihi wasallam 177. Shohibul liwa' shollallohu 'alaihi wasallam 178. Shohibul mi'roj shollallohu 'alaihi wasallam 179. Shohibul qodhib shollallohu 'alaihi wasallam 180. Shohibul buroq shollallohu 'alaihi wasallam 181. Shohibul khotam shollallohu 'alaihi wasallam 182. Shohibul 'alamah shollallohu 'alaihi wasallam 183. Shohibul burhan shollallohu 'alaihi wasallam 184. Shohibul bayan shollallohu 'alaihi wasallam 185. Fashihul lisan shollallohu 'alaihi wasallam 186. Mutohhirul janan shollallohu 'alaihi wasallam 187. Ro'ufun shollallohu 'alaihi wasallam 188. Rohimun shollallohu 'alaihi wasallam 189. Udzunu khoirin shollallohu 'alaihi wasallam 190. Shohihul islam shollallohu 'alaihi wasallam 191. Sayyidul kaunain shollallohu 'alaihi wasallam 192. 'Ainun na'im shollallohu 'alaihi wasallam 193. 'Ainul gurri shollallohu 'alaihi wasallam 194. Sa'dulloh shollallohu 'alaihi wasallam 195. Sa'dul kholqi shollallohu 'alaihi wasallam 196. Khotibul umami shollallohu 'alaihi wasallam 197. 'Alamul huda shollallohu 'alaihi wasallam 198. Kasyiful kurobi shollallohu 'alaihi wasallam 199. Rofi'ur rutabi shollallohu 'alaihi wasallam 200. 'Izzul arobi shollallohu 'alaihi wasallam 201. Shohibul faroj shollallohu 'alaihi wasallam.
Berikut teks arab lengkapnya :
Wallohu a'lam.
LINK TERKAIT :
3843. INILAH NAMA-NAMA NABI MUHAMMAD SAW YANG BERJUMLAH 201
Wallohu a'lam
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum
Mohon berkenan menerangkan, Dalam Nash ada lafadz (من بعد اسمه احمد)
Pertanyaannya:
1. Mengapa oleh sayyid Abdul Muttholib di ganti Muhammad?
2. Di mana kekuatan nash tersebut?
terimakasih
JAWABAN
Wa'alaikumussalaam
Bukan diganti,namun ada nash bahwa diantara nama beliau adalah Ahmad.
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ اﻟﻴﻤﺎﻥ، ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺷﻌﻴﺐ، ﻋﻦ اﻟﺰﻫﺮﻱ، ﻗﺎﻝ: ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ ﺑﻦ ﻣﻄﻌﻢ، ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ﺇﻥ ﻟﻲ ﺃﺳﻤﺎء، ﺃﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺣﻤﺪ، ﻭﺃﻧﺎ اﻟﻤﺎﺣﻲ اﻟﺬﻱ ﻳﻤﺤﻮ اﻟﻠﻪ ﺑﻲ اﻟﻜﻔﺮ، ﻭﺃﻧﺎ اﻟﺤﺎﺷﺮ اﻟﺬﻱ ﻳﺤﺸﺮ اﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﻣﻲ، ﻭﺃﻧﺎ اﻟﻌﺎﻗﺐ.رواه البخاري ٤٨٩٦.
Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya saya adalah Muhammad, saya adalah Ahmad, saya adalah al-Mahi yang maknanya Allah menghapus kekufuran denganku, saya adalah al-Hasyir yang maknanya orang-orang akan dikumpulkan mengikuti kakiku, dan saya adalah al-'Aqib yang maknanya tiada nabi sesudahku.".
Jadi allah mengilhamkan pada kakek beliau agar di beri nama muhammad dari permulaan.
نور اليقين
ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﻓﻲ ﺩاﺭ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺑﺸﻌﺐ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻗﺎﺑﻠﺘﻪ اﻟﺸﻔﺎء ﺃﻡ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻋﻮﻑ، ﻭﻟﻤﺎ ﻭﻟﺪ ﺃﺭﺳﻠﺖ ﺃﻣﻪ ﻟﺠﺪﻩ ﺗﺒﺸﺮﻩ ﻓﺄﻗﺒﻞ ﻣﺴﺮﻭﺭا ﻭﺳﻤﺎﻩ ﻣﺤﻤﺪا ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻫﺬا اﻻﺳﻢ ﺷﺎﺋﻌﺎ ﻗﺒﻞ ﻋﻨﺪ اﻟﻌﺮﺏ، ﻭﻟﻜﻦ ﺃﺭاﺩ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺤﻘﻖ ﻣﺎ ﻗﺪﺭﻩ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﻓﻲ اﻟﻜﺘﺐ اﻟﺘﻲ ﺟﺎءﺕ ﺑﻬﺎ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻛﺎﻟﺘﻮﺭاﺓ ﻭاﻹﻧﺠﻴﻞ، ﻓﺄﻟﻬﻢ ﺟﺪﻩ ﺃﻥ ﻳﺴﻤﻴﻪ ﺑﺬﻟﻚ ﺇﻧﻔﺎﺫا ﻷﻣﺮﻩ.
و الله أعلم
اعانة الطالبين :
ومحمد علم منقول من اسم المفعول المضعف موضوع لمن كثرت خصاله الحميدة سمى به نبينا صلى الله عليه واله وسلم بإلهام من الله لجده.
(قوله: بإلهام من الله لجده) أي انه ألهم التسمية بمحمد بسبب أنه تعالى أوقع في قلبه أنه يكثر حمد الخلق له.
كما روي في السير أنه قيل لجده عبد المطلب - وقد سماه في سابع ولادته لموت أبيه قبلها -: لم سميت ابنك محمدا، وليس من أسماء آبائك ولا قومك؟ قال: رجوت أن يحمد في السماء والأرض.
وقد حقق الله رجاءه.
وينبغي إكرام من اسمه محمد تعظيما له - صلى الله عليه وسلم -، ويسن التسمية بهذا الاسم الشريف محبة فيه - صلى الله عليه وسلم -.
وقد ورد في فضل التسمية به عدة أحاديث، أصح ما فيها حديث: من ولد له مولود
INILAH NAMA-NAMA NABI MUHAMMAD SAW YANG BERJUMLAH 201
PERTANYAAN :
Assalamualaikum....Maaf,,sebelum nya. Saya mau nanya. Kepada member2 di grup ini, adakah yang tau ada brpa rtus nma nabi muhamad. ?????
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Dalam kitab dalail khoirot disebutkan jumlah nama Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam sebanyak 201 nama yaitu :
NAMA NAMA NABI MUHAMMAD SHOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM YG DISEBUT DALAM KITAB DALAILUL KHOIROT
Sayyiduna 1. Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam 2. Ahmad shollallohu 'alaihi wasallam 3. Hamid shollallohu 'alaihi wasallam 4. Mahmud shollallohu 'alaihi wasallam 5. Ahiid shollallohu 'alaihi wasallam6. Wahiid shollallohu 'alaihi wasallam7. Maahin shollallohu 'alaihi wasallam 8. Hasyir shollallohu 'alaihi wasallam 9. 'Aqib shollallohu 'alaihi wasallam 10. Toha shollallohu 'alaihi wasallam 11. Yaa Siin shollallohu 'alaihi wasallam 12. Tohir shollallohu 'alaihi wasallam 13. Mutohhar shollallohu 'alaihi wasallam 14. Toyyib shollallohu 'alaihi wasallam 15. Sayyid shollallohu 'alaihi wasallam 16. Rasul shollallohu 'alaihi wasallam 17. Nabiyy shollallohu 'alaihi wasallam 18. Rasulur Rohmat shollallohu 'alaihi wasallam 19. Qoyyimu shollallohu 'alaihi wasallam 20. Jami' shollallohu 'alaihi wasallam 21. Muqtafi shollallohu 'alaihi wasallam 22. Muqoffi shollallohu 'alaihi wasallam 23. Rasulul Malahimi shollallohu 'alaihi wasallam 24. Rasulur rohati shollallohu 'alaihi wasallam 25. Kamil shollallohu 'alaihi wasallam 26. Iklil shollallohu 'alaihi wasallam 27. Mudatstsir shollallohu 'alaihi wasallam 28. Muzammil shollallohu 'alaihi wasallam 29. Abdulloh shollallohu 'alaihi wasallam30. Habibulloh shollallohu 'alaihi wasallam 31. Shofiyulloh shollallohu 'alaihi wasallam 32. Najiyyulloh shollallohu 'alaihi wasallam 33. Kalimulloh shollallohu 'alaihi wasallam 34. Khotimul ambiya' shollallohu 'alaihi wasallam 35. Khotimur rusuli shollallohu 'alaihi wasallam 36. Muhyi shollallohu 'alaihi wasallam 37. Munajji shollallohu 'alaihi wasallam 38. Mudzakkir shollallohu 'alaihi wasallam 39. Naashir shollallohu 'alaihi wasallam 40. Manshur shollallohu 'alaihi wasallam 41. Nabiyyur rohmah shollallohu 'alaihi wasallam 42. Nabiyyut taubah shollallohu 'alaihi wasallam 43. Harishun 'alaikum shollallohu 'alaihi wasallam 44. Ma'lum shollallohu 'alaihi wasallam 45. Syahir shollallohu 'alaihi wasallam 46. Syaahid shollallohu 'alaihi wasallam 47 Syahiid shollallohu 'alaihi wasallam 48. Masyhud shollallohu 'alaihi wasallam 49. Basyir shollallohu 'alaihi wasallam 50. Mubassyir shollallohu 'alaihi wasallam 51. Nadziir shollallohu 'alaihi wasallam 52. Mundzir shollallohu 'alaihi wasallam 53. Nur shollallohu 'alaihi wasallam 54. Siroj shollallohu 'alaihi wasallam 55. Misbah shollallohu 'alaihi wasallam 56. Huda shollallohu 'alaihi wasallam 57. Mahdi shollallohu 'alaihi wasallam58. Munir shollallohu 'alaihi wasallam 59. Da'i shollallohu 'alaihi wasallam 60. Mad'u shollallohu 'alaihi wasallam 61. Mujib shollallohu 'alaihi wasallam 62. Mujab shollallohu 'alaihi wasallam 63. Hafiyy shollallohu 'alaihi wasallam 64. 'Afuw shollallohu 'alaihi wasallam65. Waliyy shollallohu 'alaihi wasallam 66. Haq shollallohu 'alaihi wasallam 67. Qowiyy shollallohu 'alaihi wasallam 68. Amiin shollallohu 'alaihi wasallam 69. Ma'muun shollallohu 'alaihi wasallam 70 Kariim shollallohu 'alaihi wasallam 71. Mukarrom shollallohu 'alaihi wasallam 72. Makiin shollallohu 'alaihi wasallam 73. Matiin shollallohu 'alaihi wasallam 74. Mubiin shollallohu 'alaihi wasallam 75. Mu'ammil shollallohu 'alaihi wasallam 76. Wushul shollallohu 'alaihi wasallam 77. Dzu quwwah shollallohu 'alaihi wasallam 78. Dzu hurmah shollallohu 'alaihi wasallam 79. Dzu makanah shollallohu 'alaihi wasallam 80. Dzu 'izz shollallohu 'alaihi wasallam 81. Dzu fadhl shollallohu 'alaihi wasallam 82. Mutho' shollallohu 'alaihi wasallam 83. Muthi' shollallohu 'alaihi wasallam 84. Qodamu shidqi shollallohu 'alaihi wasallam 85. Rohmat shollallohu 'alaihi wasallam 86. Busyro shollallohu 'alaihi wasallam 87. Ghouts shollallohu 'alaihi wasallam 88. Ghoits shollallohu 'alaihi wasallam 89. Ghiyas shollallohu 'alaihi wasallam 90. Ni'matulloh shollallohu 'alaihi wasallam 91. Hadiyyatulloh shollallohu 'alaihi wasallam 92. 'Urwatun wutsqo shollallohu 'alaihi wasallam 93. Shirotulloh shollallohu 'alaihi wasallam 94. Shirotul mustaqim shollallohu 'alaihi wasallam 95. Dzikrulloh shollallohu 'alaihi wasallam 96. Syaifulloh shollallohu 'alaihi wasallam 97. Hizbulloh shollallohu 'alaihi wasallam 98. An najmuts tsaqib shollallohu 'alaihi wasallam 99. Mustofa shollallohu 'alaihi wasallam 100. Mujtaba shollallohu 'alaihi wasallam101. Muntaqo shollallohu 'alaihi wasallam 102. Ummiy shollallohu 'alaihi wasallam 103. Mukhtar shollallohu 'alaihi wasallam104. Ajiir shollallohu 'alaihi wasallam105. Jabbar shollallohu 'alaihi wasallam106. Abul qosim shollallohu 'alaihi wasallam 107. Abut thohir shollallohu 'alaihi wasallam 108. Abut thoyyib shollallohu 'alaihi wasallam109. Abu ibrohim shollallohu 'alaihi wasallam 110. Musyaffa' shollallohu 'alaihi wasallam. 111. Syafi'un shollallohu 'alaihi wasallam 112. Sholih shollallohu 'alaihi wasallam 113. Muslih shollallohu 'alaihi wasallam 114. Muhaimin shollallohu 'alaihi wasallam 115. Shodiq shollallohu 'alaihi wasallam 116. Mushoddiq shollallohu 'alaihi wasallam 117. Shidqi shollallohu 'alaihi wasallam 118. Sayyidul mursalin shollallohu 'alaihi wasallam 119. Imamul muttaqin shollallohu 'alaihi wasallam 120. Qoidul gurril muhajjalin shollallohu 'alaihi wasallam 121. Kholilur rohman shollallohu 'alaihi wasallam 122. Barrun shollallohu 'alaihi wasallam 123. Mabarrun shollallohu 'alaihi wasallam 124. Wajiih shollallohu 'alaihi wasallam 125. Nashiih shollallohu 'alaihi wasallam 126. Naashih shollallohu 'alaihi wasallam 127. Wakiil shollallohu 'alaihi wasallam 128. Mutawakkil shollallohu 'alaihi wasallam 129. Kafiil shollallohu 'alaihi wasallam 130. Syafiiq shollallohu 'alaihi wasallam 131. Muqimus sunnati shollallohu 'alaihi wasallam 132. Muqoddas shollallohu 'alaihi wasallam 133. Ruhul qudus shollallohu 'alaihi wasallam 134. Ruhul haq shollallohu 'alaihi wasallam 135. Ruhul qisti shollallohu 'alaihi wasallam 136. Kaafin shollallohu 'alaihi wasallam 137. Muktafin shollallohu 'alaihi wasallam 138. Baaligh shollallohu 'alaihi wasallam 139. Muballigh shollallohu 'alaihi wasallam 140. Syaafin shollallohu 'alaihi wasallam 141. Washil shollallohu 'alaihi wasallam 142. Maushul shollallohu 'alaihi wasallam 143. Saabiq shollallohu 'alaihi wasallam 144. Saaiq shollallohu 'alaihi wasallam 145. Haadin shollallohu 'alaihi wasallam 146. Muhdin shollallohu 'alaihi wasallam 147. Muqoddam shollallohu 'alaihi wasallam 148. Aziiz shollallohu 'alaihi wasallam 149. Faadhil shollallohu 'alaihi wasallam 150. Mufaddhol shollallohu 'alaihi wasallam 151. Faatih shollallohu 'alaihi wasallam 152. Miftah shollallohu 'alaihi wasallam 153. Miftahur rohmah shollallohu 'alaihi wasallam 154. Miftahul jannah shollallohu 'alaihi wasallam 155. 'Alamul iman shollallohu 'alaihi wasallam 156. 'Alamul yaqiin shollallohu 'alaihi wasallam 157. Dalilul khoirot shollallohu 'alaihi wasallam 158. Mushohhihul hasanat shollallohu 'alaihi wasallam 159. Muqilul 'atsarot shollallohu 'alaihi wasallam 160. Shofufun 'aniz zallat shollallohu 'alaihi wasallam 161. Shohibus syafa'ah shollallohu 'alaihi wasallam 162. Shohibul maqom shollallohu 'alaihi wasallam 163. Shohibul qodam shollallohu 'alaihi wasallam 164. Makhsusun bil 'izz shollallohu 'alaihi wasallam 165. Makhsusun bil majdi shollallohu 'alaihi wasallam 166. Makhususun bis syarof shollallohu 'alaihi wasallam 167. Shohibul wasilah shollallohu 'alaihi wasallam 168. Shohibus saifi shollallohu 'alaihi wasallam 169. Shohibul fadhilah shollallohu 'alaihi wasallam 170. Shohibul izar shollallohu 'alaihi wasallam 171. Shohibul hujjah shollallohu 'alaihi wasallam 172. Shohibus sulton shollallohu 'alaihi wasallam 173. Shohibur rida' shollallohu 'alaihi wasallam 174. Shohibud darojatur rofi'ah shollallohu 'alaihi wasallam 175. Shohibut taj shollallohu 'alaihi wasallam 176. Shohibul mighfar shollallohu 'alaihi wasallam 177. Shohibul liwa' shollallohu 'alaihi wasallam 178. Shohibul mi'roj shollallohu 'alaihi wasallam 179. Shohibul qodhib shollallohu 'alaihi wasallam 180. Shohibul buroq shollallohu 'alaihi wasallam 181. Shohibul khotam shollallohu 'alaihi wasallam 182. Shohibul 'alamah shollallohu 'alaihi wasallam 183. Shohibul burhan shollallohu 'alaihi wasallam 184. Shohibul bayan shollallohu 'alaihi wasallam 185. Fashihul lisan shollallohu 'alaihi wasallam 186. Mutohhirul janan shollallohu 'alaihi wasallam 187. Ro'ufun shollallohu 'alaihi wasallam 188. Rohimun shollallohu 'alaihi wasallam 189. Udzunu khoirin shollallohu 'alaihi wasallam 190. Shohihul islam shollallohu 'alaihi wasallam 191. Sayyidul kaunain shollallohu 'alaihi wasallam 192. 'Ainun na'im shollallohu 'alaihi wasallam 193. 'Ainul gurri shollallohu 'alaihi wasallam 194. Sa'dulloh shollallohu 'alaihi wasallam 195. Sa'dul kholqi shollallohu 'alaihi wasallam 196. Khotibul umami shollallohu 'alaihi wasallam 197. 'Alamul huda shollallohu 'alaihi wasallam 198. Kasyiful kurobi shollallohu 'alaihi wasallam 199. Rofi'ur rutabi shollallohu 'alaihi wasallam 200. 'Izzul arobi shollallohu 'alaihi wasallam 201. Shohibul faroj shollallohu 'alaihi wasallam.
Berikut teks arab lengkapnya :
اَسْمَاءُ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَتَانِ وَ وَاحِدٌ وَّهِىَ هَذِهاَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى مَنِ اسْمُه سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَحْمَدُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَامِدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَحْمُوْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَحِيْدٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَحِيْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَاحٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَاشِرٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَاقِبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا طه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا يس صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا طَاهِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَهَّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا طَيِّبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا سَيِّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا رَسُوْلُ الرَّحْمَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَيِّمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا جَامِعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقْتَفٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَفِّىْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلُ الْمَلاَحِمِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلُ الرَّاحَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَامِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَااِكْلِيْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُدَثِّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُزَّمِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا عَبْدُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَبِيْبُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَفِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَجِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَلِيْمُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَاتِمُالْاَنْبِيَاءِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَاتِمُ الرُّسُلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُحْيِىْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنْجٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُذَكِّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَاصِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَنْصُوْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىُّ الرَّحْمَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىُّالتَّوْبَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَعْلُوْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَهِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَاهِدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَهِيْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَشْهُوْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَشِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَشِّرٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَذِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَيِّدُنَا مُنْذِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نُوْرٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سِرَاجٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِصْبَاحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هُدًى صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَهْدِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا دَاعٍ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَدْعُوٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُجِيْبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُجَابٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَفِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَفُوٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَلِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَقٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَوِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَمِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَاْمُوْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَرِيْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُكَرَّمٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَكِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَتِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبِيْنٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُؤَمِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَصُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْقُوَّةٍصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْحُرْمَةٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْمَكَانَةٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاذُوْعِزٍّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْفَضْلٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَاعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامُطِيْعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَدَمُ صِدْقٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَحْمَةٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا بُشْرى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا غَوْثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا غَيْثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاغِيَاثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نِعْمَةُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هَدِيَّةُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا عُرْوَةٌ وُّثْقى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صِرَاطُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذِكْرُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيْفُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حِزْبُ اللهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا النَّجْمُ الثَّاقِبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصْطَفًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُجْتَبًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنْتَقًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اُمِّىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُخْتَارٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَجِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا جَبَّارٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا اَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُو الطَّاهِرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُو الطَّيِّبِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُوْ اِبْرَاهِيْمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُشَفَّعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاشَفِيْعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَيِّدُنَا صَالِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصْلِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُهَيْمِنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَادِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصَدِّقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صِدْقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيِّدُ الْمُرْسَلِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اِمَامُالْمُتَّقِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَائِدُ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَلِيْلُ الرَّحْمنِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَرٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَرٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَجِيْهٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَصِيْحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَاصِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَكِيْلٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُتَوَكِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَفِيْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَفِيْقٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقِيْمُ السُّنَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَدَّسٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُالْقُدُسِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُ الْحَقِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُ الْقِسْطِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَافٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُكْتَفٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَالِغٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَلِّغٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَافٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَاصِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَوْصُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَابِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَائِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هَادٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُهْدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَدَّمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَزِيْزٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا فَاضِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُفَضَّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا فَاتِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِفْتَاحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَيِّدُنَا مِفْتَاحُ الرَّحْمَةِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْاِيْمَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْيَقِيْنِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا دَلِيْلُ الْخَيْرَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامُصَحِّحُ الْحَسَنَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقِيْلُ الْعَثَرَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَفُوْحٌ عَنِالزَّلاَّتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الشَّفَاعَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمَقَامِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْقَدَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَخْصُوْصٌ بِالْعِزِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامَخْصُوْصٌ بِالْمَجْدِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَخْصُوْصٌ بِالشَّرَفِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْوَسِيْلَةِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ السَّيْفِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الفَضِيْلَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاصَاحِبُ الْاِزَارِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْحُجَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ السُّلْطَانِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الرِّدَاءِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الدَّرَجَةِ الرَّفِيْعَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صَاحِبُ التَّاجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمِغْفَرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ اللِّوَاءِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمِعْرَاجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْقَضِيْبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبُرَاقِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْخَاتَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْعَلاَمَةِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبُرْهَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبَيَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا فَصِيْحُ اللِّسَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَهَّرُ الْجَنَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَءُوْفٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَحِيْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اُذُنُ خَيْرٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَحِيْحُالْاِسْلاَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَيْنُ النَّعِيْمِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَيْنُ الْغُرِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَعْدُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَعْدُالْخَلْقِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَطِيْبُ الْاُمَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْهُدى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَاشِفُ الْكُرَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَافِعُ الرُّتَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عِزُّالْعَرَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْفَرَجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلى الِهاَللّهُمَّ يَا رَبِّ بِجَاهِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفى وَرَسُوْلِكَ الْمُرْتَضى طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنْ كُلِّ وَصْفٍ يُّبَاعِدُنَا عَنْ مُّشَاهَدَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَاَمِتْنَا عَلَى السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالشَّوْقِ اِلى لِقَائِكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْاِكْرَامِ وَصَلَّى اللهَ عَلى سَيِّدُنَا وَ مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِه وَصَحْبِه وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Wallohu a'lam.
LINK TERKAIT :
3843. INILAH NAMA-NAMA NABI MUHAMMAD SAW YANG BERJUMLAH 201
Wallohu a'lam
Sabtu, 09 Mei 2015
Piagam Madinah
Teks Piagam Madinah
Teks Piagam Madinah adalah teks perjanjian dengan orang-orang Yahudi, bentuk TEKS PIAGAM MADINAH berupa Kalimat-kalimat shahifah (piagam), seperti tercantum dalam kitab Sirah al Nabawiyah Ibn Hisyam, tersusun secara bersambung, tidak terbagi atas pasal-pasal dan bukan berbentuk syair.
Bismillah al Rahman alRahim tertulis pada awal naskah, disusul dengan rangkaian kalimat berbentuk prosa.
Naskah Piagam Madinah yang paling banyak dikutip adalah yang tercantum di dalam kitab Sirah Al Nabawiyah susunan Ibnu Hisyam, karena kitab sirah inilah yang agaknya paling banyak beredar.
Ibnu Ishaq berkata : “ Setelah itu Rasulullah SAW membuat perjanjian antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Dalam perjanjian tersebut, Rasulullah SAW tidak memerangi orang-orang Yahudi, membuat perjanjian dengan mereka, mengakui agama dan harta mereka dan membuat persyaratan bagi mereka.
“Dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang”
“ini adalah piagam dari Muhammad, Nabi SAW, dikalangan mukminin dan Muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yasrib dan orang yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.”
1. “Sesungguhnya mereka satu Ummat, lain dari (komunitas) manusia yang lain”
2. “Kaum Muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan )mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang bak dan adil di antara mukminin.”
3. “Banu ‘Awf, sesuai keadaan mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.”
4. “Banu Sa’idah sesuai keadaan mereka, bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
5. “Banual Hars, sesuai keadaan mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
6. “Banu Jusyam, sesuai keadaan mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
7. “Banu An Najjar, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
8. “Banu Amr Ibnu ‘Auf, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
9. “Banu Al Nabit, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
10. “Banu Al Aus, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
11. “Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka,tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diyat.”
“Ibnu Hisyam berkata : Al Mufrah adalah orang yang mempunyai hutang yang berat dan memiliki tanggungan keluarga yang banyak. Seorang penyair berkata : …ketika engkau tidak jelas menyampaikan amanah…..dan engkau menanggung yang lain maka aku menitipkan kepadamu barang-barang titipan…”
12. “Seorang Mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.”
13. “Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara dzalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan dikalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun iaanak dari salah seorang di antara mereka.”
14. “Seorang Mu’min tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orangkafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.”
15. “Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungn) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada manusia lain.”
16. “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan,sepanjang (mukminin) tidak terdzalimi dan ditentang (olehnya).”
17. “Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikutserta mukmin yang lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.”
18. “Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain.”
19. “orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertaqwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.”
20. “orang musyrik (Yasrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy,dan tidak boleh campur tangan melawan orang beriman.”
21. “Barangsiapa membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.”
22. Tidak halal bagi orang mukmin yang mengakipiagam ini, percaya kepada Allah dan hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah dihari Kimat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.”
23. Apabila kalian berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘AzzaWazalla dan keputusan Muhammad SAW.”
24. “Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.”
25. “Kaum Yahudi Dari Bani Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum mukminin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang dzalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.”
26. “Kaum Yahudi Bani Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
27. “Kaum Yahudi Bani Al Haris diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
28. “Kaum Yahudi Bani Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
29. “Kaum Yahudi Bani Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
30. “Kaum Yahudi Bani Al Aus diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
31. “Kaum Yahudi Bani Tsa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf. Kecuali orng Dzalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan keluarganya.”
32. “suku Jafnah dari Tsa’labah( diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Tsa’labah).
33. “Banu Syuthaibah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu ‘Auf. Sesungguhnya kebaikan(kesetiaan) itu lain dari kejahatan.
34. “Sekutu-sekutu Tsa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Tsa’labah)
35. “Kerabat Yahudi (diluar kota madinah) sama seperti mereka (Yahudi).”
36. “Tidak seorangpun dibenarkan ke luar (untuk perang), kecuali seizing Muhammad SAW. iatidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) uka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balsan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan(ketentuan )ini.”
37. “Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka(yahudi dan Muslimin) saling membantu dalam menghadapi musuh warga Piagam ini. Mereka saling memeberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.”
38. “Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.”
39. “Sesungguhnya Yasrib itu tanahnya Haram (suci) bagi warga Piagam ini.”
40. “Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.”
41. “Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya.”
42. “Bila terjadi suatu peristiwa atau suatu perselisihan di antara pendukung Piagam ini,yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut(ketentuan) Allah ‘Azza wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini.”
43. “Sungguhnya tidak ada jaminan perlindungan bagi quraisy (Mekah) dan juga bagi pendukung mereka.”
44. “Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota Yasrib.”
45. “Apabila mereka (pendukung Piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan ) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.”
46. “Kaum Yahudi Al Aus, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung Piagam ini, bersama kebaikan yang murni dari pendukung Piagam ini. Ibnu Hsyam berkata : dan dikatakan bersama kebaikan yang berbuat baik dari pendkung piagam ini. Ibnu Ishaq berkata : sesungguhnya kebaikan itu bukanlah dosa. Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesunggunya Allah paling memebenarkan dan memandang baik isi piagam ini.”
47. “ sesungguhnya piagam ini tidak membela orang dzalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang yang berada di Madinah aman, kecuali orang yang dzalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan taqwa.
ttd
Muhammad SAW.”
Diposkan oleh Krapyak Lor di 02.13 Tidak ada komentar:
Teks Piagam Madinah adalah teks perjanjian dengan orang-orang Yahudi, bentuk TEKS PIAGAM MADINAH berupa Kalimat-kalimat shahifah (piagam), seperti tercantum dalam kitab Sirah al Nabawiyah Ibn Hisyam, tersusun secara bersambung, tidak terbagi atas pasal-pasal dan bukan berbentuk syair.
Bismillah al Rahman alRahim tertulis pada awal naskah, disusul dengan rangkaian kalimat berbentuk prosa.
Naskah Piagam Madinah yang paling banyak dikutip adalah yang tercantum di dalam kitab Sirah Al Nabawiyah susunan Ibnu Hisyam, karena kitab sirah inilah yang agaknya paling banyak beredar.
قال ابن إسحاق وكتبرسول الله صلى الله عليه وسلم كتابا بين المهاجرين والأنصار وادع فيه يهود وعاهدهموأقرهم على دينهم وأموالهم وشرط لهم واشترط عليهم
Ibnu Ishaq berkata : “ Setelah itu Rasulullah SAW membuat perjanjian antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Dalam perjanjian tersebut, Rasulullah SAW tidak memerangi orang-orang Yahudi, membuat perjanjian dengan mereka, mengakui agama dan harta mereka dan membuat persyaratan bagi mereka.
بسم الله الرحمنالرحيم
“Dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang”
هذا كتاب من محمدالنبي صلى الله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم
“ini adalah piagam dari Muhammad, Nabi SAW, dikalangan mukminin dan Muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yasrib dan orang yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.”
إنهم أمة واحدة من دون الناس
1. “Sesungguhnya mereka satu Ummat, lain dari (komunitas) manusia yang lain”
المهاجرون من قريشعلى ربعتهم يتعاقلون بينهم وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين
2. “Kaum Muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan )mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang bak dan adil di antara mukminin.”
وبنو عوف علىربعتهم يتعاقلون معافلهم الأولى كل طائفة تفدى عانيها المعروف والقسط بين المؤمنين
3. “Banu ‘Awf, sesuai keadaan mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.”
وبنو ساعدة على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولىوكل طائفة منهم تفدي عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
4. “Banu Sa’idah sesuai keadaan mereka, bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
وبنو الحارث على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الأولىوكل طائفة تفدي عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
5. “Banual Hars, sesuai keadaan mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
وبنو جشم على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الأولىوكل طائفة منهم تفدي عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
6. “Banu Jusyam, sesuai keadaan mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka(seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baikdan adil di antara Mukminin.”
وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الأولى وكل طائفة منهم تفدي عانيها بالمعروف والقسط بينالمؤمنين
7. “Banu An Najjar, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
وبنو عمرو بن عوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهمالأولى وكل طائفة تفدي عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
8. “Banu Amr Ibnu ‘Auf, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
وبنو النبيت على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الأولىوكل طائفة تفدي عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
9. “Banu Al Nabit, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
وبنو الأوس على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الأولىوكل طائفة منهم تفدي عانيها بالمعروفوالقسط بين المؤمنين
10. “Banu Al Aus, sesuai keadaan (Kebiasaan) mereka , bahu membahu membayar diat diantara mereka (seperti) semula dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara Mukminin.”
وإن المؤمنين لايتركون مفرحا بينهم ان يعطوه بالمعروف في فداء أو عقل.
11. “Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka,tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diyat.”
قال ابن هشامالمفرح المثقل بالدين والكثير العيال قال الشاعر ... إذا انت لم تبرح تؤدي أمانة ... وتحمل أخرى أفرحتك الودائع
“Ibnu Hisyam berkata : Al Mufrah adalah orang yang mempunyai hutang yang berat dan memiliki tanggungan keluarga yang banyak. Seorang penyair berkata : …ketika engkau tidak jelas menyampaikan amanah…..dan engkau menanggung yang lain maka aku menitipkan kepadamu barang-barang titipan…”
وأنلا يحالف مؤمن مولى مؤمن دونه
12. “Seorang Mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.”
وإن المؤمنينالمتقين على من بغى منهم أو ابتغى دسيعة ظلم أو إثم أو عدوان أو فساد بين المؤمنينوإن أيديهم عليه جميعا ولو كان ولد أحدهم
13. “Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara dzalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan dikalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun iaanak dari salah seorang di antara mereka.”
ولا يقتل مؤمن مؤمنا في كافر ولا ينصر كافرا علىمؤمن
14. “Seorang Mu’min tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orangkafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.”
وإن ذمة الله واحدة يجير عليهم أدناهم وإنالمؤمنين بعضهم موالي بعض دون الناس
15. “Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungn) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada manusia lain.”
وإنه من تبعنا من يهود فإن له النصر والأسوة غيرمظلومين ولا متناصرين عليهم
16. “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan,sepanjang (mukminin) tidak terdzalimi dan ditentang (olehnya).”
وإن سلم المؤمنينواحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله إلا على سواء وعدل بينهم
17. “Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikutserta mukmin yang lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.”
وإن كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا
18. “Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain.”
وإن المؤمنين يبيءبعضهم على بعض بما نال دماءهم في سبيل الله وإن المؤمنين المتقين على أحسن هديوأقومه
19. “orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertaqwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.”
وأنه لا يجير مشركمالا لقريش ولا نفسا ولا يحول دونه على مؤمن
20. “orang musyrik (Yasrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy,dan tidak boleh campur tangan melawan orang beriman.”
وإنه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فإنه قود بهإلا أن يرضى ولي المقتول وإن المؤمنين عليه كافة ولا يحل لهم إلا قيام عليه
21. “Barangsiapa membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.”
وإنهلا يحل لمؤمن أقر بما في هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر أن ينصر محدثا ولايؤويه وأنه من نصره أو آواه فإن عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولا يؤخذ منهصرف ولا عدل
22. Tidak halal bagi orang mukmin yang mengakipiagam ini, percaya kepada Allah dan hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah dihari Kimat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.”
وإنكم مهما اختلفتم فيه من شيء فإن مرده إلىالله عز وجل وإلى محمد صلى الله عليه وسلم
23. Apabila kalian berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘AzzaWazalla dan keputusan Muhammad SAW.”
وإن اليهود ينفقون مع المؤمنين ما داموا محاربين
24. “Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.”
وإن يهود بني عوف أمة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهممواليهم وأنفسهم إلا من ظلم وأثم فإنه لا يوتغ إلا نفسه وأهل بيته
25. “Kaum Yahudi Dari Bani Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum mukminin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang dzalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.”
وإن ليهود بني النجار مثل ما ليهود بني عوف
26. “Kaum Yahudi Bani Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
وإن ليهود بني الحارث مثل ما ليهود بني عوف
27. “Kaum Yahudi Bani Al Haris diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
وإن ليهود بنيساعدة مثل ما ليهود بن عوف
28. “Kaum Yahudi Bani Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
وإن ليهود بني جشممثل ما ليهود بني عوف
29. “Kaum Yahudi Bani Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
وإن ليهود بنيالأوس مثل ما ليهود بني عوف
30. “Kaum Yahudi Bani Al Aus diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf.”
وإن ليهود بني ثعلبة مثل ما ليهود بني عوف إلامن ظلم وأثم فإنه لا يوتغ إلا نفسه وأهل بيته
31. “Kaum Yahudi Bani Tsa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Auf. Kecuali orng Dzalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan keluarganya.”
وإن جفنة بطن منثعلبة كأنفسهم
32. “suku Jafnah dari Tsa’labah( diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Tsa’labah).
وإن لبني الشطيبة مثل ما ليهود بني عوف وإن البردون الإثم
33. “Banu Syuthaibah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu ‘Auf. Sesungguhnya kebaikan(kesetiaan) itu lain dari kejahatan.
وإن موالي ثعلبةكأنفسهم
34. “Sekutu-sekutu Tsa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Tsa’labah)
وإن بطانة يهودكأنفسهم
35. “Kerabat Yahudi (diluar kota madinah) sama seperti mereka (Yahudi).”
وإنه لا يخرج منهم أحد إلا بإذن محمد صلى اللهعليه وسلم وإنه لا ينحجز على نار جرح وإنه من فتك فبنفسه فتك وأهل بيته إلا من ظلموإن الله على أبر هذا
36. “Tidak seorangpun dibenarkan ke luar (untuk perang), kecuali seizing Muhammad SAW. iatidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) uka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balsan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan(ketentuan )ini.”
وإن على اليهودنفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وإن بينهم النصر على من حارب أهل هذه الصحيفة وإنبينهم النصح والنصيحة والبر دون الإثم وإنه لم يأثم امرؤ بحليفه وإن النصر للمظلوم
37. “Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka(yahudi dan Muslimin) saling membantu dalam menghadapi musuh warga Piagam ini. Mereka saling memeberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.”
وإن اليهود ينفقون مع المؤمنين ما داموا محاربين
38. “Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.”
وإن يثرب حرام جوفها لأهل هذه الصحيفة
39. “Sesungguhnya Yasrib itu tanahnya Haram (suci) bagi warga Piagam ini.”
وإن الجار كالنفس غير مضار ولا آثم
40. “Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.”
وإنه لا تجار حرمةإلا بإذن أهلها
41. “Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya.”
وإنه ما كان بين أهل هذه الصحيفة من حدث اواشتجار يخاف فساده فإن مرده إلى الله عز وجلوإلى محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم وإن الله على أتقى ما في هذهالصحيفة وأبره
42. “Bila terjadi suatu peristiwa atau suatu perselisihan di antara pendukung Piagam ini,yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut(ketentuan) Allah ‘Azza wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini.”
وإنه لا تجار قريش ولا من نصرها
43. “Sungguhnya tidak ada jaminan perlindungan bagi quraisy (Mekah) dan juga bagi pendukung mereka.”
وإن بينهم النصرعلى من دهم يثرب
44. “Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota Yasrib.”
وإذا دعوا إلى صلحيصالحونه ويلبسونه فإنهم يصالحونه ويلبسونه وإنهم إذا دعواإلى مثل ذلك فإنه لهمعلى المؤمنين إلا من حارب في الدين على كل أناس حصتهم في جانبهم الذي قبلهم
45. “Apabila mereka (pendukung Piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan ) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.”
وإن يهود الأوسمواليهم وأنفسهم على مثل ما لأهل هذه الصحيفة مع البر المحض من أهل هذه الصحيفة. قالابن هشام ويقال مع البر المحسن من أهل هذه الصحيفة
قال ابن إسحاق وإنالبر دون الإثم لا يكسب كاسب إلا على نفسه وإن الله على أصدق ما في هذه الصحيفةوأبره
46. “Kaum Yahudi Al Aus, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung Piagam ini, bersama kebaikan yang murni dari pendukung Piagam ini. Ibnu Hsyam berkata : dan dikatakan bersama kebaikan yang berbuat baik dari pendkung piagam ini. Ibnu Ishaq berkata : sesungguhnya kebaikan itu bukanlah dosa. Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesunggunya Allah paling memebenarkan dan memandang baik isi piagam ini.”
وإنه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم وإنه منخرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة إلا من ظلم أو أثم وإن الله جار لمن بر واتقى ومحمدرسول الله صلى الله عليه وسلم
47. “ sesungguhnya piagam ini tidak membela orang dzalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang yang berada di Madinah aman, kecuali orang yang dzalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan taqwa.
ttd
Muhammad SAW.”
)السيرة النبويةلابن هشام (- (3 / 35)
Kitab Siroh Nabawiyah Li Ibni Hisyam 3/35Diposkan oleh Krapyak Lor di 02.13 Tidak ada komentar:
Kamis, 07 Mei 2015
Isi perjanjian Hudaibiyah hadis
Perjanjian Hudaibiyah
Hadits Muslim 3335
Hapus kata-kata itu (tulisan 'Rasulullah'). Ali menjawab, Aku tak mau menghapusnya. Maka Nabi yg menghapusnya dgn tangannya sendiri. Al Barra` berkata, Isi perjanjian itu antara lain menetapkan bahwa kaum Muslimin boleh masuk & tinggal di kota Makkah selama tiga hari. Tidak boleh membawa senjata kecuali diletakkan dalam sarungnya. Aku bertanya kepada Abu Ishaq, Apa yg dimaksud dgn sarung pedang?
dia menjawab, Yaitu sarung pedang & sesuatu yg ada di dalamnya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna & Ibnu Basyar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dia berkata; aku mendengar Al Barra` bin 'Azib berkata, Rasulullah pernah mengadakan perjanjian Hudaibiyyah, lantas Ali menulis suatu catatan di anatara mereka. Al Barra` berkata, Lalu dia menulis; Muhammad Rasulullah...kemudian dia menyebutkan seperti hadits Mu'adz, namun dalam haditsnya dia tak menyebutkan, Ini adl perjanjian yg ditulis olehnya. [HR. Muslim No.3335].
Hadits Muslim 3336
Tulislah syarat antara kami dgn mereka dgn Bismillahirrahmanirrahim, ini adl hasil keputusan yg ditetapkan oleh Muhammad Rasulullah. Maka orang-orang Musyrik berkata kepada beliau, Sekiranya kami mengetahui kalau kamu adl Rasulullah, niscaya kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah Muhammad bin Abdullah. Lalu beliau menyuruh Ali supaya menghapusnya, namun Ali berkata, Demi Allah, aku tak akan menghapusnya. Kemudian Rasulullah bersabda:
Beritahukanlah kepadaku tempat yg kamu tulis tadi. Maka Ali memberitahukan kepada beliau tempatnya, lalu beliau sendiri yg menghapusnya, & diganti dgn Ibnu Abdullah. Beliau tinggal selama tiga hari, tatkala hari yg ke tiga, mereka (orang-orang Quraisy) berkata kepada Ali, Ini adl hari terakhir sebagaimana dalam syarat yg dibuat oleh saudaramu, maka suruhlah dia keluar (dari Makkah). Lantas Ali memberitahukan kepada belau, akhirnya beliau keluar (dari Makkah). Dan dalam riwayat Ibnu Janab disebutkan, Niscaya kami akan mengikutimu & berbaiat kepadamu. [HR. Muslim No.3336].
Hadits Muslim 3337
Tulislah Bismillahirrahmanirrahim. Suhail berkata, Aku tak tahu apa itu Bismillahirrahmanirrahim, akan tetapi tulislah sebagaimana yg kami ketahui yaitu, 'Bismikallahumma'. Beliau bersabda:
Tulislah dari Muhammad Rasulullah. Mereka berkata, Sekiranya kami mengetahui bahwa kamu adl Rasulullah, sungguh kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah namamu & nama ayahmu. Lantas Nabi bersabda:
Tulislah dari Muhammad bin Abdullah. Kemudian mereka mengajukan persyaratan-persyaratan kepada Nabi , di antaranya ialah, bahwa setiap orang yg datang dari pihak kalian, maka kami tak akan mengembalikannya kepada kalian, namun jika pihak kami ada yg datang kepada kalian, maka kalian harus mengembalikannya kepada kami. Maka para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah kita harus menulis persyaratan tersebut?
beliau menjawab: Ya, sebab orang-orang kita yg pergi kepada mereka, maka Allah akan menjauhkannya (dari rahmat-Nya), namun jika dari pihak mereka datang kepada kita, mudah-mudahan Allah memberikan jalan keluar. [HR. Muslim No.3337].
Hadits Muslim 3338
tidakkah kita dalam kebenaran & mereka dalam kebathilan?
beliau bersabda:
Ya. Dia berkata, Bukankah jika kita terbunuh akan masuk surga?
sedangkan jika mereka terbunuh, mereka akan masuk neraka?
beliau menjawab: Ya benar. Umar bertanya, Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, & pulang begitu saja?
Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dgn mereka?
Beliau menjawab: Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya aku adl Rasulullah, & sekali-kali Allah tak akan menyia-nyiakan aku selama-lamanya. Abu Wa'il berkata, Umar lalu pergi dalam keadaan tak puas, bahkan terlihat marah. Lalu dia mendatangi Abu Bakar seraya berkata, Wahai Abu Bakar, bukankah kita di atas yg hak & mereka dalam kebathilan. Dia menjawab, Ya, benar. Umar bertanya, Tidakkah jika kita terbunuh, maka kita akan masuk surga, sedangkan jika mereka yg terbunuh, maka mereka akan masuk neraka?
Abu Bakar menjawab, Ya, benar. Umar bertanya lagi, Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, & pulang begitu saja?
Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dgn mereka?
Maka Abu Bakar berkata, Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya beliau adl Rasulullah, & sekali-kali Allah tak akan menyia-nyiakan beliau selama-lamanya. Suhail berkata, Maka turunlah ayat Al Qur'an kepada Rasulullah, yaitu surat Al Fath. Maka beliau menyuruh seseorang untuk membacakan kepada Umar, lantas dia bertanya, Wahai Rasulullah, apakah itu yg dimaksud dgn kemenangan?
beliau bersabda:
Ya, benar. Barulah dia bertaubat & kembali. [HR. Muslim No.3338].
Hadits Muslim 3339
demi Allah, aku telah mengalami sendiri ketika peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah , sungguh aku akan menolaknya (untuk tak berperang). Demi Allah, ketika itu kami tak melakukan peperangan sedikitpun, melainkan Allah memudahkan urusan kami, sangat berbeda dgn peristiwa kalian saat ini! Ibnu Numair tak menyebutkan, Hingga suatu perkara yg mengkhawatirkan. Dan telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah & Ishaq semuanya dari Jarir. Dan telah diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Abu Sa'id Al Asyaj telah menceritakan kepada kami Waki' keduanya dari Al A'masy dgn isnad in, & dalam hadits keduanya di sebutkan, Sampai kepada peristiwa yg menagerikan. [HR. Muslim No.3339].
Hadits Muslim 3340
sungguh aku pernah melihat peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah , niscaya kami tak akan diberi jalan keluar dalam permusuhan tersebut, melainkan permusuhan tersebut senantiasa masih ada. [HR. Muslim No.3340].
Hadits Muslim 3341
Sungguh telah turun kepadaku suatu ayat yg lebih aku cintai daripada dunia & isinya. Dan telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin An Nadlr At Taimi telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dia berkata; aku mendengar ayahku telah menceritakan kepada kami Qatadah dia berkata; aku pernah mendengar Anas bin Malik. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Hammam (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban semuanya dari Qatadah dari Anas sebagaimana hadits Ibnu Abu 'Arubah. [HR. Muslim No.3341].
Hadits Muslim 3335
حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُا كَتَبَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ الصُّلْحَ بَيْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ الْمُشْرِكِينَ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ فَكَتَبَ هَذَا مَا كَاتَبَ عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالُوا لَا تَكْتُبْ رَسُولُ اللَّهِ فَلَوْ نَعْلَمُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ لَمْ نُقَاتِلْكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ امْحُهُ فَقَالَ مَا أَنَا بِالَّذِي أَمْحَاهُ فَمَحَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ قَالَ وَكَانَ فِيمَا اشْتَرَطُوا أَنْ يَدْخُلُوا مَكَّةَ فَيُقِيمُوا بِهَا ثَلَاثًا وَلَا يَدْخُلُهَا بِسِلَاحٍ إِلَّا جُلُبَّانَ السِّلَاحِ قُلْتُ لِأَبِي إِسْحَقَ وَمَا جُلُبَّانُ السِّلَاحِ قَالَ الْقِرَابُ وَمَا فِيهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُا لَمَّا صَالَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْلَ الْحُدَيْبِيَةِ كَتَبَ عَلِيٌّ كِتَابًا بَيْنَهُمْ قَالَ فَكَتَبَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ ذَكَرَ بِنَحْوِ حَدِيثِ مُعَاذٍ غَيْرَ أَنَّهُ لَمْ يَذْكُرْ فِي الْحَدِيثِ هَذَا مَا كَاتَبَ عَلَيْهِ
Hapus kata-kata itu (tulisan 'Rasulullah'). Ali menjawab, Aku tak mau menghapusnya. Maka Nabi yg menghapusnya dgn tangannya sendiri. Al Barra` berkata, Isi perjanjian itu antara lain menetapkan bahwa kaum Muslimin boleh masuk & tinggal di kota Makkah selama tiga hari. Tidak boleh membawa senjata kecuali diletakkan dalam sarungnya. Aku bertanya kepada Abu Ishaq, Apa yg dimaksud dgn sarung pedang?
dia menjawab, Yaitu sarung pedang & sesuatu yg ada di dalamnya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna & Ibnu Basyar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dia berkata; aku mendengar Al Barra` bin 'Azib berkata, Rasulullah pernah mengadakan perjanjian Hudaibiyyah, lantas Ali menulis suatu catatan di anatara mereka. Al Barra` berkata, Lalu dia menulis; Muhammad Rasulullah...kemudian dia menyebutkan seperti hadits Mu'adz, namun dalam haditsnya dia tak menyebutkan, Ini adl perjanjian yg ditulis olehnya. [HR. Muslim No.3335].
Hadits Muslim 3336
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ جَنَابٍ الْمِصِّيصِيُّ جَمِيعًا عَنْ عِيسَى بْنِ يُونُسَ وَاللَّفْظُ لِإِسْحَقَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ لَمَّا أُحْصِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ الْبَيْتِ صَالَحَهُ أَهْلُ مَكَّةَ عَلَى أَنْ يَدْخُلَهَا فَيُقِيمَ بِهَا ثَلَاثًا وَلَا يَدْخُلَهَا إِلَّا بِجُلُبَّانِ السِّلَاحِ السَّيْفِ وَقِرَابِهِ وَلَا يَخْرُجَ بِأَحَدٍ مَعَهُ مِنْ أَهْلِهَا وَلَا يَمْنَعَ أَحَدًا يَمْكُثُ بِهَا مِمَّنْ كَانَ مَعَهُ قَالَ لِعَلِيٍّ اكْتُبْ الشَّرْطَ بَيْنَنَا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَذَا مَا قَاضَى عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ الْمُشْرِكُونَ لَوْ نَعْلَمُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ تَابَعْنَاكَ وَلَكِنْ اكْتُبْ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ فَأَمَرَ عَلِيًّا أَنْ يَمْحَاهَا فَقَالَ عَلِيٌّ لَا وَاللَّهِ لَا أَمْحَاهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرِنِي مَكَانَهَا فَأَرَاهُ مَكَانَهَا فَمَحَاهَا وَكَتَبَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ فَأَقَامَ بِهَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا أَنْ كَانَ يَوْمُ الثَّالِثِ قَالُوا لِعَلِيٍّ هَذَا آخِرُ يَوْمٍ مِنْ شَرْطِ صَاحِبِكَ فَأْمُرْهُ فَلْيَخْرُجْ فَأَخْبَرَهُ بِذَلِكَ فَقَالَ نَعَمْ فَخَرَجَ و قَالَ ابْنُ جَنَابٍ فِي رِوَايَتِهِ مَكَانَ تَابَعْنَاكَ بَايَعْنَاكَ
Tulislah syarat antara kami dgn mereka dgn Bismillahirrahmanirrahim, ini adl hasil keputusan yg ditetapkan oleh Muhammad Rasulullah. Maka orang-orang Musyrik berkata kepada beliau, Sekiranya kami mengetahui kalau kamu adl Rasulullah, niscaya kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah Muhammad bin Abdullah. Lalu beliau menyuruh Ali supaya menghapusnya, namun Ali berkata, Demi Allah, aku tak akan menghapusnya. Kemudian Rasulullah bersabda:
Beritahukanlah kepadaku tempat yg kamu tulis tadi. Maka Ali memberitahukan kepada beliau tempatnya, lalu beliau sendiri yg menghapusnya, & diganti dgn Ibnu Abdullah. Beliau tinggal selama tiga hari, tatkala hari yg ke tiga, mereka (orang-orang Quraisy) berkata kepada Ali, Ini adl hari terakhir sebagaimana dalam syarat yg dibuat oleh saudaramu, maka suruhlah dia keluar (dari Makkah). Lantas Ali memberitahukan kepada belau, akhirnya beliau keluar (dari Makkah). Dan dalam riwayat Ibnu Janab disebutkan, Niscaya kami akan mengikutimu & berbaiat kepadamu. [HR. Muslim No.3336].
Hadits Muslim 3337
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ قُرَيْشًا صَالَحُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِمْ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ اكْتُبْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَالَ سُهَيْلٌ أَمَّا بِاسْمِ اللَّهِ فَمَا نَدْرِي مَا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَلَكِنْ اكْتُبْ مَا نَعْرِفُ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ فَقَالَ اكْتُبْ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ قَالُوا لَوْ عَلِمْنَا أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ لَاتَّبَعْنَاكَ وَلَكِنْ اكْتُبْ اسْمَكَ وَاسْمَ أَبِيكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اكْتُبْ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ فَاشْتَرَطُوا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ مَنْ جَاءَ مِنْكُمْ لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكُمْ وَمَنْ جَاءَكُمْ مِنَّا رَدَدْتُمُوهُ عَلَيْنَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَكْتُبُ هَذَا قَالَ نَعَمْ إِنَّهُ مَنْ ذَهَبَ مِنَّا إِلَيْهِمْ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ وَمَنْ جَاءَنَا مِنْهُمْ سَيَجْعَلُ اللَّهُ لَهُ فَرَجًا وَمَخْرَجًا
Tulislah Bismillahirrahmanirrahim. Suhail berkata, Aku tak tahu apa itu Bismillahirrahmanirrahim, akan tetapi tulislah sebagaimana yg kami ketahui yaitu, 'Bismikallahumma'. Beliau bersabda:
Tulislah dari Muhammad Rasulullah. Mereka berkata, Sekiranya kami mengetahui bahwa kamu adl Rasulullah, sungguh kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah namamu & nama ayahmu. Lantas Nabi bersabda:
Tulislah dari Muhammad bin Abdullah. Kemudian mereka mengajukan persyaratan-persyaratan kepada Nabi , di antaranya ialah, bahwa setiap orang yg datang dari pihak kalian, maka kami tak akan mengembalikannya kepada kalian, namun jika pihak kami ada yg datang kepada kalian, maka kalian harus mengembalikannya kepada kami. Maka para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah kita harus menulis persyaratan tersebut?
beliau menjawab: Ya, sebab orang-orang kita yg pergi kepada mereka, maka Allah akan menjauhkannya (dari rahmat-Nya), namun jika dari pihak mereka datang kepada kita, mudah-mudahan Allah memberikan jalan keluar. [HR. Muslim No.3337].
Hadits Muslim 3338
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَتَقَارَبَا فِي اللَّفْظِ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ سِيَاهٍ حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قَامَ سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ يَوْمَ صِفِّينَ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّهِمُوا أَنْفُسَكُمْ لَقَدْ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ وَلَوْ نَرَى قِتَالًا لَقَاتَلْنَا وَذَلِكَ فِي الصُّلْحِ الَّذِي كَانَ بَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ الْمُشْرِكِينَ فَجَاءَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَسْنَا عَلَى حَقٍّ وَهُمْ عَلَى بَاطِلٍ قَالَ بَلَى قَالَ أَلَيْسَ قَتْلَانَا فِي الْجَنَّةِ وَقَتْلَاهُمْ فِي النَّارِ قَالَ بَلَى قَالَ فَفِيمَ نُعْطِي الدَّنِيَّةَ فِي دِينِنَا وَنَرْجِعُ وَلَمَّا يَحْكُمِ اللَّهُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ فَقَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِي اللَّهُ أَبَدًا قَالَ فَانْطَلَقَ عُمَرُ فَلَمْ يَصْبِرْ مُتَغَيِّظًا فَأَتَى أَبَا بَكْرٍ فَقَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ أَلَسْنَا عَلَى حَقٍّ وَهُمْ عَلَى بَاطِلٍ قَالَ بَلَى قَالَ أَلَيْسَ قَتْلَانَا فِي الْجَنَّةِ وَقَتْلَاهُمْ فِي النَّارِ قَالَ بَلَى قَالَ فَعَلَامَ نُعْطِي الدَّنِيَّةَ فِي دِينِنَا وَنَرْجِعُ وَلَمَّا يَحْكُمِ اللَّهُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ فَقَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ وَلَنْ يُضَيِّعَهُ اللَّهُ أَبَدًا قَالَ فَنَزَلَ الْقُرْآنُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْفَتْحِ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ فَأَقْرَأَهُ إِيَّاهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ فَتْحٌ هُوَ قَالَ نَعَمْ فَطَابَتْ نَفْسُهُ وَرَجَعَ
tidakkah kita dalam kebenaran & mereka dalam kebathilan?
beliau bersabda:
Ya. Dia berkata, Bukankah jika kita terbunuh akan masuk surga?
sedangkan jika mereka terbunuh, mereka akan masuk neraka?
beliau menjawab: Ya benar. Umar bertanya, Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, & pulang begitu saja?
Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dgn mereka?
Beliau menjawab: Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya aku adl Rasulullah, & sekali-kali Allah tak akan menyia-nyiakan aku selama-lamanya. Abu Wa'il berkata, Umar lalu pergi dalam keadaan tak puas, bahkan terlihat marah. Lalu dia mendatangi Abu Bakar seraya berkata, Wahai Abu Bakar, bukankah kita di atas yg hak & mereka dalam kebathilan. Dia menjawab, Ya, benar. Umar bertanya, Tidakkah jika kita terbunuh, maka kita akan masuk surga, sedangkan jika mereka yg terbunuh, maka mereka akan masuk neraka?
Abu Bakar menjawab, Ya, benar. Umar bertanya lagi, Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, & pulang begitu saja?
Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dgn mereka?
Maka Abu Bakar berkata, Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya beliau adl Rasulullah, & sekali-kali Allah tak akan menyia-nyiakan beliau selama-lamanya. Suhail berkata, Maka turunlah ayat Al Qur'an kepada Rasulullah, yaitu surat Al Fath. Maka beliau menyuruh seseorang untuk membacakan kepada Umar, lantas dia bertanya, Wahai Rasulullah, apakah itu yg dimaksud dgn kemenangan?
beliau bersabda:
Ya, benar. Barulah dia bertaubat & kembali. [HR. Muslim No.3338].
Hadits Muslim 3339
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقٍ قَالَ سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ يَقُولُا بِصِفِّينَ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّهِمُوا رَأْيَكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُنِي يَوْمَ أَبِي جَنْدَلٍ وَلَوْ أَنِّي أَسْتَطِيعُ أَنْ أَرُدَّ أَمْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَدَدْتُهُ وَاللَّهِ مَا وَضَعْنَا سُيُوفَنَا عَلَى عَوَاتِقِنَا إِلَى أَمْرٍ قَطُّ إِلَّا أَسْهَلْنَ بِنَا إِلَى أَمْرٍ نَعْرِفُهُ إِلَّا أَمْرَكُمْ هَذَا لَمْ يَذْكُرْ ابْنُ نُمَيْرٍ إِلَى أَمْرٍ قَطُّ و حَدَّثَنَاه عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ جَمِيعًا عَنْ جَرِيرٍ ح و حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ كِلَاهُمَا عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِهِمَا إِلَى أَمْرٍ يُفْظِعُنَا
demi Allah, aku telah mengalami sendiri ketika peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah , sungguh aku akan menolaknya (untuk tak berperang). Demi Allah, ketika itu kami tak melakukan peperangan sedikitpun, melainkan Allah memudahkan urusan kami, sangat berbeda dgn peristiwa kalian saat ini! Ibnu Numair tak menyebutkan, Hingga suatu perkara yg mengkhawatirkan. Dan telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah & Ishaq semuanya dari Jarir. Dan telah diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Abu Sa'id Al Asyaj telah menceritakan kepada kami Waki' keduanya dari Al A'masy dgn isnad in, & dalam hadits keduanya di sebutkan, Sampai kepada peristiwa yg menagerikan. [HR. Muslim No.3339].
Hadits Muslim 3340
و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ بِصِفِّينَ يَقُولُا اتَّهِمُوا رَأْيَكُمْ عَلَى دِينِكُمْ فَلَقَدْ رَأَيْتُنِي يَوْمَ أَبِي جَنْدَلٍ وَلَوْ أَسْتَطِيعُ أَنْ أَرُدَّ أَمْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا فَتَحْنَا مِنْهُ فِي خُصْمٍ إِلَّا انْفَجَرَ عَلَيْنَا مِنْهُ خُصْمٌ
sungguh aku pernah melihat peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah , niscaya kami tak akan diberi jalan keluar dalam permusuhan tersebut, melainkan permusuhan tersebut senantiasa masih ada. [HR. Muslim No.3340].
Hadits Muslim 3341
و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ إِلَى قَوْلِهِ فَوْزًا عَظِيمًا } مَرْجِعَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَهُمْ يُخَالِطُهُمْ الْحُزْنُ وَالْكَآبَةُ وَقَدْ نَحَرَ الْهَدْيَ بِالْحُدَيْبِيَةِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَةٌ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا و حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ النَّضْرِ التَّيْمِيُّ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ نَحْوَ حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَرُوبَةَ
Sungguh telah turun kepadaku suatu ayat yg lebih aku cintai daripada dunia & isinya. Dan telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin An Nadlr At Taimi telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dia berkata; aku mendengar ayahku telah menceritakan kepada kami Qatadah dia berkata; aku pernah mendengar Anas bin Malik. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Hammam (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban semuanya dari Qatadah dari Anas sebagaimana hadits Ibnu Abu 'Arubah. [HR. Muslim No.3341].
Jihad dan Ekspedisi
- Bolehnya Menyerbu Musuh yang Sudah Mendapatkan Dakwah
- Pemimpin Memilih Amir-amir Kecil untuk Memimpin Sebuah Ekspedisi
- Perintah untuk Memberi Kemudahan dan Tidak Membuat Orang Menjadi Lari
- Larangan untuk Berbuat Khianat
- Bolehnya Tipuan Dalam Peperangan
- Makruhnya Berharap untuk Bertemu Musuh dan Perintah untuk Sabar
- Sunahnya Doa untuk Mendapatan Kemenangan Saat Berjumpa Dengan Musuh
- Haramnya Membunuh Wanita dan Anak-anak Dalam Perang
- Bolehnya Membunuh Wanita dan Anak-anak Dalam Penyergapan Malam Hari
- Bolehnya Memotong dan Membakar Pepohonan Orang Kafir
- Halalnya Ghanimah untuk Umat Ini
- Al Anfal
- Pembunuh Boleh Mengambil Harta Orang yang Dibunuhnya
- Pemberian Bonus di Luar Harta Ghanimah dan Penebusan Kaum Muslimin yang Tertawan
- Hukum Fai`
- Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, Kami Tidak Mewariskan,
- Cara Pembagian Harta Ghanimah di Antara Orang yang Hadir
- Malaikat Diutus untuk Membantu Dalam Perang Badar
- Bolehnya Mengikat dan Menawan Musuh
- Mengeluarkan Yahudi Dari Hijaj
- Mengeluarkan Orang-orang Yahudi Dari Jazirah Arab
- Bolehnya Membunuh Orang yang Melanggar Perjanjian
- Menyegerakan Peperangan
- Orang-orang Muhajirin Mengembalikan Pemberian Kepada Orang-orang Anshar Setelah Terjadinya Pembukaan Kota Makkah
- Bolehnya Memakan Dari Makanan Hasil Ghanimah di Wilayah Orang Kafir
- Surat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Hiraclius
- Surat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Penguasa-penguasa Kafir
- Peperangan Hunain
- Peperangan Thaif
- Peperangan Badar
- Penaklukan Makkah
Perjanjian Hudaibiyah (Peristiwa Basmalah dihapus)
Peristiwa Basmalah dihapus demi Toleransi
Ada istilah yang kita sering dengar yaitu
toleransi/tasamuh (bahasa arab). Toleransi adalah batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih dapat diterima. Toleransi adalah
penyimpangan dari yang tadinya harus dilakukan, penyimpangan yang dapat
dibenarkan.
Mengapa manusia harus bertoleransi?, Agama menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasti berbeda-beda. Itu bukan saja keniscayaan, itu juga kebutuhan. Tapi dalam saat yang sama, Tuhan menghendaki juga agar kita bersama, bersama dengan Tuhan dan bersama dengan seluruh manusia karena kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama.
Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itulah yang mengantar manusia harus bertoleransi.
Sekali lagi kita bertanya, mengapa harus bertoleransi? karena semua manusia mendambakan kedamaian. Tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua kita mendambakan kemaslahatan. Tanpa toleransi, tidak akan ada kemaslahatan. Semua kita menginginkan kemajuan. Tanpa toleransi, kemajuan tidak akan tercapai. Dari sini, agama pun memberikan tolerasi, bukan saja kehidupan kemasyarakatan, tapi juga dalam kehidupan beragama.
Saya akan memberikan beberapa contoh dari ayat-ayat al-Qur'an, bahkan dari sejarah Nabi Saw, melihat bagaimana tingginya toleransi beliau, bagaimana tingginya toleransi yang diajarkan oleh al-Qur'an guna menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan. Bukan saja bagi umat Islam, tapi bagi seluruh rakyat, masyarakat, bahkan seluruh manusia.
Ali r.a berkata : Saya tak sanggup ya Rasul, untuk menghapus tulisan itu.
Mengapa manusia harus bertoleransi?, Agama menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasti berbeda-beda. Itu bukan saja keniscayaan, itu juga kebutuhan. Tapi dalam saat yang sama, Tuhan menghendaki juga agar kita bersama, bersama dengan Tuhan dan bersama dengan seluruh manusia karena kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama.
Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itulah yang mengantar manusia harus bertoleransi.
Sekali lagi kita bertanya, mengapa harus bertoleransi? karena semua manusia mendambakan kedamaian. Tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua kita mendambakan kemaslahatan. Tanpa toleransi, tidak akan ada kemaslahatan. Semua kita menginginkan kemajuan. Tanpa toleransi, kemajuan tidak akan tercapai. Dari sini, agama pun memberikan tolerasi, bukan saja kehidupan kemasyarakatan, tapi juga dalam kehidupan beragama.
Saya akan memberikan beberapa contoh dari ayat-ayat al-Qur'an, bahkan dari sejarah Nabi Saw, melihat bagaimana tingginya toleransi beliau, bagaimana tingginya toleransi yang diajarkan oleh al-Qur'an guna menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan. Bukan saja bagi umat Islam, tapi bagi seluruh rakyat, masyarakat, bahkan seluruh manusia.
***
Saudara, kita katakan bahwa Nabi menyatakan bahwa "Aku diutus dengan
agama yang penuh toleransi". Ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah,
menulis perjanjian itu, dalam konsepnya Nabi menyatakan
"Bismillahirrahmanirrahim". Oleh kaum musyrik, kalimat Basmalah itu
tidak disetujui oleh mereka. Mereka meminta agar ditulis
"Bismikallahumma". Nabi berkata kepada Ali bin Abi Thalib "Hapus
Basmalah dan tulis Bismikallahumma sesuai usul mereka".Ali r.a berkata : Saya tak sanggup ya Rasul, untuk menghapus tulisan itu.
Nabi minta di tunjukan tulisan itu, dan nabi yang menghapus sendiri, karena nabi seorang Ummy(tidak bisa baca dan tulis)
Ali r.a bertanya : Mengapa enkau lakukan itu ya Rasul?
Nabi tersenyum, menyusun dan menyatakan "Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dan wakil dari kaum musyrik Makkah".
Nabi tersenyum, menyusun dan menyatakan "Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dan wakil dari kaum musyrik Makkah".
Pemimpin delegasi kaum musyrik
berkata "Seandainya kami mengakui engkau sebagai Rasul Allah, maka kami
tidak akan memerangimu, tulis : Inilah perjanjian antara Muhammad putra
Abdullah"
Rasul pun berkata "Hapus kata "Rasulullah" dan ganti dengan "Muhammad bin Abdullah".
Sayyidina Ali dan para sahabat tidak ingin bertoleransi dalam hal ini. Mereka enggan menghapusnya tetapi Nabi yang penuh dengan toleransi itu menghapus tujuh kata itu demi kemaslahatan, demi perdamaian.
Saudara, kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah.
Rasul pun berkata "Hapus kata "Rasulullah" dan ganti dengan "Muhammad bin Abdullah".
Sayyidina Ali dan para sahabat tidak ingin bertoleransi dalam hal ini. Mereka enggan menghapusnya tetapi Nabi yang penuh dengan toleransi itu menghapus tujuh kata itu demi kemaslahatan, demi perdamaian.
Saudara, kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah.
Kita perlu bertoleransi. Karena itu sekian banyak ayat al-Qur'an berbicara atau menganjurkan kita menerapkan toleransi itu. Bacalah surah Saba' ayat 25 dan 26.
قُلْ لَا تُسْأَلُونَ عَمَّا أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْأَلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Katakanlah:` Kamu tidak akan ditanya (bertanggung
jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula)
tentang apa yang kamu perbuat `.(QS. 34:25)
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Katakanlah:` Tuhan kita akan mengumpulkan kita
semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha
Pemberi keputusan lagi Maha
(QS. 34:26)
Anda akan menemukan disitu, Nabi diajarkan untuk
menyampaikan kepada kaum musyrik, kepada non-muslim, bahwa kami atau
anda yang berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata, yakni boleh
jadi kami yang benar, boleh jadi juga kami yang salah. Tetapi nanti
Allah akan menghimpun kita, dan Dialah yang akan memberikan putusan
siapa yang benar dan siapa yang salah.
Ini bukan berarti kita mengorbankan aqidah dengan kita berkata bahwa kita salah, tetapi demi kehidupan bermasyarakat yang penuh kedamaian.
Jangan mempermasalahkan orang, katakanlah "Boleh jadi anda benar, boleh jadi juga anda salah".
Al Qur'an memberi peringatan
Ini bukan berarti kita mengorbankan aqidah dengan kita berkata bahwa kita salah, tetapi demi kehidupan bermasyarakat yang penuh kedamaian.
Jangan mempermasalahkan orang, katakanlah "Boleh jadi anda benar, boleh jadi juga anda salah".
Al Qur'an memberi peringatan
تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا
Artinya:
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
Dan firman-Nya:
Artinya:
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
Dan firman-Nya:
قُلْ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ
الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
(QS: Al-A'raf Ayat: 158)
(QS: Al-A'raf Ayat: 158)
Tausiyah Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA
Direktur Pusat Studi Al Qur'an | Mantan Menteri Agama RI | Ahi Tafsir
Perjanjian Hudaibiyah (reaksi Umar bin Khotob)
Berperang Atau Menerima Perjanjian Damai?
Bagi di luar NU, untuk negara Indonesia dirubah dengan sistem Syariat Islam akan berani membela mati-matian, meski setelah itu akan berlanjut perang dan disintegrasi bangsa, bahkan mungkin perang saudara seperti yang terjadi di Timur Tengah. Namun bagi NU akan memilih opsi perjanjian damai, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, meski diprotes oleh Sayidina Umar bin Khattab:
Maslahat atau nilai plus yang dipilih oleh Rasulullah dalam perjanjian damai ini adalah sebagai berikut, seperti yang disampaikan oleh Imam an-Nawawi:
Dengan demikian, 4 Pilar kebangsaan yang telah dinyatakan final oleh NU sebagai langkah wujudnya perdamaian di Indonesia baik antar pulau, suku dan agama, telah sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Saw. Namun bagi aliran yang berseberangan dengan NU, yang sebenarnya mereka belum merasakan derita jika suatu negara telah terjadi perang agama atau perang saudara tidak akan bisa pulih dalam waktu cepat, dan mereka belum tahu mahalnya sebuah kedamaian, maka mereka pun akan tetap maju menyuarakan harapannya. Disinilah mereka akan berhadapan dengan NU.
(Bersambung)
Oleh: Ustadz Muhammad Ma’ruf Khozin (Wakil Katib Syuriah PCNU Surabaya/ Mantan Ketua LBM NU Surabaya)
Berperang Atau Menerima Perjanjian Damai? was last modified: April 16th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Diposkan oleh Prabu Agung Alfayed di 19.14
Bagi di luar NU, untuk negara Indonesia dirubah dengan sistem Syariat Islam akan berani membela mati-matian, meski setelah itu akan berlanjut perang dan disintegrasi bangsa, bahkan mungkin perang saudara seperti yang terjadi di Timur Tengah. Namun bagi NU akan memilih opsi perjanjian damai, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, meski diprotes oleh Sayidina Umar bin Khattab:
عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ كُنَّا بِصِفِّينَ فَقَالَ رَجُلٌ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُدْعَوْنَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ . فَقَالَ عَلِىٌّ نَعَمْ . فَقَالَ سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ اتَّهِمُوا أَنْفُسَكُمْ فَلَقَدْ رَأَيْتُنَا يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ – يَعْنِى الصُّلْحَ الَّذِى كَانَ بَيْنَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَالْمُشْرِكِينَ – وَلَوْ نَرَى قِتَالاً لَقَاتَلْنَا ، فَجَاءَ عُمَرُ فَقَالَ أَلَسْنَا عَلَى الْحَقِّ وَهُمْ عَلَى الْبَاطِلِ أَلَيْسَ قَتْلاَنَا فِى الْجَنَّةِ وَقَتْلاَهُمْ فِى النَّارِ قَالَ « بَلَى » . قَالَ فَفِيمَ أُعْطِى الدَّنِيَّةَ فِى دِينِنَا ، وَنَرْجِعُ وَلَمَّا يَحْكُمِ اللَّهُ بَيْنَنَا . فَقَالَ « يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِنِّى رَسُولُ اللَّهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِى اللَّهُ أَبَدًا » . فَرَجَعَ مُتَغَيِّظًا ، فَلَمْ يَصْبِرْ حَتَّى جَاءَ أَبَا بَكْرٍ فَقَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ أَلَسْنَا عَلَى الْحَقِّ وَهُمْ عَلَى الْبَاطِلِ قَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَلَنْ يُضَيِّعَهُ اللَّهُ أَبَدًا . فَنَزَلَتْ سُورَةُ الْفَتْحِ (رواه البخارى)
Diriwayatkan dari Abu Wail, ia berkata: “Kami berada dalam Shiffin, ada seseorang berkata: Apakah kamu melihat orang-orang yang diajak kembali ke al-Quran. Lalu Ali menjawab: Ya”. Sahal bin Hunaif berkata: “Berprasangkalah pada diri kalian. Sungguh saya melihat diri kami dalam perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh Nabi Saw dan orang musyrikin. Jika kami berpendapat perang maka kami akan berperang. Kemudian Umar berkata: Bukankah kita berada diatas kebenaran dan mereka di jalan yang salah? Bukankah orang yang terbunuh diantara kami ada di surga dan yang terbunuh dari mereka ada di neraka? Nabi menjawab: “Ya”. Umar berkata: “Dimanakah saya meletakkan kehinaan dalam agama kita? Dan kita kembali sebelum Allah memberi keputusan diantara kita”. Nabi Saw bersabda: “Wahai putra Khattab. Saya adalah utusan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan saya selamanya”. Umar lalu kembali dengan amarah dan tidak bisa sabar hingga ia datang kepada Abu Bakar, Umar berkata: “Wahai Abu Bakar, Bukankah kita berada diatas kebenaran dan mereka di jalan yang salah?” Abu Bakar berkata: “Wahai putra Khattab. Muhammad adalah utusan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan Muhammad selamanya”. Maka turunlah surat al-Fath” (HR al-Bukhari)Maslahat atau nilai plus yang dipilih oleh Rasulullah dalam perjanjian damai ini adalah sebagai berikut, seperti yang disampaikan oleh Imam an-Nawawi:
قَالَ الْعُلَمَاء : وَالْمَصْلَحَة الْمُتَرَتِّبَة عَلَى إِتْمَام هَذَا الصُّلْح مَا ظَهَرَ مِنْ ثَمَرَاته الْبَاهِرَة ، وَفَوَائِده الْمُتَظَاهِرَة ، الَّتِي كَانَتْ عَاقِبَتهَا فَتْح مَكَّة ، وَإِسْلَام أَهْلهَا كُلّهَا ، وَدُخُول النَّاس فِي دِين اللَّه أَفْوَاجًا ؛ وَذَلِكَ أَنَّهُمْ قَبْل الصُّلْح لَمْ يَكُونُوا يَخْتَلِطُونَ بِالْمُسْلِمِينَ ، وَلَا تَتَظَاهَر عِنْدهمْ أُمُور النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هِيَ ، وَلَا يَحِلُّونَ بِمَنْ يُعْلِمهُمْ بِهَا مُفَصَّلَة ، فَلَمَّا حَصَلَ صُلْح الْحُدَيْبِيَة اِخْتَلَطُوا بِالْمُسْلِمِينَ ، وَجَاءُوا إِلَى الْمَدِينَة ، وَذَهَبَ الْمُسْلِمُونَ إِلَى مَكَّة ، وَحَلُّوا بِأَهْلِهِمْ وَأَصْدِقَائِهِمْ وَغَيْرهمْ مِمَّنْ يَسْتَنْصِحُونَهُ ، وَسَمِعُوا مِنْهُمْ أَحْوَال النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُفَصَّله بِجُزْئِيَّاتِهَا ، وَمُعْجِزَاته الظَّاهِرَة ، وَأَعْلَام نُبُوَّته الْمُتَظَاهِرَة ، وَحُسْن سِيرَته ، وَجَمِيل طَرِيقَته ، وَعَايَنُوا بِأَنْفُسِهِمْ كَثِيرًا مِنْ ذَلِكَ ، فَمَا زَلَّتْ نُفُوسهمْ إِلَى الْإِيمَان حَتَّى بَادَرَ خَلْق مِنْهُمْ إِلَى الْإِسْلَام قَبْل فَتْح مَكَّة فَأَسْلَمُوا بَيْن صُلْح الْحُدَيْبِيَة وَفَتْح مَكَّة ، وَازْدَادَ الْآخَرُونَ مَيْلًا إِلَى الْإِسْلَام ، فَلَمَّا كَانَ يَوْم الْفَتْح أَسْلَمُوا كُلّهمْ لِمَا كَانَ قَدْ تَمَهَّدَ لَهُمْ مِنْ الْمَيْل ، وَكَانَتْ الْعَرَب مِنْ غَيْر قُرَيْش فِي الْبَوَادِي يَنْتَظِرُونَ بِإِسْلَامِهِمْ إِسْلَام قُرَيْش ، فَلَمَّا أَسْلَمَتْ قُرَيْش أَسْلَمَتْ الْعَرَب فِي الْبَوَادِي . قَالَ تَعَالَى : إِذَا جَاءَ نَصْر اللَّه وَالْفَتْح وَرَأَيْت النَّاس يَدْخُلُونَ فِي دِين اللَّه أَفْوَاجًا (شرح النووي على مسلم – ج 6 / ص 241)
“Ulama berkata: Maslahat yang timbul atas perjanjian damai ini adalah sesuatu yang tampak dari buahnya yang indah dan manfaat yang nyata, yang berujung pada penaklukan kota Makkah, dan semua penduduknya memeluk Islam dan orang-orang masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong. Sebab sebelum terjadinya perjanjian damai para penduduk Makkah tidak pernah berkumpul dengan umat Islam dan tidak tampak kepada mereka perilaku-perilaku Nabi Saw yang nyata, serta tidak ada yang menjelaskan kepada mereka secara terperinci. Ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, mereka berbaur dengan umat Islam, mereka datang ke Madinah dan umat Islam berkunjung ke Makkah. Mereka berkumpul bersama keluarga, kawan dan lainnya. Mereka mendengar dari para sahabat tentang perilaku Nabi secara mendetail, mukjizat yang nyata, tanda kenabian yang jelas, kepribadian yang bagus, perilaku yang indah dan mereka sering menyaksikan secara langsung. Maka hati mereka mulai condong pada iman hingga banyak dari mereka bergegas dalam Islam sebelum penaklukan kota Makkah. Maka mereka telah masuk Islam antara perjanjian damai Hudaibiyah dan penaklukan Makkah. Orang yang lain pun bertambah condong ke dalam Islam. Ketika hari penaklukan kota Makkah, maka mereka telah masuk Islam semua, sebab mereka telah memiliki bekal terhadap Islam. Sementara orang Arab yang di pedalaman selain Quraisy, mereka masih menunggu orang Quraisy masuk Islam. Dan ketika orang Quraisy masuk Islam maka orang-orang Arab pedalaman masuk Islam. Allah berfirman: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong” (Syarah Muslim, Imam Nawawi 6/241)Dengan demikian, 4 Pilar kebangsaan yang telah dinyatakan final oleh NU sebagai langkah wujudnya perdamaian di Indonesia baik antar pulau, suku dan agama, telah sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Saw. Namun bagi aliran yang berseberangan dengan NU, yang sebenarnya mereka belum merasakan derita jika suatu negara telah terjadi perang agama atau perang saudara tidak akan bisa pulih dalam waktu cepat, dan mereka belum tahu mahalnya sebuah kedamaian, maka mereka pun akan tetap maju menyuarakan harapannya. Disinilah mereka akan berhadapan dengan NU.
(Bersambung)
Oleh: Ustadz Muhammad Ma’ruf Khozin (Wakil Katib Syuriah PCNU Surabaya/ Mantan Ketua LBM NU Surabaya)
Berperang Atau Menerima Perjanjian Damai? was last modified: April 16th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Diposkan oleh Prabu Agung Alfayed di 19.14
Sejarah nabi judul
5 hasil (0,26 detik)
Hasil Telusur
Kelengkapan Tarikh Ed.Istimewa Jilid 2
https://books.google.co.id/books?isbn... - Terjemahkan laman iniKelengkapan Tarikh Ed.Istimewa Jilid 3
https://books.google.co.id/books?isbn=9795617168Kelengkapan Tarikh Ed.Istimewa Jilid 6
https://books.google.co.id/books?isbn=9795617192Kelengkapan Tarikh Ed.Istimewa Jilid 1
https://books.google.co.id/books?isbn=9795617141Kelengkapan Tarikh Ed.Istimewa Jilid 5
https://books.google.co.id/books?isbn=9795617184
Isi
1 | |
8 | |
15 | |
23 | |
34 | |
40 | |
46 | |
59 | |
235 | |
241 | |
247 | |
253 | |
260 | |
266 | |
272 | |
280 | |
66 | |
72 | |
79 | |
85 | |
99 | |
105 | |
112 | |
118 | |
125 | |
132 | |
141 | |
147 | |
155 | |
164 | |
171 | |
178 | |
185 | |
191 | |
199 | |
206 | |
213 | |
229 | |
286 | |
293 | |
300 | |
335 | |
343 | |
E Nabi Muhammad saw Menentukan Sikap
| 350 |
391 | |
397 | |
404 | |
410 | |
419 | |
433 | |
440 | |
449 | |
N Keadaan Nabi Muhammad saw dan Kaum Muslimin Selama
| 458 |
479 | |
485 | |
N Tentara Romawi Menghentikan Pertempuran
| 493 |
R Tentara Islam Dikirim ke Kabilah Juhainah
| 501 |
PERANG FATHU MAKKAH
| 507 |
BekasBekas Keberhalaan Dihancurkan dan Pemerintahan
| 562 |